Perang Narkoba

Sejarah Perang Melawan Sabu-sabu yang Tak Pernah Dimenangkan Negara Manapun

Dalam episode terbaru dokumenter VICE 'The War On Drugs', kami mengurai sekaligus mematahkan mitos seputar sabu-sabu.

Ada satu narkoba yang rutin menjadi momok di Amerika Serikat, yakni methamphetamine, atau biasa dijuluki sabu-sabu. Saking merajalelanya, ada 500 ribu orang di negara bagian California saja yang kecanduan sabu-sabu, artinya ada satu pecandu di setiap 200 orang.

Banyak orang mengira pasar terbesar meth adalah Amerika Serikat. Namun sebetulnya problem sosial akibat sabu-sabu juga terjadi di Meksiko, Filipina, serta berbagai negara Asia Tenggara.

Iklan

Lewat seri dokumenter The War On Drugs, kami mencoba menyorot upaya berbagai negara memerangi peredaran narkoba. Sabu-sabu seringkali menjadi target utama peperangan tersebut, jauh melebihi kokain, ekstasi, ketamine, atau ganja. Tragisnya, peperangan yang makin brutal terhadap jaringan pengedar dan kartel narkoba memicu lingkaran kekerasan, perbudakan modern, meningkatnya angka kejahatan, serta ketimpangan ekonomi di berbagai wilayah dunia.

Artinya, strategi lembaga keamanan internasional memerangi sabu-sabu selama ini justru membuat semua pihak kalah, kecuali produsen narkobanya itu sendiri.

Maka dari itu, kami mencoba mengurai sejarah dan mitos seputar sabu-sabu. Kenapa narkoba satu ini bisa populer sekaligus amat menakutkan efeknya? Dan kenapa upaya memeranginya selama ini gagal total?

Simak dokumenter VICE terkait sejarah sabu-sabu di tautan awal artikel.