Internet

Inilah Desain Komputer Rakitan Terbaik Bila Dunia Kacau dan Internet Mati Total

Dengan bantuan Raspberry Pi, komputernya tahan air dan dapat berfungsi meski tak lagi terhubung koneksi internet.
Off-grid cyberdeck
Off-Grid Cyberdeck. Gambar: Back7.co

2020 serba kacau. Setelah diterjang banjir, pandemi corona gantian melanda umat manusia. Musim kebakaran hutan dan badai akibat perubahan iklim terus mengintai peradaban modern. Itulah mengapa dari sekarang kita harus mulai bersiap-siap menghadapi kemungkinan hancurnya peradaban manusia karena sebab-sebab di atas. Salah satunya, adalah kemampuan merakit komputer tanpa koneksi Internet. Suatu saa, teknologi yang ada saat ini bisa saja cuma berfungsi dengan bantuan komputer tersebut.

Iklan

Diberi nama Off-Grid CyberDeck, komputer tahan air ini dirakit menggunakan Raspberry Pi 4.

Jay Doscher menyebut ciptaannya sebagai perangkat pemulihan. Dia berharap CyberDeck dapat memulihkan gawai jika seandainya jaringan internet tak lagi berfungsi. Komputer ini juga memiliki keyboard mekanis, dan menggunakan baterai internal yang mampu mengalihkan daya ke sumber eksternal. Lapisan tembaga melindungi CyberDeck dengan dorongan elektromagnetiknya.

Lewat email, Doscher memberi tahu Motherboard dia berkeinginan menciptakan teknologi yang memberikan kebaikan di dunia. Dia memulai proyek ini supaya mesin teknologi yang membutuhkan koneksi internet bisa tetap berfungsi meski tidak ada koneksi.

"Saya menginginkan mesin yang dapat menggantikan PC/server saat ini dan bisa melakukan DNS dan DHCP lokal. Selain itu, mesinnya juga bisa menjadi mirror untuk distribusi APT (paket antarmuka pengguna perangkat lunak untuk sistem komputer Unix) dan Linux," katanya. “Paket APT sangat diandalkan ketika melaksanakan proyek Raspberry Pi."

Doscher sebenarnya telah merakit CyberDeck sejak 2015, tapi saat itu dia hanya mampu menciptakan prototipe mesin tanpa keyboard. Ciptaan aslinya belum tahan air, dan kabelnya pun "berantakan".

Versi terbaru CyberDeck sangat populer sampai-sampai Doscher sering menerima orderan dari pembeli pribadi.

"Kebanyakan orang mengkustomisasi dan merakit sendiri mesinnya untuk tujuan lain, atau mengubah desain seperti baterai atau jenis CPU," ujar Doscher. "Sebagian besar komunitas berfokus pada ‘CyberDeck’ dan menciptakan komputer semi portabel yang didesain khusus."

Iklan

Mesin ini semakin diminati banyak orang, tapi COVID-19 menghambat proses perakitannya. "Suku cadangnya susah dicari sekarang. Menjaga kesehatan dan mempermudah tugas pekerja kritis memang penting, tapi ini membuat kebanyakan dari kami tidak bisa keluar rumah," lanjutnya. "Sebenarnya ini waktu paling tepat untuk memulai proyek, tapi yang jadi masalah perlengkapannya juga sulit didapat."

Proyek Doscher hanyalah satu dari sekian banyak proyek yang bertujuan memulihkan teknologi setelah peradaban modern berakhir. CollapsOS adalah sistem operasi yang dirancang untuk bekerja pada peralatan elektronik yang mudah dicari. Sementara itu, seniman Latvia mengubah limbah elektronik menjadi mesin tenun.

"COVID-19 mengajarkan banyak hal di sekitar kita yang memerlukan perubahan, tapi saya pikir kesadaran akan pentingnya komputasi tangguh akan berkembang seiring berjalannya waktu," tutupnya.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard