FYI.

This story is over 5 years old.

Final NBA

Para Haters Tak Punya Hak Marah Pada Kevin Durant

Kevin Durant meninggalkan Oklahoma City Thunder ke Golden State Warriors lalu dicemooh fans basket. Awal pekan ini, dia meraih gelar juara NBA pertamanya. Apa lagi sih yang perlu disewotin?
Foto Kevin Durant oleh Kelley L Cox-USA TODAY Sport.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Musim lalu, Kevin Durant membuat keputusan besar meninggalkan OKC Thunder dan bermain untuk kandidat juara, Golden State Warriors. Pekan ini, dia baru saja memenangkan gelar NBA pertama sepanjang krir, bersama tim barunya. Jadi, apaan lagi sih yang perlu disewotin?

Saya sedang duduk di bar sambil menonton Game 4 final NBA ketika LeBron James melayang di udara, melempar bola ke backboard, menangkapnya sendiri dan mengakhirinya dengan sebuah dunk. Buset, alley-oop ke diri sendiri. Reaksi penonton kurang lebih sama dengan penggemar film horror yang sedang kaget ketika adegan seram mengejutkan mereka. Awalnya mereka tertegun, kemudian disambut dengan sorakan.

Iklan

Apa yang LeBron baru saja lakukan, sama seperti penampilannya di seluruh pertandingan Final, memang menakjubkan, terutama ketika mengingat dia berhadapan dengan tim yang luar biasa kuat. Gerakan-gerakan yang mampu dilakukan kedua tim bisa dibilang absurd.

Cleveland Cavaliers dan Golden State Warriors memang jauh lebih unggul dibanding semua tim NBA lainnya saat ini, dan kemungkinan besar ini tidak akan berubah dalam beberapa tahun ke depan. Dalam seri Final ini, berkat Kevin Durant yang brilian, Warriors berhasil memenangkan dua pertandingan dengan skor telak. Tentu saja ini tidak mengurangi prestasi LeBron dan Cavaliers yang memenangkan Game 4 secara meyakinkan, namun sepanjang seri, Durant tampil secara heroik dan menantang.

Dengan logika yang sama, Kevin Durant juga layak mendapatkan gelar MVP di Final berkat penampilannya yang cemerlang dalam 5 pertandingan melawan Cavaliers. Sangat seru menonton aksi-aksi Durant, sama seperti menonton LeBron ketika dia tidak sedang sibuk menyerang keranjang lawan dan mencari pelanggaran.

Secara fisik, Durant memang pemain yang tidak masuk akal, bahkan semenjak zaman kuliah. Dia memang sudah tidak sekurus dulu ketika dia di Texas, tapi badannya tetap tipis, panjang, dan entah gimana caranya, besar, mirip dengan tubuh LeBron yang juga terbilang ajaib.

LeBron terlihat seperti karakter animasi video-game—dengan proporsi tubuh yang melampaui pemain-pemain lain, namun tetap cepat dan kuat, membuat kita mempertanyakan hukum fisika. Prinsip yang sama juga berlaku untuk Durant, terutama ketika dia meloncat dan bergerak secara lincah dengan tubuhnya yang canggung. Dia adalah seorang superstar di kondisi puncak, mantan MVP, namun tetap saja secara fisik, dia terlihat ajaib.

Iklan

Intinya, selain talentanya yang luar biasa, Kevin Durant adalah figur yang seru untuk ditonton pencinta basket manapun. Dia tertawa, menangis, dan menciptakan momen-momen luar biasa di atas lapangan. Jadi tidak heran, dia mendapatkan banyak sorotan di 2017: mulai dari pembahasan soal kekurangannya, mentalnya yang dianggap "soft", hingga keputusannya untuk pindah yang membelah banyak pencinta NBA, menciptakan dua kubu yang ekstrem antara pro dan kontra.

Ini sebetulnya tidak perlu, dan Russ Bengtson mengatakan semua kericuhan seputar Durant seakan menutupi prestasinya yang luar biasa di atas lapangan di Final. Tapi ya kurang lebih beginilah situasinya. Bahkan Nike ikut-ikutan terjun ke dalam isu ini, menciptakan iklan yang menampilkan kritik-kritik terhadap Durant dan bagaimana dia melawan semua cemoohan tersebut.

Sebetulnya, iklan ini gak jelek, tapi terasa klaustrofobik dan tidak lengkap. Aspek klaustrofobiknya tidak salah—coba aja bikin komentar yang 'salah' ketika sedang berdebat dengan para penggila NBA lainnya, dijamin habis kamu. Tapi iklan ini tidak menampilkan sosok penggemar basket yang bisa menghargai prestasi Durant dan Warriors di atas lapangan musim ini, tanpa perlu tahu soal berbagai narasi yang dibentuk media dan kritikus.

Kehebatan Golden State memang mencolok, nyaring dan jujur kadang agak menyebalkan karena saking hebatnya, permainan mereka kadang terlihat monoton. Ingat bahwa Durant berhasil memecahkan monotonitas ini di Final lewat berbagai aksi-aksi yang mengundang decak kagum.

Durant adalah salah satu pemain basket terbaik di dunia, dan dia memutuskan untuk bergabung dengan salah satu klub olahraga terbaik saat ini. Banyak orang sewot akan keputusan ini, dan tidak berusaha memikirkan apa yang akan mereka lakukan apabila berada di posisi yang sama. Tentunya mereka juga tidak memikirkan apa yang sebetulnya diinginkan oleh Kevin Durant.

Kericuhan soal kepindahan Durant berpusat di narasi bahwa keputusannya dinilai curang dan tidak adil—bukan hanya semakin memperparah ketidakseimbangan skill tim-tim NBA, tapi juga tidak umum, melanggar semacam peraturan narasi olahraga tidak tertulis, dan membuatnya menjadi sosok villain. Tentu saja ada banyak perspektif yang dapat membenarkan narasi ini. Keputusan Durant untuk menciptakan kisahnya sendiri melanggar banyak naratif olahraga yang umum, dan biasanya tidak ditulis oleh si pemain sendiri.

Sah-sah saja menjadi penggemar olahraga seperti ini, sama seperti bagaimana membeli tiket bioskop memberikan anda hak untuk mencari-cari cacat film yang sedang anda tonton. Di titik tertentu sepanjang pemutaran film, anda akan mendengar penonton lain bersorak, dan mulai berpikir kenapa anda diam saja.