Ranking album Dewa 19 dari yang terbaik sampai terburuk
Ilustrasi oleh Diedra Cavina.

FYI.

This story is over 5 years old.

Dewa 19

Ranking Album Dewa 19 Dari Yang Terburuk Sampai Yang Terbaik

Dari daftar ini, bisa kita lihat gejolak fase hidup anak-anak Dewa sangat mempengaruhi kualitas karya mereka. Sayang, mereka belum bikin album lagi sesudah Ahmad Dhani maju di Pilkada Bekasi.

Hidup sebagian besar masyarakat Indonesia pasti pernah diwarnai musiknya Dewa 19, atau setidaknya bersinggungan sama karya band rock ini. Buat gue sendiri, Bintang Lima merupakan kaset kedua yang gue punya dalam hidup, setelah Shades of Purple-nya M2M.

Sebagai anak kelahiran 1996, bisa dibilang gue enggak ngalamin Dewa 19 yang 'sebenarnya', walaupun gue tetep ngedengerin rilisan mereka berulang-ulang pas jaman Ari Lasso jadi vokalis.

Iklan

Makanya, gue enggak kompeten-kompeten amat membandingkan Dewa 19 sebelum dan setelah tahun 2000 secara obyektif. Untungnya gue sotoy, jadi gue tetap coba mengurutkan album-album Dewa dari yang terburuk hingga yang terbaik, walaupun enggak ada yang nyuruh.

Begini hasilnya:

Republik Cinta (2006)

Gue males banget sih harus dengerin album ini lagi, tapi akhirnya gue puter juga demi kepentingan artikel ini. Gue dengerin Republik Cinta pake earphone di kereta, pas berangkat ke kantor. Selama di kereta gue deg-degan, takut suara earphone bocor, terus ada mas-mas jamet berdiri di sebelah sadar gue lagi dengerin 'Sedang Ingin Bercinta', terus dia menangkapnya sebagai sebuah ajakan ena-ena'. Ngomong-ngomong nih, sejelek-jeleknya 'Sedang Ingin Bercinta', kita harus mengakui kalau lagu ini contoh kasus artis kolaborasi bareng selingkuhannya yang paling sukses. Saking alusnya Dhani sama Mulan main gila di belakang, Bunda Maia aja masih ikutan tampil di video klip lagu ini. Yang bisa selingkuh sekelas gini siapa lagi coba di Indonesia? Paling cuma Tora sama Mieke di Extravaganza. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, kurang jelas apa lagi sih mereka? Judulnya aja ngakuin kalau Dhani sama Mulan sange', harusnya pendengar mah udah suudzon dari awal.

Menurut gue album ini jelek banget, dan harus dinobatkan sebagai album Dewa paling jelek sepanjang karir mereka, karena beberapa faktor. Alasan personal: gue ilfil karena dulu bokap sering banget nyetel album ini di mobil, tapi yang diputer cuma track 9, yaitu cover 'I Want to Break Free', yang menurut gue kacrut banget. Pas lagu berikutnya mulai, pasti langsung di-rewind lagi sama doi. Kenangan buruk tuh buat gue.

Iklan

Alasan yang lebih obyektif juga ada. Kebanyakan lagu di Republik Cinta tuh cuma ditambah-tambahin aja ngelengkapin single utama, tanpa ada fungsinya buat kesatuan tema album. Kayak anak SMP bikin tugas esai kepepet. Selain itu, gue bete karena pas di lagu 'Laskar Cinta', kita semua disuruh menyebarkan benih-benih cinta dan memusnahkan virus-virus benci. Padahal Dhani jelas-jelas terobsesi banget sama pernak-pernik Nazi dan ngotot enggak ngerasa salah. Kami enggak sebego itu juga kali, Dhan.

Lagu terbaik: 'Larut'

Laskar Cinta (2004)

Konon, Dhani adalah satu-satunya anggota Dewa yang bersih dari pengaruh narkoba sejak awal terbentuknya band ini di Surabaya akhir dekade 80'an. Menurut teori gue sih, efek enggak pernah pakai narkoba itulah justru yang bikin Dhani jadi alig sekaligus cupu, sehingga Dewa tiba-tiba bisa mengeluarkan album sejelek ini.

Ada beberapa lagu di album ini yang menurut gue emang cocok jadi hits. Bo'ong banget kalau elo bilang 'Pangeran Cinta' dan 'Atas Nama Cinta' itu enggak seru. Setelah kedua lagu tersebut ada 'Satu', yang sebetulnya sama serunya. Masalahnya, tiap kali muter lagu 'Satu', gue jadi keinget Tuhan, saking seringnya lagu ini dipakai buat iklan bulan Ramadhan. Sayang banget, ketiga lagu yang lumayan oke tersebut ditaruh di awal album. Dampaknya elo baru mulai sadar betapa buruk album ini setelah track ke-4, 'Indonesia Saja'. Di sini personel Dewa pada enggak mau ngakuin mereka tuh dari etnis apa. Sunda bukan, Arab bukan, Jawa… juga bukan. Pantesan banyak yang yakin kalo Ahmad Dhani tuh setan. Selain itu, enggak ada momen cukup berkesan di album ini yang patut dituliskan, kecuali 'Matahari Bintang Bulan' yang sok-sok woyo. Intinya, Dewa di album ini pengin banget dikatain-katain dah, karena mutu musiknya anjlok dari album-album sebelumnya. Lagu terbaik: 'Pangeran Cinta'

Iklan

Cintailah Cinta (2002)

Andai album ini adalah manusia, dia pasti pake jaket jeans dan kaos garis-garis Uniqlo. Dengan kata lain, album ini B aja. Enggak bagus banget, tapi mau dibilang jelek banget pun susah. Lagu-lagu di Cintailah Cinta banyak yang jadi lagu andalan pas gue karaoke bareng teman-teman, tapi ya udah, gitu doang keistimewaannya. Kalau elo kenal orang yang bilang lagu Dewa favoritnya adalah 'Angin', jangan pernah percaya sama dia. Jangan percaya orang yang enggak serius ndengerin katalog albumnya Dewa dan suka lagunya Ahmad Dhani yang biasa-biasa aja itu. Lagu terbaik: 'Kasidah Cinta'

Dewa 19 (1992)

Sulit dipercaya bahwa album ini keluar saat anggotanya rata-rata baru menginjak umur 20. Bayangin aja, lagu pertama di album pertama Dewa 19 adalah 'Kangen'—yang legendaris itu.

Gue jadi mikir, pas umur 20 (alias dua tahun lalu) gue bikin capaian apa ya dalam hidup yang membanggakan? Kayaknya IPK ngelewatin 2.5 aja udah seneng banget. Untuk ukuran album perdana, Dewa 19 amat solid. Memang banyak momen hit or miss di sana-sini, tapi maafin aja lah, namanya juga Dhani dkk dulu baru belajar bikin album. Belajar aja bisa keren gini. Ngehek!

Lagu terbaik: 'Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi', 'Kangen'

Format Masa Depan (1994)

Format Masa Depan adalah album yang sangat manis. Di sini Dewa merayakan hal-hal yang biasa aja, dan enggak sok deep. Lirik-liriknya jujur dan hampir semuanya bercerita tentang keseharian. Musiknya juga lumayan lowkey. Dewa 19 enggak pernah se-relatable di lagu 'Sembilan Hari' buat anak muda kebanyakan. Walaupun terasa sangat personal, hebatnya tak semua lagu di album ini tentang cinta lho. Ada 'Selamat Ulang Tahun' dan 'Mahameru'. Coba, band mana lagi yang bikin lagu tentang gunung? (Ada sih, Payung Teduh. Tapi jelas enggak masuk itungan soalnya mereka ga secara spesifik nyebut apa nama gunungnya)

Lagu terbaik: 'Sembilan Hari', 'Aku Milikmu'

Iklan

Pandawa Lima (1997)

Sebelumnya maaf banget, tapi album ini desainer grafisnya siapa sih? Sampul Format Masa Depan dan Dewa 19 udah keren, Terbaik-Terbaik juga oke, eh tiba-tiba album ini artwork-nya kayak… tai.

Yaudahlah, terlanjur. Tema yang diangkat di album ini beragam. Mereka ngomongin tentang alam di lagu 'Suara Alam', persahabatan di 'Petuah Bijak', politik di 'Aspirasi Putih', dan seputar ibukota di 'Selatan Jakarta'. Jauh sebelum Emir Hermono berkarir menghibur dedek gemes metropolitan Abad 21, sudah ada Dewa 19. Loh, kok ngebandingin Emir Hermono sama Dewa 19? Iya lah. Dua-duanya masuk kategori 'Kakak Selatan'. Bisa dibilang, lagu 'Selatan Jakarta' adalah puncaknya citra Kakak Selatan. Dewa pokoknya Selatan banget. Buktinya Pondok Indah, Kemang, dan semua yang serba Jaksel disebut di lagu tersebut.

Iye iye, gue percaya rumah elo-elo pada yang main musik ama Dewa deket dari tongkrongan paling asyik Jakarta. Gue baru percaya Indonesia sukses naik kelas jadi negara maju, sewaktu kelak ada yang bikin lagu nyebut-nyebut Margonda Depok atau Pulogebang Bekasi. Fuck your Jaksel lifestyle!!!

