kesehatan

Begini Rasanya Mendengar Kabar Ibumu Mengidap Kanker Lewat Chat

Aku mudah cemas dan suka memikirkan yang enggak-enggak. Sejak menerima chat dari kakak, aku takut ada kabar buruk lain yang akan kuterima.
Nana Baah
London, GB
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Isi SMS yang menyebutkan ibu penulis ada di rumah sakit
Latar belakang via Pixabay, Tangkapan layar oleh staf VICE.  

Dalam kolom ‘ Chat yang Mengubah Hidupku’, penulis mengenang pesan mengguncang hidup yang mereka terima melalui DM, email kantor, atau Facebook.


Aku memutuskan untuk serius kuliah setelah memasuki tahun kedua. Tapi, aku sudah telat masuk di hari pertama. Aku buru-buru naik tangga dari lobi menuju kelas media, dan berhenti sebentar di bagian paling atas untuk menurunkan rok mini yang terangkat. Di situ, aku melihat dua panggilan tak terjawab dari kakak di hp. “Ada apa?” bunyi chatku.

Iklan

Dia langsung membalas, “Ibu di rumah sakit.”

*

Sejak kecil, aku memiliki semacam ketakutan yang tak masuk akal. Aku khawatir ada sepasang tangan yang menarikku ke saluran air kalau telat mandi. Aku takut boneka Barbie koleksiku bisa hidup saat aku meninggalkan kamar, dan merencanakan balas dendam karena aku memotong rambut mereka acak-acakan.

Orang tua meninggal adalah ketakutan terbesarku. Setiap dini hari, aku sering pura-pura ke kamar mandi cuma untuk pergi ke kamar ayah ibu dan memastikan mereka masih bergerak. Kebiasaanku ini enggak membantu. Aku masih suka khawatir. Satu-satunya hal yang berhasil bikin tenang yaitu suara ibu yang membangunkanku di pagi hari. “Ayo bangun, udah siang!” Kalau ibu bisa secerewet ini di pagi hari, sudah pasti kematian itu masih jauh sekali.

Kekhawatiran ini entah muncul dari mana. Aku enggak pernah ditinggal orang terdekat untuk selama-selamanya, selain ikan emas Sean Paul yang aku pelihara sejak masih 11 tahun. Sean Paul satu-satunya hewan peliharaanku.

*

Ketakutan akan orang tua meninggal bangkit kembali ketika aku berdiri di atas tangga kampus. Bukannya menjawab telepon kakak, aku langsung berlari menuruni tangga. Aku enggak jadi masuk kelas, menjadikannya satu dari banyak mata kuliah lain yang aku lewatkan tahun itu. Aku berlari kencang membelah jalanan London. Sesampainya di rumah sakit, aku diberi tahu kalau ibu mengidap kanker payudara kiri stadium 4. Penyakitnya harus segera ditangani.

Iklan

Dua minggu sebelumnya, aku memaksa ibu libur kerja untuk mengecek kesehatan yang biasa dijalani perempuan berusia di atas 50. Ibu tipe orang yang akan melakukan apapun supaya pekerjaannya enggak terbengkalai (beda banget sama diriku). Sejak cuti hamil 24 tahun lalu, ibu cuma libur kerja untuk melayat orang meninggal atau saat anak-anaknya sakit. Ibu enggak pernah cuti untuk dirinya sendiri. Tapi ketika hasil pemeriksaan menunjukkan gumpalan besar di antara jaringan payudara sehatnya, ibu harus meninggalkan pekerjaan hampir setahun untuk menjalani operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Kehidupan kami berubah drastis.

Ibu melahirkanku di usia 40, yang berarti dia adalah ibu tertua dari kalangan orang tua teman-temanku. Meskipun begitu, dia memastikan enggak ketinggalan berita dari para ibu lainnya. Ketika menginjak 50 tahun, ibu mulai merawat kakaknya yang sakit-sakitan. Ibu juga sibuk mengurus cucu laki-laki. Sejak kemoterapi, wajah ibu semakin menua dan dia enggak lagi kuat menggendong cucunya.

Ketakutanku masih ada. Sebelum memulai kemoterapi lanjutan, ibu menyuruhku merombak dapur. Dia bilang rumahnya akan menjadi milik anak-anaknya sebentar lagi.

Rasanya aneh memikirkan suatu saat nanti orang tua akan meninggalkan kita. Semuanya menjadi lebih aneh ketika kalian mengetahui kondisi terbaru ibu dari grup chat WhatsApp. Grup chat adalah satu-satunya cara mengetahui kabar ibu karena aku dan saudara-saudaraku sibuk. Ada yang sibuk mengurus anak, kerja di kota atau negara lain, atau jadwalnya berbeda. Dari grup chat, kami tahu saat jari-jari ibu mati rasa akibat efek kemoterapi atau jadwal operasi selanjutnya. Kami semua mengetahuinya pada waktu bersamaan, tak peduli di mana kami berada. Sekarang, setiap ada notifikasi masuk di HP, aku takut ada kabar buruk lain seperti yang kuterima di tangga kampus dulu.

Atau ternyata cuma chat ibu yang menanyakan password Netflix.

@nanasbaah

Artikel ini pertama kali tayang di VICE UK.