Memahami Fenomena Maraknya Akun-Akun Ramalan Kehidupan Pribadi Bintang K-Pop
Ilustrasi oleh Lord Izzy 

FYI.

This story is over 5 years old.

Memahami Fenomena Maraknya Akun-Akun Ramalan Seputar Bintang K-Pop

Apa jadinya bila artis K-Pop tidak pernah memberitahu penggemar tentang kehidupan pribadinya? Fandom terpaksa mengandalkan ramalan dong...

Dari berbagai jenis dedikasi setiap penggemar K-Pop pada idolanya, terdapat dua sisi yang jarang dibahas. Pertama ada arus konten resmi dari manajemen boyband/girlband yang terdiri atas photoshoot, musik video, pertemuan penggemar, penampilan di acara TV, atau foto-foto idola saat sedang di bandara. Semua sisi aktivitas personel grup K-Pop tak mungkin luput dari sorotan kamera. Yang kedua: arus media ini, walaupun selalu tersedia, tidak akan memuat semua detail kegiatan sang idola—apalagi sampai merekam kehiupan sehari-harinya di rumah.

Iklan

Budaya industri pop di Korea Selatan amat membatasi info pribadi yang diterima penggemar tentang artis. Tujuannya demi melindungi privasi personel grup K-Pop.

Pembatasan konten pribadi di Korea bahkan jauh lebih ketat ketimbang artis-artis Barat. Adanya pembatasan info pribadi ini juga karena alasan strategis sih. Manajemen akan selalu menciptakan suasana antisipasi setiap saat menjelang rilisan album (BTS, contohnya, suka mendadak merilis album di tengah malam).

Pembatasan info pribadi membuat sebagian penggemar K-Pop memendam rasa penasaran. Ada yang membiarkan rasa penasaran itu berlalu, tapi sebagian tidak sanggup menahannya. Sehingga mereka melakukan hal-hal ekstrem, mulai dari membeli informasi pribadi idola mereka di internet, ada juga yang mengambil jalur supernatural: meramal pakai tarot dan cara gaib lainnya.

Itulah yang melahirkan tradisi "Akun Prediksi K-Pop". Akun medsos macam ini bermunculan sejak K-Pop populer di banyak negara pertengahan 2000-an. Akun ramalan bisa ditemui di segala platform, tapi paling populer di Twitter. Beberapa tahun belakangan, seni tebak-tebakan soal rahasia pribadi member boyband/girlband tambah canggih. Jumlah akun makin tak terhitung, dan mampu memperoleh ribuan follower dalam beberapa bulan saja.

Penggemar yang mengikuti akun macam ini berasal dari seluruh dunia. Tiap akun ramalan bakal mendukung berbagai macam grup K-Pop, tetapi moderator di balik setiap akun cenderung anonim. Pada profil mereka, selalu tampak variasi sebuah disclaimer "Boleh percaya boleh tidak". Foto profilnya selalu menampilkan sesuatu yang mistis. Misalnya bola kristal atau pohon tua.

Iklan

Di setiap twitnya, akun macam itu berusaha memprediksi berbagai perubahan yang bakal terjadi di dunia K-Pop. Mulai dari hal-hal kecil seperti perubahan gaya rambut salah satu idola, hingga comeback grup yang lama hiatus, atau status pacaran seorang idola.

Kendari misteri menyelubungi identitas orang yang menjalankan akun-akun ramalan K-Pop, tak bisa dipungkiri akun macam ini mempunyai banyak pengaruh terhadap fandom. Misalnya, akun @KPOP_predict18 sempat memposting sebuah twit yang samar, memohon kepada Aghase (nama yang diberikan kepada penggemar boyband GOT7) agar selalu mendukung semua personel. Akun ini mengklaim beberapa anggota akan mengalami gangguan emosional, terlihat dari aura mereka.

Merespons twit tersebut, GOT7 banjir dukungan dari 122 ribu follower yang dimiliki akun tersebut. Ada follower yang bertanya apa hal spesifik yang bisa dilakukan untuk membantu para personel, ada yang nge-tag akun-akun resmi GOT7 dalam twit. Bahkan anggota fandom-fandom lain pun ikut mendukung Aghase. Tentu ramalan macam ini ada reaksi negatifnya juga. Sejumlah follower merasa bingung dan panik karena prediksi ini, dan meminta keterangan lebih lanjut. Pengguna lain mencurigai klaim ramalan dari akun KPOP_Prediction18 sekadar cari sensasi.

