FYI.

This story is over 5 years old.

isu lingkungan

Kita Butuh Rp36.591 Ribu Triliun untuk Selamatkan Bumi dari Pemanasan Global

“Para ilmuwan mestinya menulis dalam huruf besar ‘BERAKSI SEKARANG, BODOH’," kata Kaisa Kosonen dari Greenpeace
Getty Images

Bumi kita sedang menuju kehancuran. Di masa mendatang, kalau kita tak segera mengubah cara hidup dan industri bekerja, bumi dibayang-bayangi peristiwa-peristiwa menyeramkan seperti cuaca ekstrim, kekurangan makanan, kebakaran hutan, dan lenyapnya semua batu karang pada tahun 2040. Itu bukan bualan semata, melainkan hasil penelitian dari laporan penelitian yang diterbitkan Senin lalu oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Iklan

Satu-satunya solusi untuk mencegah itu semua adalah dengan mengeluarkan uang yang sangat besar.

IPCC memperkirakan semua pemerintah harus menginvestasikan minimal 2,5% dari GDP global untuk membatasi kenaikan suhu bumi 1,5 derajat celcius di ata era praindustrial. Laporan ini menganjurkan investasi sebesar US$2,4 triliun (alias Rp36.591 triliun) per tahun demi solusi energi bersih sampai tahun 2035, sembari mengurangi emisi batubara sampai menjadi nol pada tahun 2050.

Peneliti mengungkapkan adanya “kelebihan dan kekurangan” untuk dipertimbangkan. Memotong emisi karbon bisa sangat mahal dalam jangka pendek tapi tetap lebih murah dibandingkan pembuangan karbon dioksida dalam beberapa puluh tahun.

“Laporan ini juga membahas keuntungan ekonomis, seandainya kenaikannya 1,5 derajat celcius. Ternyata bedanya besar antara naik 1,5 dengan 2 derajat lebih panas,” ungkap Dr. Stephen Cornelius, mantan juru IPCC Inggris.

Laporan ini diterbitkan di Korea Selatan setelah negosiasi selama seminggu antara para ilmuwan yang menyusun laporan ini dan 195 perwakilan dari pemerintah di seluruh dunia.

Dokumen ini menetapkan sebuah pilihan yang amat kritis, karena melebihi kenaikan suhu yang lebih dari 1,5 derajat celcius akan mempertanyakan kelayakan bumi untuk dihuni oleh manusia.

Menurut data yang telah dikumpulkan selama tiga tahun terakhir, suhu bumi akan naik 3 derajat pada tahun 2100. Angka ini dua kali lipatnya angka sasaran yang ditentukan di Persetujuan Paris tahun 2015 dan ditandatangani oleh 200 negara - tetapi Amerika Serikat baru saja menarik diri dari persetujuan ini.

Mengenai keputusan Trump untuk menarik AS dari persetujuan ini, Profesor Jim Skea, salah satu ketua IPCC, menjelaskan kepada Today show di BBC Radio 4: “Trump tidak bisa menghancurkan persetujuan itu. Yang dia bisa lakukan hanya menarik diri darinya. Sudah ada indikasi yang sangat jelas dari setiap negara lain di dunia bahwa mereka akan tetap mengikuti persetujuan ini dan bahkan mengimbangi ketidakhadirannya AS.”

Menurut laporan ini, untuk mencapai target 1,5 derajat celcius, emisi karbon harus dipotong 45 persen pada tahun 2030 dibandingkan 2010, dan bumi wajib menjadi netral karbon pada tahun 2047 - dengan upaya ini pun, hanya ada kemungkinan 66% untuk membatasi pemanasan pada 1,5 derajat celcius.

“Para ilmuwan mestinya menulis dalam huruf besar ‘BERAKSI SEKARANG, BODOH’, tapi mereka harus menyampaikan itu dengan fakta-fakta dan angka-angka,” ujar Kaisa Kosonen dari Greenpeace, yang juga menjadi pengamat di negosiasi IPCC.

Tidak semua orang turut prihatin dengan keadaan bumi. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan hari Senin sebelum laporan IPCC diterbitkan bahwa dia tidak akan menghabiskan uang untuk “konferensi iklim global atau omong kosong seperti itu.”