FYI.

This story is over 5 years old.

Google

Kecerdasan Buatan Google yang Bisa Ngobrol di Telepon Dijamin Tidak Akan Berbahaya

Google sadar produknya menyeramkan, makanya mereka buru-buru nyiapin penjelasan untuk kita semua
Image: Pexels

Biasanya perusahaan digital berusaha sehebat mungkin meyakinkan publik bahwa inovasi mereka adalah yang terkeren sejagat, Google mah enggak begitu. Raksasa internet ini melakukan sebaliknya, meyakinkan orang-orang kalau inovasi terbarunya cupu dan enggak canggih-canggih amat.

Adapun inovasi yang mereka sebut cupu itu adalah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI ) semacam Siri yang bisa menelepon orang dan ngobrol dengan siapapun yang mereka kontak. Anjay, serem banget. Itulah sebabnya Google susah payah meyakinkan kita semua kalau unit kecerdasan buatan terbaru mereka enggak segitunya, karena orang takut kalau si Siri yang bisa menelepon terlalu pintar.

Iklan

Pertengahan tahun ini rencananya Google akan menambah beberapa fitur baru untuk AI anyar mereka. Pertama-tama, mereka ingin si AI tahu kapan jam kerja dan kapan bukan. Selanjutnya, Google ingin si AI bisa melakukan reservasi di restoran, dan lama-kelamaan bisa booking potong rambut di salon.

Terdengar berguna dan menaarik bukan? Tapi pada kenyataannya si AI malah jadi bumerang bagi Google karena sejak dipamerkan pada konferensi Mei lalu, orang-orang malah ketakutan. Amat mudah membayangkan AI Google ini melakukan penipuan lewat telepon dengan menggunakan data pribadi kita. Tapi tenang, Google bilang kemampuan si AI masih jauh dari itu.

“Banyak yang bertanya pada kami, apa Google benar-benar bikin AI yang bisa ngomong layaknya orang, lalu bisa mengontak siapapun juga lewat telepon? Enggak, enggak. Kenyataannya jauh dari itu,” kata Scott Huffman, Presiden Direktur Perancangan Google.

“Yang kami bikin pada dasarnya adalah membuat tiga sistem otomatis yang bisa melakukan hal-hal spesifik: menanyakan jam kerja, pesan kursi di restoran, dan bikin janji di salon. Cuma itu yang mereka bisa lakukan,” kata Scott.

Pejabat-pejabat Google sadar akan kekhawatiran yang timbul merespon inovasi terbaru yang mereka luncurkan pada Mei lalu itu. Maka dari itu, setiap kali memulai percakapan si AI wajib memperkenalkan diri sebagai sistem otomatis dari Google. Dia juga akan memberi tahu bahwa percakapan itu direkam, suatu hal yang terus ditekankan pejabat Google dalam presentasi.

Iklan

“Teknologi bisa digunakan untuk maksud-maksud baik, tapi pada saat yang sama bisa juga dipakai untuk melakukan kejahatan,” kata Presiden Direktur Google untuk Desain dan Produk. “Itulah sebabnya kami punya prinsip tegas dalam pembuatan AI, kami juga selalu menekankan keterbukaan.”

Untuk membangun sistem itu, tim Google memulainya dengan meminta operator manusia membuat ratusan pesanan kursi restoran, kemudian merekam pembicaraan mereka. Mereka kemudian membuat transkrip dan mengelompokkan bagian-bagian spesifik dari semua percakapan, seperti pada saat operator menanyakan berapa banyak orang yang akan datang. Seterusnya tim Google bikin set data sampai akhirnya bisa melatih si AI sampai mampu melakukan reservasi sendiri.

Agar terdengar lebih nyata dan tidak robotik, Google menambahkan gumaman seperti “emmm…” atau “eng…” untuk membuat si AI terdengar lebih sopan dan manusiawi.

“Kami enggak ingin ngerjain orang,” kata Scott. “Versi yang awal memang terdengar buruk sekali. Sama sekali enggak alami. Terdengar enggak enak. Ujung-ujungnya pasti buruk. Enggak akan ada pengusaha yang mau berbisnis dengan robot.”

Kenyataannya adalah, setiap kemajuan di ranah kecerdasan buatan cenderung membuat orang takut, dan itu bagus karena artinya orang masih hirau akan privasi dan urusan keamanan. Tapi kita masih jauh kok dari ancaman perang dunia antara manusia lawan AI. Sebagai respon atas kekhawatiran itu, Google sekarang mempertegas: si AI hanya bisa melakukan tiga hal spesifik, tak lebih dari itu.

Jadi, tenang aja sob, dunia masih aman dari ancaman para robot

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.