Jika kalian sedang di India, bingung mau naik apa—padahal jalanan macet, taksi ogah berhenti, dan tarif Uber sedang mahal-mahalnya—tenang saja. Tidak perlu panik. Ada satu transportasi yang selalu tersedia: bajaj. Kendaraan roda tiga ini rajanya jalanan kota-kota besar India. Selalu bisa diandalkan dan sopirnya sudah mahir menyelip di keramaian.Meski begitu, bajaj emang terkenal ngeselin. Sopirnya sering ogah-ogahan mengambil penumpang. Bahkan sampai ada pemeo lokal, sopir bajaj lebih sering menolak orang dibanding fuckboi sekalipun.
Iklan
Buat penduduk Negeri Sungai Gangga, bajaj adalah wajah keseharian urban. Simbol mereka sedang di rumah sendiri. Karenanya, seringkali mereka abai memperhatikan penampilan bajaj. Sampai-sampai, ketika ada orang asing bertanya kenapa ada bajaj yang modifikasinya keren sekali, mungkin tak banyak orang menyadarinya. Fenomena modifikasi bajaj ini didorong oleh satu kompetisi berikut: Rickshaw Challenge.
Ada dua orang yang bertanggung jawab menyulut kreativitas komunitas sopir bajaj. Semua bermula pada 2006, berkat Princely Jeyachendren dan Aravind Bremanandam. Keduanya sekelas di Madras Christian College, Kota Chennai. Sama-sama suka travelling, mereka memutuskan jalan bareng keliling Eropa. Di beberapa kota, mereka mendapat pengalaman mengesankan, yakni sudut pedesaan Eropa yang dipakai jadi jalur reli Paris-Dakkar. Selain itu, Princely dan Aravind mengikuti sebuah kompetisi menarik, yakni menempuh satu rute yang ditentukan panitia tapi harus dengan nebeng kendaraan tanpa keluar duit sama sekali.Mereka ingin ada kompetisi macam itu di Tanah Airnya. "Dulu [Aravind] yang pertama kepikiran, 'kayaknya seru nih kalau ada kompetisi reli melewati tempat-tempat eksotis di India'," kata Princely pada VICE. Mereka berdua lantas mendirikan Travel Scientists, perusahaan yang menjadi EO Rickshaw Challenge.Setelah meneliti lebih lajut, keduanya merasa kalau cuma memindah reli internasional ke India akan kurang asyik. Makanya mereka memikirkan konsep lain, yakni menyelenggarakan kombinasi reli, modifikasi, dan pameran kendaraan bermotor yang bisa menjadi ikon kearifan lokal. Dipilihlah bajaj roda tiga. "Tadinya kami sempat punya ide relinya pakai mobil Maruti atau Ambassador. Tapi Bajaj yang akhirnya dieksekusi, karena kendaraan ini India banget," imbuh Princely.
Iklan
Ide liar mereka berdua terwujud, ketika reli bajaj rute Chennai ke Kanyakumari berhasil digelar pada 2006. Peserta bisa melintasi rute eksotis, melewati samping Taj Mahal serta mendaki lereng Himalaya naik bajaj. Sayangnya, ada satu masalah yang segera dirasakan Princely dan Aravind. Sedikit sekali justru orang India yang mau ikut lomba mereka. Lebih banyak peserta datang dari mancanegara."Banyak orang India menganggap bajaj kendaraan murah dan dianggap tak bisa untuk reli," kata Aravind. Makanya, ide modifikasi bajaj itu dilontarkan. Supaya persepsi orang lokal berubah memandang kendaraan buatan dalam negeri. "Dengan menggelar ajang reli ini, kami ingin meningkatkan derajat bajaj."
Lambat laun ide modifikasi bajaj itu justru jadi yang menarik perhatian utama peserta asal mancanegara. Akhirnya, panitia memfasilitasi peserta untuk mendapat akses ke mekanik dan ilustrator yang bisa mengubah bajaj buat reli tadi menjadi terlihat menarik.
Karena permintaan modifikasi membludak, kedua sosok di balik reli ini akhirnya sekalian bikin situs PimpMyShaw. Di situs tersebut, orang yang tertarik bikin modifikasi bajaj akan dipandu mencari mekanik sampai desainer yang bisa mewujudkan bajaj impian mereka.
"Kami sudah memfasilitasi peserta memodifikasi bajaj jadi macam-macam konsep. Dari motif kuda sampai tiruan mini F1. Bahkan ada peserta asal Inggris yang mengubah bajajnya jadi kapal selam, karena dia sangat mencintai laut."
Iklan
Menurut Jeyachendren, desain modifikasi bajaj paling populer yang bertemakan Scooby Doo Mystery Machine. Kata banyak peserta, bajaj dengan konsep ini punya aura misterius sekaligus unik.
Reli yang digarap Princely dan Aravind kini sudah jadi lomba tahunan. Biasanya tiap lomba diikuti 10 tim. Dari awalnya sempat disemprit otoritas lalu lintas, kini reli tersebut sudah dapat izin resmi pemerintah."Memang awalnya acara kami sedikit melanggar hukum, karena UU lalu lintas India menyatakan bajaj roda tiga adalah kendaraan transportasi umum, sehingga warna cat bodinya harus sesuai seragam sesuai koperasi atau perusahaan yang memilikinya," kata Aravind."Setelah lobi-lobi, kami berhasil mendapat izin modifikasi karena ini untuk pariwisata juga. Pemerintah cuma minta kami selalu mendokumentasikan bajaj yang dimodifikasi."
Follow Shamani Joshi di Instagram.Artikel ini pertama kali tayang di VICE India