FYI.

This story is over 5 years old.

makanan zaman dulu

Keju Mesir Berusia 3.200 Tahun Dianggap Terkutuk, Punya Kandungan Mematikan

Keju ini, terbuat dari susu sapi dan kambing, terkontaminasi bakteri menular.
Foto: Metropolitan Museum of Art

Pecinta keju tahu bahwa keju yang paling beraroma umumnya berusia berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Tapi, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan residu keju yang ditemukan arkeolog pada makam Ptahmes, wali kota Mesir, Memphis, pada abad ke-13 SM, yang rupanya sangat menyukai keju sampai-sampai makanan ini dia bawa ke liang lahat.

Berasal dari 3.200 tahun silam, residu ini merupakan keju padat tertua yang pernah diidentifikasikan, menurut sebuah penelitian soal penemuan ini di Analytical Chemistry.

Iklan

Produk susu ini ditemukan sekitar lima tahun lalu, selama penggalian makam besar Ptahmes, yang berisi banyak ruang penyimpanan dan bilik. Bangunan kuno ini pertama kali ditemukan pada 1885, tetapi dalam sebuah pelintiran dongeng, makam itu hilang dari permukaan dunia selama lebih dari satu abad, ditenggelamkan pasir gunung. Pada 2010, bangunan ini ditemukan kembali di pemakaman Saqqara dan para arkeolog mulai menjelajahi situs itu lagi.

Diagram yang mengilustrasikan proses analisis kimiawi. Foto: American Chemical Society

Residu keju ini ditemukan dalam sebuah stoples di salah satu bilik selama musim penggalian 2013-2014. Makanan ini ditutupi dengan kain kanvas yang mungkin telah dililitkan untuk mengawetkannya.

Untuk mencari tahu komponen kimiawi pada keju tersebut, tim yang dipimpin oleh Enrico Greco, ilmuwan kimia di Catania University di Italia, melarutkan residu itu ke dalam peptida penyusunnya dan memeriksanya menggunakan spektrometri massa dan kromatografi cair. Teknik-teknik ini mengungkapkan bahwa keju itu terbuat dari campuran susu sapi dan susu kambing/ domba.

Meski kedengarannya lezat, mengonsumsi keju ini adalah ide buruk. Tim Greco juga menemukan bukti bahwa makanan ini terkontaminasi bakteri Brucella melitensis.

Bakteri ini menyebabkan penyakit menular brucellosis, yang juga dikenal sebagai demam Malta, yang ditemukan pada produk susu yang tidak dipasteurisasi atau daging mentah. Gejala-gejala brucellosis di antaranya adalah berkeringat di malam hari, nyeri otot, dan kematian—jika tidak segera diobati dengan antibiotik. Patogen memang penghancur jitu, sampai-sampai Angkatan Darat AS mengembangkannya sebagai senjata biologis di Pine Bluff Arsenal di era 1950an.

Kalau sudah begini, biarlah Ptahmes menyimpan kejunya yang sudah kadaluarsa itu.