Bagaimana cara prediksi tersebut dibuat? Tea, perempuan 19 tahun asal Amerika Serikat, mengelola akun ramalan @Kpop_Prophet, dengan 1.900 followers. Dia dengan senang hati menjelaskan metodenya. "Ramalan sudah dipraktikkan keluargaku sejak dulu, jadi aku menggunakan kombinasi 'perasaan' dan 'analisa'," katanya kepadaku. "Kadang aku juga mengalami visi. Terkadang aku menggunakan kartu tarot untuk meramal. Aku juga ingin belajar cara membaca daun teh."

Iklan

Akun-akun ini juga sering merayakan "prediksi yang terbukti sukses". Contohnya, ketika ada band benar-benar memenangkan penghargaan atau merilis video musik pertamanya. Aku bertanya kepada Tea bagaimana rasanya membuat prediksi yang sukses. "Rasanya sih tidak terkejut," ujarnya. "Karena aku sudah mempunyai perasaan atau melihat hal tertentu akan terjadi; kadang rasanya seakan-akan aku melewati sebagian dari sebuah film dan langsung melihat endingnya."

Metode Tea memang cenderung lebih tradisional, tetapi dia bukan satu-satunya akun ramalan yang menggunakan teknik macam itu. Sebagian kun-akun lain mengandalkan tebak-tebakan, perasaan, dan analisa berdasarkan sifat siklis industri K-pop. Banyak fans K-Pop terbiasa melihatnya.

Melihat linimasa akun ramalan, pasti kamu akan sadar bahwa sebagian besar prediksi berfokus pada rilisan baru, postingan Instagram, video musik, grup-grup baru, atau jadwal penampilan idola di TV. Dalam memprediksi hal-hal ini, kuncinya adalah memposting tweet dengan caption yang “aman” dan samar (“Pendatang baru akan memenangkan penghargaan untuk pertama kalinya”), walau kadang bisa muncul prediksi spesifik (“Suzy sedang berkencan”).

"Prediksinya muncul begitu saja di kepalaku," kata Janey, perempuan 15 tahun asal Argentina yang mendirikan akun @LilyPredictions sejak awal 2019. Jumlah followers mereka sudah mencapai 1.660. Belum terlalu banyak, tetapi terus bertambah. "Aku sering berpikir 'Grup ini udah lama enggak muncul, pasti bulan depan mereka merilis musik baru'. Pas feeling itu muncul, aku mencatatnya. Enggak ada metode spesifik."

Iklan

Dalam twit yang di-pin di akun twitternya, Janey tidak malu membahas grup-grup kesukaannya. Sebagai penggemar, siapapun jelas mempunyai preferensi tertentu. Wajar jika kita penasaran apakah orang-orang di balik akun prediksi pernah dipengaruhi perasaan pribadi mereka terhadap idola-idola tertentu. "Pastinya," kata Janey dengan jujur. "Beberapa hari yang lalu ada yang meminta aku bikin ranking boyband paling sukses pada 2019. Pastinya aku pengin menaruh grup-grup kesukaanku di peringkat paling atas, tapi itu kan enggak masuk akal."


Tonton dokumenter VICE soal boyband K-pop paling kontroversial karena personelnya tak ada yang orang Korea:


"Menurutku, sulit bagi peramal untuk tidak punya bias, karena kami semua pasti tidak mau menulis prediksi negatif tentang idola-idola pribadi, mesk kami harus bersikap ikhlas. Kami juga cenderung menulis prediksi penuh harapan kalau artis yang dibahas adalah idola pribadi. Kadang kami lupa bahwa prediksi tersebut mustahil terwujud." Tea mengamini bila memisahkan perasaan pribadinya dengan prediksi bukan hal yang mudah, karena prediksinya berdasarkan insting. Karenanya, dia berusaha keras memastikan persepsi positif dan negatif tidak mempengaruhi ramalannya.

Meskipun meramal kemenangan atau kesuksesan sebuah band itu seru, prediksi di Twitter sering jauh lebih personal. Menurut Janey, 80 persen prediksi yang diminta penggemar lewat DM-nya fokus pada status percintaan para idola. Dia berusaha menghindari topik itu. Namun, banyak akun secara terbuka mengungkapkan prediksi mereka mengenai preferensi seksual, status hubungan, dan orientasi seksual para idola. Ini sebabnya akun-akun ramalan menjadi kontroversial di fandom K-Pop dan cenderung menimbulkan perdebatan.

