FYI.

This story is over 5 years old.

Sains

Inilah Daftar Penemuan Ilmiah Terbesar Sepanjang 2017

Daftar ini kami susun berdasarkan penjelasan dua anggota Royal Society, lembaga ilmu pengetahuan yang sangat dihormati di dunia. Sudah pasti enggak sotoy deh.
Teknologi rekayasa genome. Foto ilustrasi oleh Viacheslav Iakobchuk / Alamy Stock Photo

Royal Society didirikan di Inggris pada 1660. Sampai sekarang, setelah bertahan berabad-abad, lembaga ilmu pengetahuan ini mendaku sebagai “perguruan tinggi terbaik” buat para fisikawan dan dokter. Selama 400 tahun lembaga ini telah menerima lebih dari 8.000 anggota, di antaranya nama-nama besar seperti Isaac Newton, Charles Darwin, Albert Einstein, Stephen Hawking, hingga Jocelyn Bell Burnell. Tokoh-tokoh legendaris tersebut telah membantu Society meningkatkan pengetahuan manusia mengenai Bumi dan semesta. Kayaknya, sih, orang biasa kayak kita-kita belum cukup memberikan “kontribusi substansial pada perbaikan ilmu pengetahuan alam." Deksripsi tadi merupakan syarat mendaftar supaya diterima Royal Society. Itulah mengapa, saat disuruh editor menulis apa saja perkembangan ilmiah terbesar selama 2017, saya menelepon dua anggota paling brilian di Royal Society saat ini. Daripada sotoy, kan? Sir John Skehel adalah pakar biologi molekular yang diberi gelar bangsawan pada 1996 atas temuannya mengenai influenza. Sedangkan Alex Halliday adalah Profesor bidang geokimia di Universitas Oxford yang fokus mempelajari perkembangan awal tata surya. Wawancara kami telah diedit supaya lebih ringkas dan enak dibaca.

Iklan

SIR JOHN SKEHEL

VICE: Halo John, menurutmu apa sih terobosan ilmiah terbesar setahun belakangan?
Sir John Skehel: Rekayasa genom sering masuk media massa karena sekarang memungkinkan untuk memanipulasi genom [peta DNA dalam tubuh seseorang] dalam sel dengan lebih sederhana. Itu karena pekerjaan sistem khusus bernama CRISPR/Cas9. Rekayasa genom bisa membantu ilmuwan dalam hal apa?
Secara kasar, CAS9 adalah sebuah enzim yang saat diasosiasikan dengan yang manusia sebut panduan RNA, dapat membantu kami memasukkan serangkaian DNA baru ke dalam genom. Hal ini dapat memungkinkan kami merobohkan gen tertentu dalam sebuah sel, atau memasukkan gen tertentu, atau mengoreksi mutasi gen yang ingin diperbaiki. Jadi, bisakah kamu secara efektif “memotong” DNA yang menyebabkan penyakit turunan pada manusia? Atau bahkan merancang embrio sesuai dengan spesifikasi DNA tertentu?
Potensi ke arah sana tentu ada.

Pasti hal itu menimbulkan banyak pertanyaan mengenai sisi etisnya.
Tentunya. Ilmuan biologi di dunia telah berkumpul untuk mencoba mencapai kesepakatan soal kapan teknik-teknik tersebut bisa digunakan untuk memodifikasi hewan, manusia, dan makhluk hidup lainnya. Perlu ada peraturan mengenai etika, dan soal kapan serta bagaimana temuan itu sebaiknya dilaporkan. Dan apakah teknik tersebut sebaiknya tidak usah dilakukan sama sekali. Ini adalah dampak ilmu biologi yang memiliki potensi besar untuk diaplikasikan di berbagai bidang. Bagaimana teknik tersebut bisa digunakan pada hewan?
Contohnya, kita bisa membayangkan teknik tersebut digunakan untuk memanipulasi DNA nyamuk. Hal ini mungkin menarik untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu, seperti Malaria. Selain itu kita bisa, misalnya, mengontruksi hewan-hewan yang memiliki karakteristik fisik tertentu. Temuan ini sangat menarik untuk industri daging. [Peneliti di Amerika telah mulai mengembangbiakkan sapi tanpa tanduk.] Kedua isu ini penuh dengan pertimbangan etis.

Iklan

Berapa lama sampai akhirnya mereka bisa mencapai kesepakatan mengenai sisi etis teknologi ini?
Sudah ada keinginan [menggunakan] teknik tersebut di kalangan ilmuan, jadi saya rasa dalam lima tahun mereka bisa mencapai kesepakatan internasional. Baiklah. Terima kasih atas jawabannya John!