Enggak ada lagu yang terlalu anthemic di album ini, kecuali mungkin 'Kamulah Satu-Satunya'. Album ini kurang pas didengerin bareng temen-temen, tapi justru enak diputar pas kita lagi di kamar, sebelum siap-siap pergi ke mall bareng temen-temen.

Lagu terbaik: 'Sebelum Kau Terlelap', 'Cindi'

Bintang Lima (2000)

Album ini bisa dibilang album OSPEK-nya Once, karena di album ini ia pertama kali diperkenalkan sebagai vokalis gara-gara Ari Lasso dikeluarin habis ketahuan sering nyabu. Ternyata, Once melewati momen OSPEK dengan sangat baik. Sebetulnya gue curiga Ari clash sama Dhani dan Andra bukan cuma gara-gara narkoba, tapi juga karena Ari seorang Capricorn, sedangkan Dhani dan Andra sama-sama Gemini. Capricorn sama Gemini tuh biasanya gak cocok, secara Capricorn kaku banget, sementara Gemini bertindak semaunya. Untung Once lahir tanggal 21 Mei, alias Taurus-Gemini cusp. Once lahir pas banget di antara transisi Taurus dan Gemini, sehingga dia memiliki sifat gabungan dari kedua zodiak tersebut. Jadi kalau dibandingin, wajar Once lebih mengerti maunya Dhani dan Andra, ketimbang Ari. Tapi udahan bentar dulu yuk ngomongin astrologinya. Mari bicara soal lirik di album ini. Gue lumayan bete soalnya. Di lagu 'Dua Sejoli' yang konon ditulis sama Dhani, katanya sih 'Hawa tercipta di dunia untuk menemani sang Adam / Begitu juga dirimu / Tercipta 'tuk temani aku'. Intinya doi bilang perempuan cuma pelengkap hidup laki-laki. Males amat hidup buat nemenin Ahmad Dhani doang. Elo aja kali, gue enggak.

Belum lagi lirik ini: 'Renungkan sejenak arti hadirmu di sini / Jangan pernah ingkari dirimu adalah wanita / Harusnya dirimu menjadi perhiasan sangkar maduku'.

Iklan

Lagi-lagi perempuan ditempatkan sebagai aksesoris bagi laki-laki. FYI, gue aja bakalan ogah jadi hiasan di rumah Nabi Sulaiman yang berlantai kaca yang di bawahnya ada air deres. Apalagi di rumah Dhani yang lokasinya di Pondok Indah doang.

Waktu kecil, gue sempet mikir 'Risalah Hati' itu lagu tentang tukang hipnotis. Perhatiin aja liriknya, 'Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku'. Iya deh yang pengin nyaingin Uya Kuya.

Tapi memang tak dapat dipungkiri, semua lagu di album ini catchy banget, makanya gue taruh Bintang Lima di posisi runner up terbaik daftar ini. Asal liriknya enggak usah diperhatiin, kecuali 'Mukadimah'. Lagu terbaik: 'Hidup Adalah Perjuangan', 'Lagu Cinta', 'Roman Picisan'

Terbaik-Terbaik (1995)

Sepertinya Dewa 19 sudah memprediksi album ini memang akan menjadi album mereka yang… Terbaik. Harus diakui, enggak ada lagu yang jelek di album ini. Satu-satunya hal yang mengganggu cuma chanting di akhir lagu 'Terbaik-Terbaik', tapi aransemen norak itu menunjukkan personel Dewa masih manusia biasa.

Bayangin deh elo berangkat ke kantor baru. Awal-awalnya pake Google Maps, nanya ke orang sekitar dan kadang nyasar, tapi lama-lama udah tau kapan harus lurus dan kapan harus belok. Di Terbaik-Terbaik, Dewa 19 udah di fase itu. Mereka yakin mau ke mana. Album ini seimbang, karena ada lagu sesedih 'Cinta 'kan Membawamu Kembali', tapi ada juga yang sepede 'Manusia Biasa'.

Lirik-lirik di album ini sangat dewasa, apalagi 'Cukup Siti Nurbaya'. Kayaknya di sini fase teenage angst mereka udah lewat, dan mulai masuk fase 'sotoy, tapi ada benernya juga'.

Enggak nyangka deh, musisi yang bisa bikin album sebagus ini bertahun-tahun kemudian malah membuat Republik Cinta Management, tingkahnya ngeselin sebagai politikus, dan akhirnya terancam dibui. Jangan ditiru ya.

Lagu terbaik: 'Cukup Siti Nurbaya', 'Hitam Putih', 'Manusia Biasa'