FYI.

This story is over 5 years old.

Kehormatan DPR

Semua Omongan DPR yang Membuat Kita Pesimistis Video Porno Mirip Aryo Akan Diusut Tuntas

Ada banyak kisah beredarnya video porno di Indonesia, tapi ujungnya selalu berbeda-beda.
Ilustrasi oleh Firman Dicho. Gambar dicuplik dari YouTube

Di Indonesia kisah-kisah video porno yang melibatkan figur publik punya akhir cerita yang berbeda-beda, tapi kita sesungguhnya tak akan pernah tahu kenapa yang satu bisa berujung begitu, sementara yang lain begini. Ada yang berujung penjara, ada juga yang menguap entah ke mana. Kenapa bisa begitu? Walahualam, tak ada yang punya jawaban pasti.

Musisi Nazriel Irham misalnya, yang video pribadinya dibocorkan oleh rekannya terpaksa berakhir di jeruji penjara selama dua tahun setelah adegan cinta-cintaan yang ia rekam tersebar di internet. Nah kebetulan di bulan Ramadan ini, kasus konten video yang disebut mirip Aryo Djojohadikusumo, ponakan Prabowo Subianto yang juga anggota DPR dari fraksi Gerindra, mencuat kembali.

Iklan

Tiba-tiba saja, entah dari mana sumbernya, video porno mirip Aryo beredar di dunia maya. Video berdurasi kurang dari 3 menit tersebut menampilkan adegan threesome yang dilakukan orang mirip Aryo dengan dua perempuan. Video ini seolah melengkapi serial foto porno mirip Aryo yang beredar tepat Mei tahun lalu, yang kelanjutan kasusnya menguap begitu saja setelah yang bersangkutan menyangkal keaslian foto itu.

Ada banyak alasan yang membuat kita berpikir bahwa kasus video mirip Aryo tidak akan segera diselidiki. Beberapa penyebabnya dilontarkan oleh kawan-kawan sejawat Aryo di DPR. Ini nih beberapa alasan ngehe yang disampaikan elit-elit politik yang bikin kita makin curiga kalau kasus dugaan video porno mirip Aryo enggak bakal diinvesigasi dalam waktu dekat.

Ogah Lihat Konten Porno di Bulan Puasa

Ketua Mahkamah Kehormatan DPR, Sufmi Dasco Ahmad mengaku enggan mengecek konten video porno yang diduga anggota DPR Aryo Dj ketika sedang berpuasa. Dasco mengatakan akan membicarakan kasus ini dalam rapat internal MKD. Jadi, video ini hanya bisa diinvestigasi di luar jam kerja sejak matahari terbenam hingga matahari terbit nih?

“Tadi pagi ada yang kirim cuma sekarang saya lagi puasa saya belum berani buka, mungkin nanti malam saya akan coba lihat dan pelajari,” ujar Dasco seperti dikutip dari rakyat merdeka Senin lalu. “Ini akan dibicarakan dalam rapat MKD, kita akan bahas di internal. Ini kan ada dugaan apakah itu benar dirinya, secara kode etik MKD itu kalau ada anggota yang terbukti melanggar kode etik, sejauh mana pelanggaran kode etik itu,”

Iklan

Akan Diproses Abis Lebaran

Di Indonesia, istilah habis dzuhur, habis magrib, atau keterangan waktu yang merujuk jam yang nggak jelas kepastiannya populer banget. Makin karet definisi waktunya, makin sering dipakai. Sama nih kayak “habis lebaran” yang jadi referensi waktu karet paling populer. Kasus tersebarnya video porno yang diduga mirip Aryo ini juga kayaknya baru bakal ditangani sehabis lebaran, setidaknya itulah yang disampaikan Ketua Mahkamah kehormatan Dewan DPR, Sufmi Dasco Ahmad. Konon, kalau investigasi video porno bisa mengganggu puasa. Enggak ada yang tahu tanggal pastinya, yang jelas ya habis lebaran (Tiati Indonesia keburu bubar, 2030 juga abis lebaran ini kok).

