Politik Internasional

Tiongkok Cekal Game Mobile 'Cytus II', Karena Pengembangnya Bikin Lagu Pro-Hong Kong

Padahal lagu yang dipersoalkan tidak ada dalam game bikinan developer Taiwan itu.
Pengunjuk rasa Hong Kong mengibarkan bendera bertuliskan “Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita”
Pengunjuk rasa Hong Kong mengibarkan bendera bertuliskan “Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita” pada 19 Januari 2020. Philip FONG / AFP

Direktur musik Wilson Lam hengkang dari tim developer asal Taiwan, Rayark Gamesm setelah lagu ciptaannya di Soundcloud ketahuan berisi kode morse untuk slogan protes Hong Kong. Tak hanya itu saja, salah satu gamenya dicekal di Tiongkok.

Dilansir tabloid pemerintah Tiongkok Global Times, lagu Soundcloud itu berjudul Telegraph 1344 7609 2575 dan diunggah pada profil Soundcloud ICE — nama samaran Wilson. Kode morsenya berarti “Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita.”

Iklan

Lagunya memicu kemarahan di Tiongkok Daratan, yang berujung pada pemblokiran game mobile Cytus II. Dalam game ini, pemain akan memencet titik sesuai ritme musik.

Banyak media Tiongkok menggambarkan unjuk rasa pro-demokrasi Hong Kong sebagai aksi teror dan gerakan separatis yang didukung asing. Para demonstran berbulan-bulan turun ke jalan untuk menolak RUU Ekstradisi kontroversial.

Sejak itu, undang-undang keamanan nasional yang dimandatkan Beijing di Hong Kong menjadikan “Bebaskan Hong Kong” sebagai slogan terlarang karena mendukung “pemisahan”.

Lagunya sudah dihapus dari profil ICE. Wilson menyatakan dalam postingan Facebook, dia mengunggah “Telegraph 1344 7609 2575” ke Soundcloud untuk kepentingan pribadi. Rayark Games tidak ikut andil dalam keputusan ini.

Dragonest Games, perusahaan Rayark di Tiongkok Daratan, telah mengeluarkan pernyataan bahwa “lagunya merupakan ciptaan pribadi, dan tidak ada di dalam game-game kami. Baik Dragonest maupun Rayark tak tahu-menahu soal insiden ini. Lagu tersebut tidak mewakili posisi Dragonest dan Rayark.”

Follow Miran di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia