FYI.

This story is over 5 years old.

Views My Own

Kalian Sadar Ga Kalau Sheila On 7 Sebenarnya Band Hardcore Terselubung?

Musik So7 konon mirip subgenre Youth Crew yang berideologi straight edge. Yang bener aja? Eits, penulis siap mempertanggungjawabkan tuduhannya itu.
Foto oleh akun Flickr Irwandy Mazwir.

Kasus penangkapan Ello akibat kepemilikan narkoba 6 Agustus lalu membuat sebagian media massa Indonesia latah mengangkat topik soal kepura-puraan selebriti. Penyanyi itu disebut-sebut sudah mengonsumsi ganja sejak kuliah, tapi berhasil mengelabui banyak orang mengenai kecanduannya.

Terlepas dari perdebatan tentang legalitas ganja (serta kriminalisasi penggunanya) yang sebaiknya terus kita bicarakan terbuka, ada tiga hikmah yang bisa diambil dari kasus penangkapan Ello.

Iklan

  • Menjadi pemadat adalah perjuangan menyamar tanpa akhir di Indonesia jika kalian masih memerlukan citra positif di hadapan keluarga dan masyarakat.
  • Kalau mau menyamarkan sisi gelap kita soal narkoba, mbok ya jangan sembrono (misalnya: ga perlu juga bikin tato "4:20" yang melambangkan budaya konsumsi canabis segede gaban di lengan).
  • Musisi lain yang pengen menyembunyikan identitas aslinya dari sorotan, sebaiknya belajar dari Sheila On 7 yang sukses "menipu" publik pakai kedok musisi pop.

Ello dan mungkin para pembaca sekalian pasti bingung—kenapa harus So7? Alasannya sederhana saja: So7 adalah band Youth Crew yang selama 21 tahun terakhir sukses nyamar jadi band pop, tanpa perlu menampilkan jatidiri sebenarnya. Hah?!

Youth Crew adalah subgenre hardcore yang lahir di New York akhir dekade 80'an. Penggagasnya—seperti disepakati banyak orang—adalah band asal Connecticut, AS, Youth Today. Band-band subgenre Youth Crew mudah dipisahkan dari kawanan hardcore lainnya lantaran konsisten melawan nihilisme punk. Band-band Youth Crew menyuguhkan lirik-lirik bernada positif—agak moralis juga sih—dan punya tampang segar bugar ala anak kuliahan yang doyan olah raga serta menganut paham straight edge.

Tentu kalian berhak protes. So7—sebelum penyamaran mereka saya bongkar—selama ini namanya besar dalam blantika musik pop arus utama Indonesia. Ga ada hubungannya sama sekali dengan kancah hardcore lokal. Band yang digawangi Duta, Eros, Adam dan Brian itu sudah menelurkan 10 album—tiga di antaranya terjual di atas 1 juta keping.

Iklan

Saya sepenuhnya sadar, pernyataan kontroversial di atas pasti bikin dua kelompok yang berseberangan naik pitam. Di satu sisi, Sheila Gank—sebutan penggemar SO7—bisa saja menghalalkan darah saya. Ini sudah masuk masalah keyakinan bung dan nona. Mereka yakin sepenuh hati So7 adalah band pop par excellence. Berani-beraninya saya seenaknya bilang band kesayangan mereka berada satu barisan bareng grup-grup pemuja Youth of Today.

Di sisi lain, saya berpeluang jadi DPO anak-anak Youth Crew yang tersebar di seluruh nusantara. Dosa saya: menyebut So7 sebagai sebuah unit Youth Crew. Padahal, So7 enggak pernah bikin lagu hardcore (eits siapa bilang, nanti saya buktikan!), enggak pernah bikin windbreaker bertuliskan "Sheila On 7 Until We Win", enggak pernah manggung pake celana camo atau nampang pake Varsity Jacket UGM. Dan yang paling parah, musik mereka menye-menye.

"Bro, jangan macem-macem deh. So7 kok disebut band Youth Crew. Situ mau mencederai perjuangan anak-anak Youth Crew menyebarkan positive mental attitude?" begitu bayangan saya soal protes dari kalangan hardcore lokal.

Apa boleh bikin, saya tetap kukuh sama keyakinan awal. Saya rasa rahasia menahun seperti ini harus diwartakan. Publik harus tahu kalau So7 aslinya bukan musisi pop! #sikap

Makanya, biar enggak diperkarakan sebagai penyebar hoax, saya akan membeberkan 5 bukti So7 sangat layak disebut band Youth Crew yang menyamar. Saya juga akan mengacu pada perkataan dan perilaku member Youth of Today agar argumen saya valid.

Iklan

Without further ado, ini dia deretan fakta yang membongkar penyamaran Duta cs sebagai anak hardcore berkedok pop, selama 21 tahun belakangan.

S07 Doyan Bikin Lagu Tentang Pertemanan

Belum sah mengaku band reaggae kalau belum punya lagu ngajak orang main ke pantai. Band thrash metal belum keren seandainya belum bikin lagu perang nuklir. Karena itu pula, band Youth Crew belum diakui sampai mereka bikin lagu tentang perkawanan.

Youth of Today punya banyak lagu macam ini. Lirik mereka umumnya tentang pertemanan yang melampui kesenjangan kelas dan akhirnya mengubah dunia. Topik macam ini adalah cetak biru Youth Crew. Lagu yang jadi kredo gerakan Youth Crew sedunia itu muncul di EP Can't Close My Eyes yang dirilis 1985. Setelah itu, slogan kayak Break Down The Walls, A Time We'll Remember, One Family dll—terus muncul.

Sebagai band Youth Crew—meski cuma sembunyi-sembunyi—So7 juga rajin bikin lagu tentang perkawanan walau kadang masih menyaru sebagai lagu cinta. Sebut saja Kita, Sahabat Sejati atau Sebuah Kisah Klasik.

Jumlahnya lagu-lagu ini mungkin terlalu kecil jika dibandingkan diskografi So7 yang panjang. Tapi, tiga lagu itu saja sudah cukup menunjukkan kalau mereka adalah penganut ideologi Youth Crew yang taat.

Saking patuhnya, So7 sampai enggak sengaja mencatut lirik Youth of Today. Jika dalam A Time We'll Remember, Ray Cappo menyanyi " This is a time, this is a time we'll remember/this is a time with lots of hope", Duta menerjemahkannya jadi " Bersenang-senanglah/Karena hari ini yang 'kan kita rindukan di hari nanti."

Iklan

Enggak setia-setia amat sih terjemahannya. Tapi namanya juga lagi nyamar.

Sheila On 7 adalah Band Yang Susah Berpikir Negatif

Syarat pertama jadi band Youth Crew adalah positive attitude, termasuk tetap berpikir positif ketika sneaker Vans, New Balance dan Saucony harganya makin enggak manusiawi. Tapi, serius deh. Syarat ini ada dalilnya. Richie Birkenhead, gitaris Youth of Today, pernah bilang bahwa dia dan rekan segrupnya bisa dibilang kaum neo-straight edge. Om Birkenhead sangat woles mendefinisikan straight egde sebagai cara keren bilang "I do care and I have a positive outlook on life." Azek!

Kalau ukurannya cuma begini sih, So7 pasti masuk hitungan karena memang memenuhi syarat di atas. Duta dan kawan-awan bahkan bisa bikin Ray Cappo cemburu. Ketika penganut neo-straight edge ini sibuk koar-koar mengkampanyekan positif outlook, Sheila On 7 sangat kesusahan tidak menunjukkan positive outlook on life.

Gilanya lagi, Sheila On 7 bisa tetap punya positive outlook di momen-momen paling gelap dalam hidup manusia. Di lagu 'Dan' misalnya. Single perdana yang melejitkan nama So7 ini sejatinya lagu ngajak putus yang dingin banget. Duta kesannya pengen cepet bubaran sama pacarnya lalu move on. Temanya standar pop, tapi cara ngomongnya itu straight edge banget. Duta enggak pernah bilang "Elo terlalu baik buat gue deh!" Duta justru membuka lagu itu sambil menyanyikan lirik, "Dan…Bila esok datang kembali Seperti sedia kala di mana kau bisa bercanda..Dan…"

Iklan

Ajaib kan si Duta ini? Rupanya bagi Duta, sehari setelah diputusin bisa dijalani cekakak-cekikik. Kalau gitu Duta cowok sadis ga berperasaan dong? Enggak lah. Husnudzon dulu aja. Dugaan saya sih, Duta waktu itu masih anak Youth Crew banget. Jadi mikirnya hari baru yang lebih baik bakal datang tiap hari—terlepas dari fakta kita abis diputusin, di-PHK atau mungkin ditinggal kawin.

'Dan' (pun intended) sikap positif ini berbuah manis. Berkat single ini, debut album So7 laku keras. So7 menikmati apa yang nyaris mustahil dicapai sebagian anak-anak Youth Crew: punya positive outlook dan—ini dia yang susah ditiru—positive balance di rekening bank tiap personelnya sampai tujuh turunan.

Mantan Personel So7 'Hijrah'

Kasus A: Ray Cappo, vokalis Youth of Today, pelan-pelan mendalami ajaran Hare Khrisna. Akhirnya dia jadi praktisi yoga terkenal, ganti nama jadi Raghunath, bergabung dengan Equal Vision Records menampung band-band krishna-core, sambil tetep main musik.

Kasus B: Sakti Ari Seno mendalami Islam, memutuskan 'Hijrah', hengkang dari So7. ganti nama jadi Salman Al Jugjawy, lalu bikin Jugjawy Record merilis album-album reliji Islam, masih main musik, dan kadang reuni dengan So7.

Kesimpulan: So7 benar-benar Youth Crew sejati. Dua nama di atas harusnya bikin aliran musik baru. Namanya: hijrah-core.

So7 Juga Punya Lagu Bertema Olahraga

Biasanya, eksponen Youth Crew punya kecintaan mendalam akan olahraga atau fesyen di seputarnya. Ray Cappo semasa muda tertangkap kamera selalu manggung pakai Nike dan track pant. Ten Yard Fight, salah satu band Youth Crew 90'an, terobsesi sama American Football. Di Indonesia, pengunjung mengenakan seragam Persija lazim ditemui di gig-gig Straight Answer.

Iklan

So7—meski para personelnya gagal punya tampang olahragawan sampai sekarang—punya lagu tentang sepakbola berjudul Pemenang—sesuatu yang bahkan tak dimiliki dedengkot Youth Crew lokal macam Straight Answer dan Thinking Straight (RIP).

"Sahabat Sejati" Adalah Lagu Bertema Youth Crew Terbaik dari Indonesia

Pada akhirnya, sepositif apapun attitudenya, So7 tak akan jadi band Youth Crew kalau tak pernah bikin lagu hardcore.

Untungnya, So7 diam-diam bikin satu lagu yang memenuhi segala pakem genre ini kala menulis "Sahabat Sejati". Sepintas, liriknya sekadar mengulik tema persahabatan dan kepongahan masa muda. Musiknya juga paling banter bisa disebut power pop, jelas bukan hardcore. Eits, tapi jangan lupa, lirik begituan semangatnya Youth Crew banget.

Malah ketika didengarkan lebih seksama, lagu "Sahabat Sejati" hardcore banget lho. Intro gitarnya renyah—tanpa diiringi instrumen apapun—mirip seperti awalan lagu hardcore yang memancing keliaran moshpit. Chorus lagu ini juga singalong abis. Bagian paling Youth Crew-esque muncul di menit 2:34 -2:45.

Dalam kurun 10 detik itu, So7 berhasil memadatkan pakem-pakem dasar komposisi hardcore: solo pendek (jangan panjang-panjang entar kayak SS Decontrol pas jadi band metal KW), breakdown, kredo-kredo persahabatan dari Duta, dan sebuah gang vocal singkat (bebaskan!).

Masih enggak terdenger hardcore? Yaudah pake cara curang saja. Putar "Sahabat Sejati" dengan speed dobel. Ujung-ujungnya pasti jadi lagu Youth of Today juga!