"Perkaranya kan perkara yang menyangkut bisa mengganggu puasa. Jadi kita sepakat, setelah Lebaran, kita akan tindak lanjuti dengan atau tanpa laporan," ujar Dasco kepada Detik. "Verifikasi itu termasuk banyak hal. Kita melihat kemiripan, termasuk minta keterangan terduga disangkakan mirip… Kita akan mempercepat proses setelah Lebaran karena ini menyangkut kasus bisa mengganggu ibadah puasa," jelas Dasco.

Roy "Pakar Telematika" Suryo pun Enggan Komentar

“’Pakar telematika’ is his middle name”. Itu yang tiap kali banyak orang pikirkan soal Roy Suryo. Tiap kali muncul video porno dari publik figur, Roy Suryo tidak pernah absen dimintai keterangan soal keaslian konten tersebut. Roy Suryo pun seringkali memberikan judgement-nya dan sepertnya tidak keberatan dengan sebutan “pakar telematika” yang selama ini nyangkut di namanya. Ya setidaknya itulah yang terjadi sebelum banyaknya Forum Akademisi IT mempertanyakan “keahlian Roy Suryo”.

Namun, dalam kasus Aryo kali ini, sepertinya Roy Suryo enggan bersuara dan memberi keterangan soal keaslian video tersebut. Entah karena Roy sudah enggan dan ragu pada dirinya yang selama ini disebut pakar telematika atau memang… ya enggak mau saja.

Iklan

"Saya sarankan kepada MKD untuk mengambil pakar telematika lainnya dulu dalam kasus ini," kata Roy kepada wartawan, Senin (28/5/2018) seperti dikutip media lokal. "Secara profesional, saya tentu saja tidak keberatan. Namun dalam kasus ini, saya adalah termasuk salah satu anggota DPR juga, dan (kemungkinan) yang akan diperiksa adalah nama-nama yang disebut juga merupakan anggota DPR," kata Roy sebagaimana dikutip Detik.

Kasusnya Cuma Daur Ulang

Bagi Ketua DPP Gerindra, enggak penting udah nonton videonya atau belum. Yang lebih penting adalah menyangkal kader partainya ada kaitannya dengan video itu.

"Saya sudah banyak baca ya… dimintai keterangan oleh beberapa wartawan juga. Ini kan isu daur ulang ya, yang pernah kalau nggak salah pernah bulan April tahun 2017," kata Habiburokhman 27 Mei 2018 kepada Detik mengacu pada beredarnya foto lelaki dan perempuan tanpa busana yang juga sempat disebut “mirip” Aryo.

DPR Gandeng Polisi Cari Kedua Perempuan di Video

Kita perlu ekstra cermat dalam menghadapi DPR yang paling ngerti cara hukum di Indonesia ini bekerja. Ya gimana enggak, kan semua Undang-undang yang mengatur kehidupan kita sekarang dibikin oleh bapak-ibu anggota dewan yang terhormat.

Pasal 245 Undang-undang MD3 yang sekarang sedang digugat di Mahkamah Konstitusi, menyebut anggota dewan yang tersangkut kasus pidana hanya bisa diperiksa jika sudah mendapat persetujuan tertulis dari Presiden dan dapat pertimbangan dari anggota Mahkamah Kehormatan Dewan.

Masalahnya, skenario yang kemungkinan besar terjadi begini: Aryo Djojohadikusumo akan menyangkal dialah laki-laki di video itu, sehingga MKD tak akan memberi pertimbangan kepada Presiden. Ujung-ujungnya, Aryo tak bisa diperiksa oleh kepolisian untuk membuktikan kesahihan video porno yang mencoreng keharuman namanya.

Tapi pada saat yang sama, Mahkamah Kehormata DPR berencana menggandeng polisi untuk mencari dua perempuan yang ada di dalam video. "Kita kan nggak bisa cari (dua perempuan itu). Kita mungkin minta bantuan penegak hukum. Kita kan ada MoU dengan penegak hukum," kata Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad seperti dikutip Detik.

Pertanyaan yang muncul di benak kita semua, kenapa harus repot-repot begitu? Kenapa enggak sorongin aja Aryo sekalian ke kepolisian, biarkan dia sendiri yang membantah atau membuktikan dia tak bersalah di hadapan aparat. Kenapa malah minta polisi cari dua perempuan itu ketimbang meminta polisi memeriksa Aryo?

Yah, tapi namanya juga DPR. Yah begitulah, tahu sama tahu saja kenapa bisa begitu jadinya.