LGBTQ

Di Filipina, Segera Tersedia Kamar Kecil Buat 'Segala Gender'

Keputusan ini diumumkan pengelola pelabuhan usai terjadi diskriminasi terhadap transgender yang masuk ke WC perempuan di ruang publik. Presiden Duterte mendukung ide LGBTQ dapat toilet terpisah
JP
Diterjemahkan oleh Jade Poa
Di Filipina, Segera Tersedia Kamar Kecil Buat 'Segala Gender' yang Didukung Duterte
Unjuk rasa menuntut kesetaraan bagi LGBTQ di Filipina pada 2018. Foto via Wiki Commons

Rakyat Filipina butuh waktu lama memperjuangkan kesetaraan hak untuk transgender. Sejumlah pejabat publik di negara itu sempat memicu kontroversi lewat pernyataan ngawur tentang hak transgender. Akibat maraknya diskriminasi terhadap transgender, 30 persen komunitas trans Filipina mengaku pernah dilecehkan di tempat kerja.

Di luar berbagai diskriminasi itu, ternyata ada satu lembaga pemerintah yang bersedia mengubah keadaan. Lembaga Pelabuhan Filipina (PPA) mengatakan siap membangun kamar kecil bagi “segala gender” di pelabuhan pada akhir Agustus 2019.

Iklan

PPA mengumumkan keputusan ini pada 20 Agustus lalu, dalam upaya mempromosikan inklusivitas gender di seluruh Filipina. Setiap kamar kecil bebas gender itu dapat digunakan siapapun—termasuk trans.

"PPA mengakui kebutuhan semua pengunjung pelabuhan. Lembaga kami akan terus menerapkan kebijakan demi kenyamanan publik terlepas dari gender atau seksualitasnya," kata Jay Daniel Santiago selaku Manajer Umum PPA.

Kamar kecil segala gender juga menawarkan fasilitas untuk orang difabel. Orang difabel akan diutamakan di WC khusus itu, tetapi siapa aja boleh memakainya, kok!

Menurut Santiago, inisiatif ini telah direncanakan PPA sejak berbulan-bulan lalu. "Tujuan kami adalah menciptakan lingkungan penuh sensitivitas dan inklusivitas untuk pengunjung pelabuhan," ujar Santiago.

Keputusan ini diambil PPA menyusul insiden diskriminasi terhadap seorang perempuan transgender. Pada 13 Agustus, Gretchen Custodio Diez ditahan polisi di sebuah mall di Quezon City karena berusaha masuk kamar kecil perempuan. Seorang petugas kebersihan mengatakan, "Kamu punya penis. Jangan belagak gila."

Diez tidak sendirian. Dalam beberapa bulan terakhir, diskriminasi terhadap orang transgender meningkat. Akibatnya seruan warga menuntut inklusivitas juga menguat.

Pengumuman PPA muncul setelah Presiden Rodrigo Dutert mendukung “kamar kecil ketiga” untuk orang transgender. Juru bicara Duterte mengatakan presiden menginginkan ada lebih banyak kamar kecil buat komunitas LGBTQ. "Supaya mereka punya sendiri dan tidak memicu kebingungan," kata Duterte, ditirukan jubirnya.

Iklan

Tetapi bagi sejumlah anggota komunitas LGBTQ+, kamar kecil “ketiga” bukan solusi atas diskriminasi. Diez, saat diwawancarai GMA Network, menilai adanya kamar kecil segala gender justru berpotensi meningkatkan intoleransi kelompok konservatif terhadap transgender.

"WC tersendiri bukan yang kami butuhkan. Kami tidak butuh tambahan infrastruktur," katanya. "Kami lebih butuh diterima oleh masyarakat. Kami butuh dipahami."


Follow Meera di Twitter dan Instagram .

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.