Suka Nonton 'The End of the F***ing World'? Berikut 9 Film dan Serial Televisi yang Sama Serunya
Screenshot via YouTube

FYI.

This story is over 5 years old.

Film

Suka Nonton 'The End of the F***ing World'? Berikut 9 Film dan Serial Televisi yang Sama Serunya

Kalau kamu demen nonton romcom dioplos dengan cerita pembunuhan, maka daftar susunan redaksi i-D ini harusnya sih cocok buatmu.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D

Saat The End of the Fucking World pertama kali tersedia di Netflix pada Januari lalu, tampaknya semua orang tak bisa berhenti membicarakan serial ini. Tidak mengejutkan sebetulnya, karena serial ini memenuhi semua kriteria: karakter yang aneh, kemarahan remaja, kisah cinta yang bikin geregetan, aktivitas ilegal, dan sedikit pembunuhan. Serial ini seperti Bonnie & Clyde versi abad ke-21, dengan sentuhan American Psycho. Kalau kamu belum sempat nonton serial ini, ngapain baca artikel ini deh? Buruan tonton dulu kedelapan episodenya.

Iklan

Udah? Bagus. Sekarang udah ngerti kan artikel ini ngebahas apa. Kalau kamu suka banget sama serial seperti itu, kami telah mengumpulkan beberapa film klasik dan serial televisi yang mirip sama The End of the Fucking World.

Heathers

Film klasik 80an ini adalah epitome komedi gelap. Malapetaka SMA yang ditimbulkan oleh anak baru di sekolah, JD (Christian Slater), seperti yang akan terjadi jika James dari TEOTFW berubah menjadi sosiopat yang dia sangka, sementara Veronica Sawyer, diperankan oleh Winona Ryder, dengan sukses menunjukkan karakter remaja putus asa. Film ini menangani liku-liku pembunuhan dan pembakaran dengan ketergesaan dan kejenakaan, dengan beberapa punchlines terbaik saat menghadapi beberapa peristiwa yang benar-benar mengerikan.

God Bless America

Ini merupakan komedi gelap lainnya yang secara sempurna mensatirkan segala hal yang dianut warga Amerika, namun terutama absurditas sistem politik kita, budaya PC, dan reality TV. Ditulis dan disutradarai oleh Bobcat Goldthwait, film ini berpusat pada duo Frank Murdoch (Joel Murray), salesman asuransi dengan tumor otak, dan Roxy Harmon (Tara Lynne Barr), anak sekolah yang terkesima dengan pendekatan Frank saat menyelesaikan masalah yang mencakup menembak salah satu teman sekelasnya. Hal paling mengejutkan dari film ini adalah endingnya yang hangat. Meski tetap berdarah-darah.

Scott Pilgrim Vs. The World

Ada alasan bagus Scott Pilgrim Vs. The World menjadi film cult klasik. Seperti TEOTFW, film ini diadaptasi dari sebuah buku komik, namun bedanya ini ada campuran video gamenya dan mempertahankan estetika dan plot devices genre tersebut. Scott Pilgrim (Michael Cera) jatuh cinta pada Ramona Flowers (Mary Elizabeth Winstead), namun tidak menyadari bahwa memenangkan cintanya juga berarti melawan sekumpulan mantan pacar Ramona yang jahat.

Iklan

True Romance

True Romance adalah template bagi bagi kelahiran TEOTFW. Film ini, yang skenarionya ditulis oleh Quentin Tarantino, punya nuansa yang gelap, penuh kekerasan dan tak memberi penontonnya kesempatan untuk bernafas. Plotnya berkisah tentang seorang pelacur muda Alabama (Patricia Arquette) dan seorang penggemar komik/fan fanatik Elvis Clarence (Christian Slater) yang tengah melakukan road trip membelah Amerika Serikat dengan membawa sekoper kokain yang dicolong dari mucikari Alabama.

Lantas gimana nasib Mucikari tersebut? Tentu saja, dalam film yang skenarionya ditulis sineas maniak darah macam Tarantino, Mucikari itu tewas di tangan kedua tokoh utama di tas. Jadi, jangan harap kalau ujung perjalanan kedua orang ini berakhir dengan sangat romantis.

Natural Born Killers

Film ini juga sepertinya jadi sumber inspirasi TEOTFW, kendati Natural Born Killers lebih tak kenal ampun dan brutal. Di Film ini, yang skenarionya juga ditulis oleh Quentin Tarantino (tapi kemudian direvisi oleh David Veloz). Lagi-lagi, sepasang sejoli dengan masa kecil yang traumatis (Woody Harrelson dan Juliette Lewis) yang melakukan pembunuhan secara sporadis di kawasan Southwest, Amerika Serikat. Tak seperti TEORFW, film ini tak memberikan ruang untung tawa karena dua sejoli ini saling membantu satu sama lain agar bisa terlibat dalam kejahatan yang makin lama makin mengerikan.

I Don't Feel at Home in This World Anymore

Film yang diam-diam tayang di Netflix Februari 2017 ini kini jadi karya kesayangan penggemar film underground. I Don’t Feel at Home in This World Anymore bercerita tentang asisten perawat, Ruth (Melanie Lynskey) yang meminta tolong tetangganya setelah polisi menolak menangkap seorang pria yang merampoknya. Bersama Tony (sang tetangga yang diperankan oleh Elijah Eood), Ruth menjadi dua vigilante yang perlahan-lahan mulai terjebak dengan masalah begitu mereka mulai melakukan aksi-aksi ilegal.

Iklan

Thelma & Louise

Begini, mari kita luruskan dulu masalanya. Thelma & Louise secara teknis bukan rom-com, tapi ada sesuatu yang kelewat romantis dari hubungan dua orang wanita yang masing-masingnya rela melakukan kejahatan untuk melindungi satu sama lain. Tapi ujungnya, mereka berdua—maaf bocoran nih—kedua mati setelah mengarahkan mobil mereka menuju jurang. Kalau plot seperti ini tak bikin kamu pengen nonton, mungkin Brad Pitt muda yang bertelanjang dada bisa jadi alasan tak terbantahkan untuk nonton film ini.

Grosse Pointe Blank

Film ini, seperti halnya Heathers, mendemonstrasikan apa yang terjadi bila karakter James dari TEOTFW benar-benar jadi psikopat yang doyan bunuh-bunuhan di dunia paralel lain. John Cussack memerankan pembunuh bayaran yang depresi, Martin, yang sedang mencari kekasih. Ujung-ujungnya, dia malah jatuh hati dengan mantan kekasihnya (Minnie Driver) lagi. Grosse Pointe Black berhasil menyeimbang sikap santai bukan kepalang ketika menghadapi bahaya dan momen-momen menyentuh untuk memancing tawa.

Search Party

Search Party adalah film noir modern yang tak mau kelihatan serius-serius amat. Dalam tiap episodenya, sekelompok orang menghadapi sebuah misteri yang makin lama makin susah dikontrol dan makin nyata serta bahaya saja. Namun, meski ketika serial ini mencapai klimak yang berpotensi bikin serangan panik dan diakhiri dengan sangat menggantung, drama di dalamnya dibikin sempurna oleh cara ngomong John Early dan Maredith Hagner yang dingin tapi kocak.