ALEX HALLIDAY

VICE: Halo, Alex. Menurutmu apa, sih, perkembangan terbesar fisika tahun ini?
Alex Halliday: Dalam astrofisika, terobosan terbesar tahun ini adalah rekaman gelombang gravitasi yang memancar dari bentrokan dua bintang nutron. Para peneliti dapat melihat hasil yang tampak dari tabrakan tersebut, dan objek yang luar biasa besar yang terbentuk. Itu artinya gimana, sih? Coba jelasin buat orang awam.
Jadi, itu bukan sekadar pengamatan gelombang gravitasi, tapi hal itu juga menggabungkan beberapa elemen penting astrofisika atau bahkan geokimia: bagaimana elemen-elemen tersebut terbentuk, seperti dari mana asal mula emas. Ini adalah cara penting untuk memandang proses-proses di semesta. Apakah hal ini berdampak pada cara orang-orang memikirkan soal pembentukan semesta?
Salah satu keterbatasan manusia saat mencoba mengamati pembentukan semesta adalah, temperatur pada awalnya sangat tinggi sehingga semesta pada awalnya sebuah plasma; pada lingkungan seperti itu, tidak ada cahaya yang bisa lolos. Jadi, temperatur perlu turun—yang mana membutuhkan 380,000 tahun. Gelombang gravitasi tidak dipengaruhi keberadaan plasma tersebut. Dengan kata lain, gelombang gravitasi dari Big Bang dan proses-proses paling awal dapat lolos. Kita bisa memelajarinya, dan hal ini dapat membantu kita memahami apa yang terjadi selama tahun-tahun pertama semesta terbentuk.

Ilustrasi big bang. sumber: geralt / Pixabay, via

Iklan

Wah, kedengarannya seru ya. Ada lagi, gak?
Dari bidang berbeda, sih, tapi ada data signifikan yang terungkap bahwa “hiatus perubahaan iklim” [periode di antara 1998 hingga 2012, di mana terdapat anggapan bahwa tempratur tidak meningkat sedrastis sebelumnya] tidak terjadi. Data yang dirilis pada musim panas menyimpulkan bahwa, selain pelambanan terlokalisasi, temperatur terus meningkat seperti sebelumnya. Konsep hiatus itu muncul dari mana?
Banyak teori hiatus berlandaskan pada sebuah dampak di Pusat Pasifik [lebih tinggi dari kecepatan angin rata-rata di atas Pasifik menyebabkan panas tekanan panas terkunci di bawah permukaan ari di mana pengumpulan data dilakukan, sehingga hasil menunjukkan temperatur lebih dingin]. Selain itu, sulit sekali membangun stasiun pengawasan di Arktik dan Antartika—yang kita tahu memanas dengan cepat. Kita kini melakukan hal itu, dan semoga datanya jadi lebih sesuai dan bisa memerbaiki proyeksi di awal. Lagipula, akan selalu ada variasi lokal.


Ini enggak ilmiah sama sekali sih, tapi tampaknya popularitas ide anti-sains sepanjang 2017 patut kalian tonton dalam dokumenter VICE berikut:

Eh, mungkin dengan temuan ini, kita bisa meyakinkan orang-orang yang suka kalau perubahan iklim cuma hoax ya?
Saya rasa orang-orang yang membantah perubahan iklim global tak berpikir dengan landasan ilmiah, tapi ya, barangkali itu langkah yang penting. Selalu ada skeptisisme seputar perubahan iklim karena orang-orang yang punya ketertarikan mendalam tidak ingin dibatasi. Jadi mereka harus berhati-hati dan jujur dalam prosesnya, tapi ya penting untuk menunjukkan bahwa hiatus telah jauh berakhir. Kamu frustrasi gak sih, melihat masih ada orang yang menyangkal perubahan iklim?
Ada sekurang-kurangnya 80 persen kemungkinan bahwa perubahan iklim nyata. Lebih dari 90 persen, sebenarnya, sih. Ada bahaya karena ilmuan cenderung waspada jadi mereka tidak dituduh menakut-nakuti publik. Namun konsekuensi ekonomi, sosial, dan kemanusiaan dari perubahan iklim akan menjadi lebih parah dari yang orang-orang prediksi. Saya rasa kita bisa berusaha lebih keras untuk mengabaikan orang-orang itu. Toh diskusinya tidak saintifik. Oke. Makasih banyak Alex.