Tips karyawan nego naik gaji dengan HRD Perusahaan pakai info tawaran kerja
Ilustrasi oleh Hunter French
Pekerjaan

Bisakah Kita Nego Naik Gaji Pakai Taktik Ngaku Dapat Tawaran Kerja di Tempat Lain?

Sebagian pembaca mungkin pernah kepikiran ide ini. Kami minta praktisi HRD mengulas apakah taktik macam itu efektif atau berisiko membuat karyawan dipecat.

Curhatan pembaca: Sejauh pengetahuanku, dalam situasi normal kita bisa minta naik gaji ke atasan dengan alasan sudah ada tawaran di tempat lain. Kalau aku mencoba cara ini di tengah pandemi, apakah atasan akan mempertimbangkan permintaanku?

Aku bekerja di perusahaan besar. Sudah banyak karyawan yang diberhentikan dan dirumahkan karena Covid-19. CEO kami juga buka-bukaan soal kerugian yang dialami perusahaan sepanjang tahun ini, sehingga semua karyawan yang bertahan mau tak mau harus dipotong gaji setidaknya selama beberapa bulan ke depan.

Iklan

Aku sebenarnya mencintai pekerjaan ini, tapi merasa dibayar terlalu rendah bahkan sebelum gaji dipotong. Belum lama ini aku mendapat tawaran di perusahaan lain yang kelihatannya menjanjikan. Apa yang mungkin terjadi seandainya aku memanfaatkan tawarannya untuk minta naik gaji di saat kantor lagi paceklik? Akankah ini mengancam posisiku dan merusak hubungan dengan perusahaan? Ataukah sebaiknya aku menyanggupi wawancara yang tawarannya benar-benar diminati?


Jangan pernah coba-coba melakukannya! Cara ini sangat berisiko bahkan ketika kondisinya sedang normal. 

Bukan tidak mungkin perusahaan akan merelakan dan mendukungmu untuk pindah. Memberi tahu atasan ada tawaran lebih baik di tempat lain hanya akan menempatkanmu pada posisi sulit.

Tidak ada jaminan juga ke depannya akan baik-baik saja misalkan kantor setuju menaikkan gaji untuk mempertahankan dirimu. Acap kali hubungan dengan perusahaan akan merenggang begitu kamu menerima gaji lebih besar melalui cara ini. Atasan dan pihak manajemen akan melihatmu sebagai karyawan yang tidak betah di kantor. Ketika perusahaan terpaksa mem-PHK karyawan lagi suatu hari nanti, namamu bisa saja menduduki posisi paling atas untuk dipecat. Mereka mengira kamu sudah bosan bekerja di sana.

Tak hanya itu saja, akan semakin sulit bagimu untuk mengajukan kenaikan gaji di masa depan. Atasan mungkin akan menjawab, “Waktu itu kan sudah naik gaji karena kamu mau keluar.”

Iklan

Dalam skenario terburuk, perusahaan setuju menaikkan gaji karena panik dan belum siap mencari pengganti dirimu. Tapi begitu kondisinya lebih stabil, mereka akan memecatmu dengan alasan kamu pasti akan mencari pekerjaan di perusahaan lain.

Sejumlah perekrut mengatakan sekitar 70-80 persen karyawan yang dinaikkan gaji karena dapat tawaran lain akan berhenti bekerja atau dipecat dalam waktu satu tahun. Sayang sekali aku tidak bisa memastikan keakuratannya karena orang cenderung menyebutkan angka tanpa benar-benar tahu dapat dari mana. Walaupun begitu, pengakuan ini bisa memberikan gambaran seperti apa pandangan perekrut terhadap trik “counteroffer” semacam ini.

Bagi perusahaan yang menawarkan pekerjaan, besar kemungkinannya mereka tak lagi tertarik memperkerjakanmu begitu tahu kamu tak serius menerima tawaran mereka dan hanya ingin meminta naik gaji pada perusahaan saat ini. Hilang sudah kesempatan emas untuk mendapat pekerjaan lebih baik.

Jika di situasi normal saja sangat berisiko, apalagi sekarang saat masih pandemi. Banyak bisnis kelimpungan untuk tetap berdiri selama krisis global. Kamu bilang perusahaanmu telah memberhentikan dan merumahkan pekerjanya, serta memotong gaji karyawan yang bertahan. Keuangan perusahaan sudah menipis, sehingga mereka akan sangat lega ketika mengetahui ada karyawan yang tertarik bekerja di tempat lain. Semakin berkurang saja pengeluarannya.

Memang, cara ini terkadang efektif. Ada industri tertentu yang baru akan menaikkan gaji karyawannya ketika mereka menerima tawaran di perusahaan lain. Namun, kasus-kasus seperti ini hanyalah pengecualian. Tapi bagi kebanyakan orang, terutama di tengah pandemi, sangat tidak masuk akal jika menyanggupi wawancara kerja hanya untuk main-main saja.

Silakan baca saran-saran lainnya dari Alison Green di Ask a Manager atau dalam bukunya.