*Catatan RedaksiPerjalanan tiga petualang dari Tanah Jawa menuju negeri berjuluk Gerbang Agung penuh elemen ajaib. Ketiga petualang sekaligus pendekar itu di perjalanan menyaksikan eksekusi mati pesakitan dengan cara dilempar telur, sembari harus membujuk seorang kasim melepas kulitnya supaya bisa menyusup dalam istana.Elemen fantastis, epik, sekaligus ajaib yang dioplos dalam pakem cerita silat, membuat banyak pembaca jatuh cinta. Hasilnya, novel Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi menjadi karya yang laris, sekaligus sukses merebut hati kritikus. Terbukti, novel itu didapuk sebagai fiksi terbaik dalam Kusala Satra Khatulistiwa 2016.
Iklan
Yusi Avianto Pareanom, penulis Raden Mandasia dan beberapa kumpulan cerpen lainnya yang tak kalah cult seperti Rumah Kopi Singa Tertawa (2011) dan Muslihat Musang Emas (2017), sukses menarik pembaca lintas generasi. "Yusimania", begitu beberapa kelakar pecinta sastra, mengguncang jagat fiksi di Tanah Air setidaknya lima tahun belakangan—berkat besarnya pengaruh gaya cerita Yusi pada beberapa penulis muda dan jumlah penggemar loyal yang terus menanti karya berikutnya dari lelaki asal Semarang itu.Memungkasi pekan komik VICE 2019, Yusi bersedia membagi nukilan novel debutnya, tepatnya bab 10 'Telur Rebus dan Kulit Kasim', untuk dialihwahanakan menjadi bahasa visual.Alih wahana itu dijalankan Prihatmoko Moki, seniman visual yang sudah malang melintang di dunia seni rupa Indonesia. Alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini biasa menggarap berbagai karya konseptual maupun eksperimental, termasuk komik. Kali ini, Moki sedikit meminjam langgam komik klasik Indonesia, walau sentuhan komputer tetap terasa di sana-sini, sekilas mengingatkan pembaca pada gaya S. Ardisoma.Simak karya dari Indonesia maupun Asia Tenggara lainnya dalam Pekan Komik VICE 2019, lewat tautan berikut.Selamat membaca!
Cerita oleh Yusi Avianto Pareanom; ilustrasi oleh Prihatmoko Moki