FYI.

This story is over 5 years old.

Sains

Darah Komodo Bisa Menyelamatkan Umat Manusia di Masa Depan

Siapa bilang Komodo berbahaya? Darahnya bisa mengubah cara kita melawan bakteri berbahaya.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Darah komodo, salah satu reptil tertua di dunia dan hanya hidup di Indonesia, ternyata memiliki banyak sekali kandungan peptide antimikroba. Jaringan sel itulah yang selama ribuan tahun membuat komodo bertahan di kondisi alam tak bersahabat. Selain itu, riset yang baru saja dirilis oleh Journal of Preoteome, menyatakan darah komodo dapat digunakan untuk membuat tubuh manusia kebal terhadap serangan virus dan juga infeksi.

Iklan

Peptide adalah protein mini yang bisa menjadi sumber kekebalan tubuh. Tanpa jaringan protein tersebut, manusia, anjing, kucing, komodo, atau mahluk hidup apapaun, akan mudah mati saat luka akibat infeksi.

"Kandungan peptide dari spesies komodo sedang kami teliti lebih lanjut," kata Barney Bishop, guru besar biologi di George Mason University sekaligus ketua tim peneliti riset tersebut. Mereka terinspirasi memeriksa darah komodo karena melihat reptil itu bisa hidup di alam tidak bersahabat. Artinya, daya tahan tubuh komodo sangat besar.

Inspirasi lainnya adalah aligator yang tetap hidup walaupun kaki atau ekornya putus. Spesimen yang digunakan untuk percobaan ini adalah komodo di Taman Penangkaran St. Augustine, Florida.

"Kami memilih meneliti komodo karena di liurnya terdapat macam-macam bakteria," kata Bishop. Dengan liur beracun seperti itu, ternyata komodo sehat-sehat saja. Artinya, menurut para ilmuwan, komodo punya sistem kekebalan tubuh yang unik dan patut diselidiki.

Sistem protein di darah komodo tidak sepenuhnya baru. Ilmuwan pernah menemukan jaringan protein sejenis yang diberi nama Histone-Derived Antimicrobial Peptides (HDAP). Bedanya, ada banyak sekali kandungan HDAP yang bisa diteliti dari setetes darah komodo.

Peneliti kemudian memeriksa ratusan ribu sampel HDAP dalam darah komodo. Harapannya, mereka bisa memprediksi substansi mana yang menangkal perkembangan bakteri dalam tubuh. Ada empat peptide dalam darah komodo yang bisa dikembangkan lebih lanjut untuk uji coba pada manusia. Namun penelitian tersebut menyatakan setidaknya 40 dari 100 sampel terlihat menjanjikan untuk uji lab lebih lanjut.

"Kami menyebut sampel-sampel yang menjanjikan sebagai kandidat penangkal aktivitas antibiofilm," kata Bishop. Biofilm adalah istilah teknis ketika bakteri berkumpul yang berdampak pada resistennya tubuh terhadap antibiotik.

Darah komodo bisa merusak proses biofilm. Artinya semua jenis antibiotik akan bisa beroperasi normal menyerang bakteri sumber penyakit. Selama ini kita tahu manusia akan kebal terhadap antiobiotik jika tidak meminumnya secara rutin.

Bishop meyakini dalam waktu dekat obat atau mekanisme sejenis bisa dibuat berdasarkan sistem kerja darah komodo. "Darah komodo bisa kita kembangkan sebagai model pembuatan obat jenis baru. Banyak sekali kemungkinan yang terbuka berkat penemuan ini."