Iklan

Ketertarikan pada kehidupan cinta selebritas takkan pernah menghilang. Tetapi dalam konteks K-Pop, ketertarikan ini menjadi mistis, terutama ketika info hubungan pribadi para idola menjadi hal yang tabu. Status jomblo idola K-Pop itu, saking pentingnya, bisa mempengaruhi kontrak member boyband/girlband. Kontrak HyunA dan E’Dawn dengan Cube Entertainment dibatalkan karena mereka sengajamengungkapkan hubungan romantis mereka kepada penggemar. Tabloid Korea Dispatch pernah mengungkap satu pasangan idola per tahun, yang tidak ditanggapi para penggemar dengan positif. Oleh karena itu, kehidupan cinta para idola menjadi sumber perdebatan yang tak habis-habis

Kay* dan Bea*, dua perempuan asal Hungaria berusia 20-an, mengelola akun parodi “K-Pop predictions 2019”, yang memiliki lebih dari 10.000 follower. Prediksi mereka sebenarnya cuma bercanda, dan berisi pernyataan-pernyataan tanpa konteks (misalnya, Vernon dari grup SEVENTEEN “akhirnya mengaku bahwa fungsi ginjal itu HAM, bukan hak istimewa”) dan recehan tentang prediksi-prediksi yang dibuat akun-akun “serius” (contohnya, “Seorang idola akan berbicara dalam bahasa Korea tahun ini”).

Meskipun twit-twit tersebut hanya bercanda, K-Pop Predictions 2019 juga sering menerima pertanyaan-pertanyaan serius tentang seksualitas dan status hubungan para idola. "Ada yang benar-benar percaya bahwa akun kami serius," tutur Kay. Bea mengaku, akun yang dia kelola pernah dituduh telah melakukan perjalanan ke masa lalu.

Iklan

"DM kami biasanya penuh orang yang menanyakan prediksi tentang grup yang mereka sukai – kapan mereka akan merilis musik baru, misalnya. Tapi pertanyaan-pertanyaan paling populer meliputi kehidupan cinta para idola: Kenapa pasangan tertentu putus cinta, siapa berkencan dengan siapa, pasangan mana yang ‘asli’. Salah seorang penggemar pernah mengirim kami sebuah esai yang berusaha membukti bahwa Taekook [nama untuk pasangan Taehyung dan Jungkook dari BTS] memang pacaran."

Kedua perempuan di balik akun ini tidak menyukai akun-akun prediksi yang lebih “serius”. Alasannya karena prediksinya cenderung samar, sering memicu drama, dan tidak menghormati kehidupan pribadi para idola, yang terkadang menimbulkan konsekuensi negatif.

Setelah berminggu-minggu menelusuri twit-twit-dan balasan-balasan prediksi, daya tarik akun-akun ini mulai masuk akal bagiku. Generasi millenial di berbagai negara sangat menyukai astrologi, dan jauh lebih menerima praktik takhayul macam itu. Kecenderungan itu telah menembus dunia fandom juga. Buktinya adalah banyaknya grafik kelahiran dan golongan darah idola-idola K-Pop yang tersedia di internet untuk dianalisis.

Apa yang ditawarkan akun-akun ini tidak terbatas pada kehidupan pribadi idola. Follower secara kadang minta moderator diramal soal karir, angka keberuntungan, kehidupan cinta, dan bantuan yang mungkin tidak tersedia dalam kehidupan nyata. Seperti sisi-sisi lain dari fandom K-Pop, akun-akun prediksi kini menciptakan komunitasnya sendiri.

"Menurutku, banyaknya akun ramalan sekadar dianggap seru-seruan bagi penggemar K-pop dan memberi mereka harapan," ujar Tea. "Seakan dapat kepastian tentang kehidupan bisa menenangkan orang."

Akun-akun ramalan takkan surut dalam waktu dekat, sekalipun lekat dengan kontroversi. Mereka akan terus dicari, sampai tercipta perbatasan jelas antara para idola dan penggemarnya.


Follow Biju dan Izzy di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey UK.