gaya Hidup Sehat

Saking Malasnya Manusia Cuci Tangan, Ada Alat 'Bantu Cuci Tangan' Seharga Rp17 Juta

Sejumlah restoran di berbagai belahan dunia berupaya sebaik mungkin mencegah coronavirus, salah satunya dengan memasang teknologi 'Hand Wash Coach'.
Bettina Makalintal
Brooklyn, US
Ada Alat 'Bantu Cuci Tangan' 'Hand Wash Coach' Seharga Rp17 Juta
Ilustrasi cuci tangan oleh Maskot via Getty Images 

Di saat wabah coronavirus (COVID-19) semakin memicu kekhawatiran global, imbauan rajin cuci tangan dengan baik dan benar juga makin sering digaungkan. Sayangnya, masih banyak yang belum tahu langkah-langkah yang benar. Lebih parah lagi, tidak sedikit orang masih malas mencuci tangan.

Apabila daftar lagu 20 detik masih belum cukup, “Hand Wash Coach” mungkin cocok buat kalian. Menurut laporan WHEC, satu restoran di Rochester, New York telah memasang alat bantu cuci tangan ini. Pada dasarnya, Hand Wash Coach akan memberikan instruksi dan waktu setiap ada yang cuci tangan. Alatnya memperhatikan gerakan tangan kalian, jadi tidak bisa ditipu.

Iklan

Perangkat seharga $1.200 (Rp17 juta) itu tak hanya memberikan arahan saja, tetapi juga memantau gerakan tangan petugas restoran menggunakan “sensor optik”. Setelah selesai, datanya akan disinkronkan ke jam kedatangan.

“Tangan dapat menjadi perantara penularan patogen yang menyebabkan penyakit,” kata pencipta dan CEO Food Service Monitoring Sam Trapani kepada WHEC. Dia lalu menambahkan Hand Wash Coach beserta monitornya bisa meningkatkan kualitas dan frekuensi mencuci tangan.

Bukankah mengerikan ketidakmampuan kita untuk mencuci tangan dengan benar membuat gerak-gerik kita diawasi? Lagi pula, belum ada jaminan Hand Wash Coach dapat mengatasi krisis coronavirus karena, menurut WHEC, perangkatnya masih dalam masa percobaan.

Selain memasang Hand Wash Coach, restoran-restoran juga melakukan upaya melebihi memulangkan atau mengizinkan pegawai dengan gejala untuk beristirahat di rumah. Keputusan ini tentunya tidak mudah, mengingat ada tantangan finansial kehilangan upah per jam dan kurangnya jatah sakit bagi para pekerja industri jasa

SoraNews24 melansir Hamazushi, restoran sushi terbesar di Jepang, berhenti menggunakan mesin putar agar pengunjung tidak perlu merasa khawatir. Perusahaan di Cina mulai mengerahkan mobil, drone, dan kurir tak berawak di tengah meningkatnya permintaan layanan antar makanan. Pengunjung Chinatown di New York City menurun drastis selama beberapa minggu terakhir.

Menurut Eater, restoran hot pot Haidilao meluncurkan layanan pesan antar yang mengirimkan makanan, panci, kompor portable, dan bahan bakar butana untuk dimasak sendiri di rumah. Kepada GrubStreet, seorang pemilik restoran lain mengatakan dia akan mengecek suhu karyawan di awal shift.

Setiap orang punya caranya sendiri untuk meredakan kepanikan, kayak memborong masker atau tisu toilet misalnya. Padahal ya, kalian cukup rajin cuci tangan lho. Cuma butuh 20 detik doang pula.

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES