Pandemi Corona

Krisis Kemanusiaan Baru di Indonesia: Jenazah Pasien Corona Ditolak di Berbagai Lokasi

Warga dari berbagai kota menolak pemakaman jenazah yang positif mengidap corona. Pemerintah perlu segera bertindak menyediakan lahan pemakaman alternatif.
Jenazah Pasien Positif Corona Ditolak Warga Pemerintah Indonesia Perlu Sediakan Lahan Alternatif
Petugas dengan APD alakadarnya berusaha memakamkan jenazah pasien positif Covid-19 di salah satu TPU Jakarta. Foto oleh Bay Ismoyo/AFP

Di Pemakaman Pannara, Makassar, Sulawesi Selatan, terlihat warga sekitar pemakaman berjaga-jaga sekitar jam 3 sore WITA, pada Selasa (31/3) kemarin.

Alasannya, mereka mendengar kabar akan datang ambulans membawa jenazah terduga positif Covid-19 untuk dimakamkan di sana. Tegas menolak, warga meminta ambulans pergi, takut terinfeksi virus.

"Tadi kejadiannya menjelang Asar. [Ambulans akhirnya] balik kanan [tidak jadi memakamkan pasien di sana]," kata Kapolsek Manggala Kompol Hasniati kepada Detik. Ia menjelaskan, warga sekitar pemakaman Pannara sangat khawatir banget sama wabah ini. Terkait apakah jenazah yang ditolak itu benar positif virus corona, Kapolrestabes Makassar Kombes Yudhiawan Wibisono mengatakan belum ada informasi pasti karena hasil tes jenazah baru lima hari lagi keluar.

Iklan

Pindah ke Tasikmalaya. Pada Minggu (29/3) siang, puluhan warga menolak jenazah pria 71 tahun yang akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tionghoa Bong, Tamansari. Warga memasang dua bambu sepanjang tujuh meter dan kain putih bertuliskan "Kami Warga Sindangsono-Sindanglengo Menolak Tegas, Penguburan Jenazah untuk Sementara Dihentikan" sebagai penutup kompleks TPU.

Sindonews melaporkan, ketika mobil jenazah pembawa jenazah positif virus corona sampai di TPU, Ketua RW setempat bernama Mumun menghampiri mobil dan menanyakan surat kematian (yang biasanya diterbitkan RT dan RW). Karena tidak ada, ia lantas menginformasikan kepada petugas yang mau memakamkan bahwa warga setempat menolak.

Warga kemudian berbondong-bondong datang ke lokasi, bikin suasana tegang. Tidak lama kemudian aparat kepolisian dan kecamatan tiba di lokasi untuk berunding dengan warga. Keputusannya, jenazah tidak jadi dikebumikan di sana dan dibawa kembali ke rumah sakit.

Di Bandung, satu jenazah juga mendapatkan penolakan di beberapa tempat. Akhirnya, Pemprov Jawa Barat menggunakan lahan kosong milik pemerintah di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Sumedang, sebagai makam.

"Mendengar jenazah sempat ditolak di mana-mana, atas dasar kemanusiaan Pak Bupati bersama Forkopimda mengizinkan permintaan dari pihak provinsi untuk menguburkan jenazah almarhum itu di Kiarapayung," kata Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan kepada Kompas.

Iklan

Menggunakan lahan pemerintah sebagai jawaban masalah juga dilakukan Pemprov Lampung. Selasa (31/3) pagi, jenazah dimakamkan di TPU Kota Baru, Lampung Selatan di lahan milik pemerintah setelah sempat ditolak di dua lokasi di Bandar Lampung.

"Dari kejadian [penolakan warga] kemarin, pemprov mengambil kebijakan untuk memakamkan jenazah di lahan milik Pemprov Lampung," kata Ketua Gugus Tugas Covid-19 Reihana dilansir Kompas. Sebelumnya, jenazah sempat akan dimakamkan di TPU Batu Putuk dan TPU Bukit Kemiling Permai, namun tidak jadi karena ditolak warga setempat.

Penolakan juga terjadi di Medan sampai akhirnya pemkot menyerah sama perlawanan warganya. Daripada ditolak warga, mereka lebih memilih menyiapkan pemakaman khusus bagi korban yang meninggal karena virus corona. Sampai saat ini belum ada kabar di mana letak kuburan khusus tersebut.

"Pemkot Medan sudah menyiapkan tempat pemakaman khusus jenazah yang meninggal positif corona. Hal ini kita siapkan karena selama ini ada hambatan seperti penolakan warga. Makanya, kita siapkan tempat penguburan khusus, tim penanganan yang khusus serta alat penguburan yang khusus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi dilansir Suara.

Melihat fenomena penolakan kayak gini, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengaku sedih. Doi meminta warga setempat tidak khawatir akan ketularan virus karena semua jenazah akan dimakamkan sesuai protokol kesehatan. Kata Ngabalin, Istana juga sudah melakukan rapat dengan kelurahan, kecamatan, dan wali kota untuk sosialisasi ke warga masing-masing soal polemik ini.

"Kasih tahu ke masyarakat, masa saudaranya sendiri sudah meninggal masih ditolak," ujar Ngabalin kepada Detik.