Hidup sebagian besar masyarakat Indonesia pasti pernah diwarnai musiknya Dewa 19, atau setidaknya bersinggungan sama karya band rock ini. Buat gue sendiri, Bintang Lima merupakan kaset kedua yang gue punya dalam hidup, setelah Shades of Purple-nya M2M.Sebagai anak kelahiran 1996, bisa dibilang gue enggak ngalamin Dewa 19 yang 'sebenarnya', walaupun gue tetep ngedengerin rilisan mereka berulang-ulang pas jaman Ari Lasso jadi vokalis.
Iklan
Makanya, gue enggak kompeten-kompeten amat membandingkan Dewa 19 sebelum dan setelah tahun 2000 secara obyektif. Untungnya gue sotoy, jadi gue tetap coba mengurutkan album-album Dewa dari yang terburuk hingga yang terbaik, walaupun enggak ada yang nyuruh.Begini hasilnya:Gue males banget sih harus dengerin album ini lagi, tapi akhirnya gue puter juga demi kepentingan artikel ini. Gue dengerin Republik Cinta pake earphone di kereta, pas berangkat ke kantor. Selama di kereta gue deg-degan, takut suara earphone bocor, terus ada mas-mas jamet berdiri di sebelah sadar gue lagi dengerin 'Sedang Ingin Bercinta', terus dia menangkapnya sebagai sebuah ajakan ena-ena'.
Ngomong-ngomong nih, sejelek-jeleknya 'Sedang Ingin Bercinta', kita harus mengakui kalau lagu ini contoh kasus artis kolaborasi bareng selingkuhannya yang paling sukses. Saking alusnya Dhani sama Mulan main gila di belakang, Bunda Maia aja masih ikutan tampil di video klip lagu ini. Yang bisa selingkuh sekelas gini siapa lagi coba di Indonesia? Paling cuma Tora sama Mieke di Extravaganza. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, kurang jelas apa lagi sih mereka? Judulnya aja ngakuin kalau Dhani sama Mulan sange', harusnya pendengar mah udah suudzon dari awal.Menurut gue album ini jelek banget, dan harus dinobatkan sebagai album Dewa paling jelek sepanjang karir mereka, karena beberapa faktor. Alasan personal: gue ilfil karena dulu bokap sering banget nyetel album ini di mobil, tapi yang diputer cuma track 9, yaitu cover 'I Want to Break Free', yang menurut gue kacrut banget. Pas lagu berikutnya mulai, pasti langsung di-rewind lagi sama doi. Kenangan buruk tuh buat gue.
Republik Cinta (2006)
Iklan
Alasan yang lebih obyektif juga ada. Kebanyakan lagu di Republik Cinta tuh cuma ditambah-tambahin aja ngelengkapin single utama, tanpa ada fungsinya buat kesatuan tema album. Kayak anak SMP bikin tugas esai kepepet. Selain itu, gue bete karena pas di lagu 'Laskar Cinta', kita semua disuruh menyebarkan benih-benih cinta dan memusnahkan virus-virus benci. Padahal Dhani jelas-jelas terobsesi banget sama pernak-pernik Nazi dan ngotot enggak ngerasa salah. Kami enggak sebego itu juga kali, Dhan.Lagu terbaik: 'Larut'Konon, Dhani adalah satu-satunya anggota Dewa yang bersih dari pengaruh narkoba sejak awal terbentuknya band ini di Surabaya akhir dekade 80'an. Menurut teori gue sih, efek enggak pernah pakai narkoba itulah justru yang bikin Dhani jadi alig sekaligus cupu, sehingga Dewa tiba-tiba bisa mengeluarkan album sejelek ini.Ada beberapa lagu di album ini yang menurut gue emang cocok jadi hits. Bo'ong banget kalau elo bilang 'Pangeran Cinta' dan 'Atas Nama Cinta' itu enggak seru. Setelah kedua lagu tersebut ada 'Satu', yang sebetulnya sama serunya. Masalahnya, tiap kali muter lagu 'Satu', gue jadi keinget Tuhan, saking seringnya lagu ini dipakai buat iklan bulan Ramadhan. Sayang banget, ketiga lagu yang lumayan oke tersebut ditaruh di awal album.
Dampaknya elo baru mulai sadar betapa buruk album ini setelah track ke-4, 'Indonesia Saja'. Di sini personel Dewa pada enggak mau ngakuin mereka tuh dari etnis apa. Sunda bukan, Arab bukan, Jawa… juga bukan. Pantesan banyak yang yakin kalo Ahmad Dhani tuh setan. Selain itu, enggak ada momen cukup berkesan di album ini yang patut dituliskan, kecuali 'Matahari Bintang Bulan' yang sok-sok woyo. Intinya, Dewa di album ini pengin banget dikatain-katain dah, karena mutu musiknya anjlok dari album-album sebelumnya.
Lagu terbaik: 'Pangeran Cinta'
Laskar Cinta (2004)
Iklan
Cintailah Cinta (2002)
Dewa 19 (1992)
Format Masa Depan (1994)
Iklan
Pandawa Lima (1997)
Bintang Lima (2000)
Iklan
Lagi-lagi perempuan ditempatkan sebagai aksesoris bagi laki-laki. FYI, gue aja bakalan ogah jadi hiasan di rumah Nabi Sulaiman yang berlantai kaca yang di bawahnya ada air deres. Apalagi di rumah Dhani yang lokasinya di Pondok Indah doang.Waktu kecil, gue sempet mikir 'Risalah Hati' itu lagu tentang tukang hipnotis. Perhatiin aja liriknya, 'Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku'. Iya deh yang pengin nyaingin Uya Kuya.Tapi memang tak dapat dipungkiri, semua lagu di album ini catchy banget, makanya gue taruh Bintang Lima di posisi runner up terbaik daftar ini. Asal liriknya enggak usah diperhatiin, kecuali 'Mukadimah'.
Lagu terbaik: 'Hidup Adalah Perjuangan', 'Lagu Cinta', 'Roman Picisan'Sepertinya Dewa 19 sudah memprediksi album ini memang akan menjadi album mereka yang… Terbaik. Harus diakui, enggak ada lagu yang jelek di album ini. Satu-satunya hal yang mengganggu cuma chanting di akhir lagu 'Terbaik-Terbaik', tapi aransemen norak itu menunjukkan personel Dewa masih manusia biasa.Bayangin deh elo berangkat ke kantor baru. Awal-awalnya pake Google Maps, nanya ke orang sekitar dan kadang nyasar, tapi lama-lama udah tau kapan harus lurus dan kapan harus belok. Di Terbaik-Terbaik, Dewa 19 udah di fase itu. Mereka yakin mau ke mana. Album ini seimbang, karena ada lagu sesedih 'Cinta 'kan Membawamu Kembali', tapi ada juga yang sepede 'Manusia Biasa'.Lirik-lirik di album ini sangat dewasa, apalagi 'Cukup Siti Nurbaya'. Kayaknya di sini fase teenage angst mereka udah lewat, dan mulai masuk fase 'sotoy, tapi ada benernya juga'.Enggak nyangka deh, musisi yang bisa bikin album sebagus ini bertahun-tahun kemudian malah membuat Republik Cinta Management, tingkahnya ngeselin sebagai politikus, dan akhirnya terancam dibui. Jangan ditiru ya.Lagu terbaik: 'Cukup Siti Nurbaya', 'Hitam Putih', 'Manusia Biasa'