Startup of the Week

Ide Startup Nyeleneh: Memasok Sepatu Sneakers Khusus buat Bos-Bos Startup

Di tengah persaingan ketat, K-Swiss berusaha bertahan dengan menargetkan orang-orang yang paling membutuhkan sepatu canggih ini.
Ashwin Rodrigues
Brooklyn, US
Ide Startup Nyeleneh: Memasok Sepatu Sneakers Khusus buat Bos-Bos Startup
Tangkapan layar: K-Swiss 

Berikut Deskripsi singkat ide bisnisnya:

K-Swiss adalah perusahaan sepatu tenis terkenal di Amerika. Mereka kini mengincar orang sibuk yang bekerja di kantor open space dengan koleksi The Startup-nya. Seperti namanya, “sepatu ini didesain khusus bagi para entrepreneur modern.”

Sepatunya tersedia dalam tiga pilihan: Vision, Icon, dan Court. Aku membayangkan sepatu Vision dipakai saat brainstorming, Icon saat mendesain logo startup, dan Court buat pergi ke pengadilan gara-gara mengeksploitasi pekerja. Sedangkan warnanya ada Ambition (hijau), Self-Belief (putih), Risk (hitam), Vision (cokelat), dan Ambition (abu-abu). Slogan “The Official Footwear for Entrepreneurs™” dan “Sneakers for CEOs™” terpampang di situs webnya kalau-kalau ada yang meragukan kegunaan sepatu ini.

Iklan

Dengan ritsleting, sepatu ini mudah dicopot. Sangat cocok buat para pengusaha aktif.

Penjualan sepatu di situs webnya pun langsung ke konsumen, sehingga lebih menghemat biaya.

“Tanpa ada perantara, kamu bisa lebih banyak berhemat,” bunyi situs webnya. $69 (Rp973 ribu) adalah “harga pas bagi semua yang sedang berjuang.”

Apa manfaatnya?

Semua akan tahu kamu entrepreneur hebat jika memakai sepatu Startup, meski sebenarnya kamu baru terjun ke dunia ini.

Kamu mungkin penasaran kenapa perusahaan sepatu tenis seperti K-Swiss memproduksi alas kaki buat non-atlet. Ini bukan hal aneh, terutama kalau kamu paham sejarah perusahaannya. Koleksi The Startup hanyalah langkah baru K-Swiss dalam bertahan di tengah persaingan yang ketat. Mereka berusaha mencari target pasar baru. Pada 1989, mantan presiden K-Swiss Steven Nichols memberi tahu Los Angeles Times mereka tak kunjung menemukan ciri khas untuk produknya.

Saat itu, K-Swiss menggunakan taktik “endorse artis murahan dan terkadang melenceng dari target.” Menurut LA Times, salah satu contohnya yaitu mendiang penulis dan komentator pertandingan tenis Bud Collins.

Di saat iklan Nike dibintangi LeBron James dan Serena Williams, K-Swiss malah menarik target di luar ranah olahraga. Produsen sepatu tenis itu tengah menawarkan koleksi eksklusif untuk YouTuber anak-anak Blippi, sepatu buat gamer, dan dua model untuk Gary Vaynerchuk alias Gary Vee. Dia adalah entrepreneur, vlogger dan CEO agensi periklanan.

Iklan

Apa kata orang?

“K Swiss baru saja mengeluarkan koleksi sepatu sneaker khusus pendiri founder tahun 2011.” - Alex Sharp, pendiri startup

“Koleksi The Startup K-Swiss sadar akan kebutuhan entrepreneur. Desain minimal, usaha maksimal. #TheStartup http://kswiss.com/thestartup (Disponsori oleh @KSWISS)” - @Entrepreneur

“Sepatu ‘The Startup’ cuma bisa dibeli di situs web K-Swiss.” - Business Insider

Dari mana K-Swiss menerima aliran dana?

Merek pakaian olahraga Cina Xtep International mengakuisisi induk perusahaan K-Swiss, E-Land Footwear USA Holdings Inc., sebesar $260 juta (Rp3,6 triliun) pada Mei 2019. Pada 2008, Reuters mengungkapkan produk Xtep International mirip seperti K-Swiss yang mementingkan sisi fesyen ketimbang kegunaannya sebagai pakaian olahraga.

Wajib dibeli?

Sepatu K-Swiss sebenarnya banyak yang bagus. Aku sendiri punya sepasang sepatu putih SI-18 yang pernah kupakai main paintball. Sepatunya kena percikan cat merah muda, membuat sepatunya kelihatan semakin keren.

Bagiku, menjual sepatu khusus entrepreneur sama saja kayak jual topi fedora buat orang-orang yang bisa bahasa Spanyol. Terlalu berlebihan dan tidak penting sama sekali.

Kalau kamu kepingin banget dikenal sebagai entrepreneur lewat alas kaki, sepatu K-Swiss satu-satunya pilihan untukmu. Saranku, sih, tidak usah beli sekalian kalau cuma buat pamer doang. Padahal, kamu bukan pendiri startup atau apalah itu. Jatuhnya jadi kayak beli baju band yang tidak pernah kamu dengarkan lagu-lagunya. Belum pernah DO dari Harvard untuk mendirikan perusahaan sendiri? Coba dipikirkan lagi sebelum beli sepatunya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US