FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Perampokan Tak Biasa Terjadi di Hong Kong, Pelakunya Kawanan Sapi

Sapi-sapi liar ini berpesta setibanya di supermarket. Mereka langsung melahap sayur dan buah segar yang ada di rak.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Gerombolan sapi merampok supermarket di Hong Kong
Foto sapi merampok supermarket via YouTube/A & G Productions

 

Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi Hong Kong memperkirakan ada sekitar 1.100 sapi liar yang berkeliaran di jalanan. Mereka belum lama ini merilis laporan yang mengakui betapa sulitnya “menjamin keharmonisan hidup antara hewan ternak liar dan penduduk setempat.”

Warga tidak akan merasa terganggu oleh kehadiran mereka asalkan sapi-sapi ini tidak bikin macet, buang air sembarangan, atau memakan buah-buahan dan sayuran di supermarket tanpa izin.

Iklan

Namun, awal bulan ini, empat sapi liar telah merusak keharmonisan tersebut dengan menerobos masuk ke sebuah supermarket dan merampas sayur dan buah-buahan di sana. Surat kabar lokal Ming Pao melaporkan bahwa gerombolan hewan liar ini memasuki supermarket Fusion di Mui Wo sekitar pukul 8 malam, dan memakan segala yang ada di bagian sayuran dan buah-buahan.

Rekaman video yang diunggah ke Facebook menampilkan pengunjung yang kebingungan saat mendapati penjarah yang sedang asyik memakan makanan hijau. Staf dan pengunjung toko pun segera bekerja sama untuk mengusir hewan liar ini dari toko.

Anggota Dewan Distrik Andy Wong Man-hon berkata kepada Ming Pao bahwa sapi liar yang ada di Mui Wo jumlahnya sekitar 30 ekor, dan ini pertama kalinya mereka memasuki supermarket. Dia khawatir insiden ini bisa terjadi lagi, mengingat seberapa sering warga memberikan mereka buah-buahan untuk dimakan.

Tahun lalu, South China Morning Post menerbitkan artikel yang membahas permasalahan sapi liar di Hong Kong. Berita tersebut menyebutkan ekspansi urbanisasi sebagai alasan mengapa hewan ternak ini bisa merajalela di wilayah tersebut.

Pembangunan perkotaan yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah pedesaan memaksa berbagai spesies satwa liar untuk hidup di permukiman manusia. Ho Loy, ketua Lantau Buffalo Association, menerangkan bahwa sapi-sapi liar ini sudah hidup di sana sejak dulu, jauh sebelum adanya perubahan urbanisasi yang drastis dan menyusutnya habitat padang rumput.

Iklan

"Kebanyakan orang kesal melihat sapi liar berkeliaran di jalan," tutur Ho. "Namun, mereka tidak menyadari kalau tempat ini dulunya habitat sapi. Leluhur mereka dulu tinggal dan makan di sini saat padang rumputnya belum disemen dan diubah menjadi jalanan."

Juru bicara perusahaan pemilik Fusion memberi tahu Coconuts bahwa semua produknya rusak oleh kawanan tersebut dan rak-raknya sudah dibersihkan secara menyeluruh.

Follow Gavin di Twitter dan Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia