FYI.

This story is over 5 years old.

Covering Climate Now

Gara-Gara Manusia Doyan Makan Daging, Bumi Nyaris Jadi Planet Sapi

Daging sapi itu enak dan bergizi. Tapi, kalau satu Bumi isinya sapi semuanya ya gak enak
Image: Pexels

Gara-gara manusia ketagihan melahap olahan daging sapi, mayoritas mamalia yang hidup di Bumi sekarang adalah sapi. Masalahnya, itu tak baik bagi planet Bumi.

Sebuah penelitian baru yang dimuat di the Proceedings of the National Academy of Sciences berusaha membuat katalog dari biomassa semua makhluk hidup yang ada di Bumi. hasilnya, peneliti yang mengerjakan penelitian tersebut menemukan bahwa manusia telah menghancurkan sebagian besar biomassa yang ada di Bumi meski kuantitas manusia sangatlah sedikit. Saat ini, manusia hanyalah 0,01 persen dari seluruh biomassa Bumi. Akan tetapi, kita sudah memusnahkan 83 persen mamalia liar dan menghancurkan setengah biomassa tanaman sejak manusia muncul pertama kali di Bumi, demikian kesimpulan penelitian tersebut. Kalau kita melihat komposisi mamalia di Bumi, 34 persen di antaranya manusia. Sementara jumlah hewan liar seperti beruang dan singa hanya 4 persen dari seluruh mamalia di Bumi. Bagaimana dengan 60 persen lebih sisanya? Oh yang itu disusun hewan mamalia yang diternak manusia.

Iklan

“Saat ini, jumlah keseluruhan biomassa manusia dan hewan ternak jauh melampui biomassa mamalia liar,” demikian tertulis dalam laporan penelitian tersebut. “Hal yang sama terjadi juga terjadi dalam perbandingan jumlah unggas peliharaan dan unggas liar. Dalam kasus ini, jumlah unggas ternak tiga kali lebih tinggi dari unggas di alam liar. Malah, jumlah gabungan manusia dan hewan ternak saat ini jauh lebih tinggi dari semua mahkluk bertulang belakang di Bumi, kecuali ikan.”

Sebagian besar mamalia yang diternak adalah babi dan sapi, dengan jumlah sapi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan babi. Artinya, dengan berkembangnya industri daging global, manusia secara tidak langsung mengubah bumi menjadi planet sapi.

Sapi itu binatang yang menyenangkan dan hebat. Masalahnya adalah industri agrikultur hewan menghasilkan lebih banyak emisi gas rumah kaca dibanding seluruh transportasi darat di planet ini. Industri yang sama juga bertanggung jawab atas penggundulan hutan. Di dekade ‘90an saja, kita sudah kehilangan wilayah hutan seluas Portugal. Belum lagi, industri daging global juga membahayakan hewan yang jadi tambang daging mereka. Bahkan terdapat fakta bahwa sebenarnya kita tak memperlakukan sapi-sapi potong ini dengan baik yang tak bisa kita pungkiri.

“Saya harap kita bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai kacamata baru untuk memahami cara kita mengonsumsi,” Ron Milo, periset di Weizmann Institute of Science, Israel dan salah satu dari penulis laporan penelitian di atas, pada The Guardian. “Saya sendiri belum sepenuhnya menjadi seorang vegetarian. Tapi, saya memperhitungkan dampak lingkungan saat mengambil keputusan. Jadi, sekarang saya berpikir apakah saya benar-benar akan memilih daging sapi atau unggas alih-alih tahu, misalnya?”