Gregor Sailer merilis Kumpulan Foto-Foto Kota Palsu Di Seluruh Dunia, Dibangun Cuma untuk Pajangan
Junction City, sebuah kota palsu untuk latihan perang doang di Amerika Serikat. Semua foto oleh Gregor Sailer
Fotografi

Simak Kumpulan Foto-Foto Kota Palsu Di Seluruh Dunia, Dibangun Cuma untuk Pajangan

Beberapa berfungsi sebagai latar film, sedangkan yang lainnya dibangun untuk propaganda negara. Satu hal yang pasti, kota-kota ini muncul bukan untuk ditinggali.

Seri foto Gregor Sailer sekilas tampak seperti potret bangunan bobrok semata. Ada foto gedung mal kuno di New York, kota Inggris bergaya zaman Victoria, dan desa di pelosok Afghanistan.

Namun, yang tak kamu ketahui, semua bangunan-bangunan di foto tersebut palsu. Etalase toko di New York itu bukan berada di Manhattan, tetapi 6.000 kilometer jauhnya di Swedia. Di sana, Volvo mendirikan tempat bertema New York untuk menguji mobil tanpa awak buatannya. Lalu, ada juga "Kota Thames", khas arsitektur Inggris yang lokasinya dekat Shanghai, Tiongkok. Bagaimana dengan desa pelosok Afghanistan yang disebut sebelumnya? Pedesaan itu rupanya sengaja dibuat sebagai simulasi medan perang. Lokasinya dapat kalian temukan di tengah Gurun Mojave, California.

Iklan

Gregor memulai proyek foto ini dua tahun lalu. Dia terinspirasi legenda Rusia abad ke-18. Tak jelas kisahnya nyata atau enggak, tetapi intinya ini cerita panglima perang kesohor Rusia, Grigory Potemkin, yang merahasiakan keberhasilan musuh merebut Semenanjung Krimea dari kekasihnya Catherine the Great, Ratu Kekaisaran Rusia. Supaya ratu tak tahu kabar memalukan itu, Potemkin membangun gedung-gedung palsu di sepanjang rute perjalanan mereka. Dia berharap kekasihnya mengira kalau semenanjung itu masih dihuni.

Seri fotografi Gregor dinamai sesuai judul ceritanya: The Potemkin Village. Melalui proyek ini, dia mengajak penonton menjelajahi 25 kota palsu yang pernah dia kunjungi. Kota-kota ini ada di seluruh dunia, Semuanya dibangun untuk berbagai urusan politik, militer, dan ekonomi kecuali untuk sungguh-sungguh dihuni manusia.

1557290424461-sailer_potemkinvillage_ufa_russia

Ufa, kota di Rusia yang nyaris seluruh bangunannya ditutupi wallpaper selama KTT pada 2015

VICE: Hai, Gregor. Gimana ceritanya kamu bisa kepikiran melakukan proyek foto ini?
Gregor Sailer: Proyekku dimulai setelah membaca legenda soal tindakan absurd Potemkin. Setelah membaca sejarahnya yang unik, aku mencoba cari tahu apa benar ada desa Potemkin sungguhan di dunia. Aku menemukan dua contoh di Rusia. Yang pertama Suzdal. Sewaktu aku menemukannya pada 2013 lalu, rumah-rumah bobrok di sana ditutupi kanvas untuk membuat Presiden Putin terkesan saat berkunjung ke sana. Setelah itu, aku menemukan Ufa. Semua bangunannya ‘disembunyikan’ dengan lukisan berbahan wallpaper, karena akan diadakan KTT Internasional Brics pada 2015. Bagiku, desa-desa yang seperti cerita Potemkin ini cukup menginspirasi untuk memperdalam pencarian kota sejenis.

Iklan

Bisa ceritakan tentang Suzdal? Apa saja yang kamu temukan di sana?
Suzdal adalah desa kecil yang penduduknya hanya 20.000 orang, jadi aku lebih fokus pada jalan utamanya. Aku mengetahuinya dari internet. Aku mulai menelusuri jalanan untuk menemukan kanvas besar yang menutupi bangunan. Awalnya aku enggak berhasil menemukannya, padahal cara menyembunyikannya ngasal banget. Aku baru bisa membedakan mana bangunan asli dan palsu setelah benar-benar mencari. Dari situ, aku menyadari kondisi kota yang sebenarnya. Aku melihat rumah kumuh, gedung terbakar, dan lain-lain. Semuanya dalam kondisi buruk.

1557290523596-sailer_potemkinvillage_suzdal_russia

Suzdal, Rusia. Pada 2013, rumah-rumah bobrok ditutupi kanvas saat dikunjungi Presiden Putin

Di Ufa, pencariannya lebih sulit. Kota ini memiliki sekitar satu juta penduduk, dan kami hanya punya waktu beberapa jam saja di sana. Aku enggak tahu harus mulai dari mana atau fokus ke mana. Kami ngobrol sama beberapa warga di sana, tapi kebanyakan dari mereka enggak tahu atau enggak mau tahu apa yang kami cari. Kami mulai di pusat kota. Aku membawa beberapa foto supaya bisa lebih mudah menemukan tempat dan bangunan yang sengaja disembunyikan untuk alasan politik. Aku kayaknya memotret 20 hingga 30 gedung. Ini cukup untuk membuktikan kalau bangunannya memang sengaja dipalsukan.

Gimana caranya menyembunyikan bangunan besar gitu?
Pemerintah lokal menutupinya pakai kanvas atau mengecat temboknya dengan warna cerah. Kami melihat gedung-gedung di jalan utama yang dicat bagian depannya, padahal tiga sisi lainnya sudah hancur.

Iklan

Kayak enggak ada yang peduli buat mencopot kanvasnya sampai sekarang ya?
Betul. Aku rasa kanvasnya akan dibiarkan begitu saja sampai lapuk. Aneh lah pokoknya. Kebanyakan bangunannya kosong, tapi kenapa cuma disembunyikan? Kenapa enggak sekalian dirobohkan saja?

1557290852004-sailer_potemkinvillage_jeoffrecourt_france

Jeoffrecourt: kota basis pengujian alutsista militer Prancis

Mari membahas kota palsu lain sekarang. Secara umum, seberapa sulit akses menuju "Desa-Desa Potemkin" ini?
Kota palsu yang bebas kupotret hanya ada di Rusia. Sisanya masuk kategori daerah terlarang, sehingga aku harus meminta izin kedutaan terlebih dulu. Aku menghubungi angkatan laut dan Pentagon untuk mengakses kota palsu yang fungsinya daerah latihan militer. Aku harus melewati banyak birokrasi militer yang semuanya dioperasikan secara mandiri. Jelas butuh waktu lama dan prosesnya enggak gampang kalau sudah berurusan sama daerah terlarang, tentara, militer, dan agen rahasia. Risikonya juga tinggi, karena kamu enggak pernah tahu apakah memang wajar menghabiskan waktu dan tenaga untuk memotret bangunan kayak gitu.

Jadi kota palsu yang ternyata fasilitas militernya ada di AS? Ini semua tempat mereka melatih pasukan untuk bertempur di Timur Tengah?
Benar sekali. Desa palsu itu dirancang menyerupai pelosok Afghanistan, dengan desain rumah dan arsitektur khas Timur Tengah. Pusat pelatihan ini berada di Gurun Mojave, California, yang mencerminkan kondisi lingkungan Timur Tengah dan Afrika.

Lalu ada satu kota sejenis di Fort Irwin Training Centre. Di sana, militer mempekerjakan sekitar 300 aktor dari latar belakang etnis tertentu untuk menirukan skenario di pasar dan memainkan pejabat pemerintah, pedagang kaki lima, bahkan teroris. Tentara AS juga menggunakan efek Hollywood seperti asap, cahaya, laser, darah palsu, dan lain-lain untuk latihan.

Iklan

Tank-nya palsu, dan terbuat dari serat kaca. Suara, bau, dan unsur lainnya dibuat serealistis mungkin, tujuannya memudahkan prajurit melakukan simulasi perang. Pengalaman ke sana sangat sureal. Gurun, jalan-jalan kosong, angin kencang, dan pintu yang menabrak dinding terasa seperti sungguhan. Terus kamu melihat ada tank besar dan pesawat lewat, dan mendengar suara tembakan. Aneh banget.

1557291485392-sailer_potemkinvillage_astazero_sweden

Astazero: kota yang seluruh isinya fasilitas pengujian mobil Volvo di Sweden

Adakah kota yang enggak memperbolehkanmu masuk?
Ada, tapi enggak banyak. Misalnya kayak waktu aku mengunjungi zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan, untuk memotret Kijong-dong. Desa ini dibangun Korea Utara supaya negara tetangganya mengira Korut punya kota yang bagus kalau dilihat dari perbatasan. Aku sebenarnya diizinkan masuk sama pemerintah Korea Utara. Tapi orang Korsel bilang fasilitas umum terdekat jaraknya sekitar dua kilometer jalan kaki. Lumayan jauh dan rasanya kurang sepadan untuk sekadar cari foto bagus.

Dalam bukumu, kamu menggambarkan Kota Thames (replika kota Inggris di Distrik Songjiang, Cina) sebagai "visualisasi kapitalisme". Apa maksudnya?
Kota ini tujuan awalnya memang untuk dihuni warga, tapi akhirnya gagal karena kurangnya infrastruktur dan perencanaan. Enggak ada toko dan sarana umum lainnya di kota itu. Orang-orang malas pindah ke kota buatan ini, atau mereka sempat pindah ke sana lalu langsung minggat lagi. Thames berubah jadi kota hantu setelah pembangunannya selesai. Rasanya surreal berjalan-jalan di kota yang sengaja dibangun untuk manusia, tapi enggak ada yang tinggal di sana.

Iklan

Nasib beberapa kota ini cukup beruntung, kayak Kota Thames misalnya, karena dijadikan sebagai tempat wisata untuk menghabiskan akhir pekan. Kotanya padat pengunjung setiap akhir pekan. Ada juga yang dijadikan latar belakang foto pre-wedding. Penduduk di sana tertarik berfoto di kota Eropa yang eksotik.

1557291554147-sailer_potemkinvillage_thamestown_china_1

Thames Town di Cina

Dari semua kota palsu ini, mana yang paling berhasil membuatmu terkesan?
Wah, agak sulit memilihnya, karena semua tempat ini terasa sangat spesial. Di zona militer yang kuceritakan tadi, kamu bisa melihat arsitektur Afghanistan dan langsung sadar kalau semua itu palsu. Akan tetapi, suara perangnya sangat menyeramkan seperti sungguhan.

Rasanya juga aneh ketika aku mengunjungi kota palsu terlarang untuk dimasuki umum di kawasan Timur Prancis, dekat garis depan Perang Dunia Pertama. Ada banyak tulang-belulang dan mayat tentara di sana. Kamu enggak boleh masuk sendirian. Aku mesti ditemani seorang prajurit waktu itu. Wilayahnya sangat besar, jadi kami harus naik kendaraan untuk menuju ke sana. Daerahnya pun berbahaya. Sebenarnya itu bukan medan perang asli, tapi rasanya benar-benar seperti di garis depan sungguhan.

Ide apa dari seri foto ini yang ingin kamu ceritakan pada khalayak?
Tujuan utamanya adalah membuktikan kalau pembangunan dengan tujuan aneh masih ada di dunia modern. Kota-kota palsu ini adalah alegori menarik tentang konsep topeng kebudayaan. Aku mengumpulkan foto-foto ini utuk menunjukkan berbagai hal yang belum tentu bisa diakses orang lain. Bangunan palsu ini beneran ada, tapi disembunyikan dari masyarakat.

Iklan

Wawancara oleh by Laura Woods. Follow dia di Instagram

1557291678806-sailer_potemkinvillage_thamestown_china_2
1557291731010-sailer_potemkinvillage_carsoncity_sweden

Carson City di Swedia

1557291778051-sailer_potemkinvillage_schnoeggersburg_germany

Schnoeggersburg di Jerman

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia