FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Polri Menduga Siti Aisyah Hanya Diperalat Dalam Pembunuhan Kakak Tiri Kim Jong Un

Saat diinterogasi, WNI asal Serang ini mengira diajak syuting acara komedi di bandara Kuala Lumpur. Keluarganya tak yakin Aisyah direkrut sebagai intel Korut.
Sosok Kim Jong-nam semasa hidup. Foto oleh AP

Detail keterlibatan Siti Aisyah, warga negara Indonesia berusia 25 tahun dalam pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Senin (13/2) lalu, pelan-pelan menemukan titik terang. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyatakan, saat diinterogasi, Siti mengaku diajak syuting acara komedi mengerjai orang-orang di area bandara. Siti dan satu tersangka lain asal Vietnam diberi imbalan uang oleh beberapa kenalan yang diduga kuat asal "Korea", untuk pura-pura menyekap pengunjung bandara lalu menyemprotkan "air" ke wajah setiap korban program iseng tersebut. Berbeda dari semprotan lainnya, cairan yang terakhir mereka gunakan diduga kuat berisi racun yang menewaskan Kim Jong Nam, putra sulung mantan diktator Korut Kim Jong Il. Mendiang Kim Jong Nam adalah kakak beda ibu dari pemimpin Korut saat ini, Kim Jong Un. Sebelum tewas, dia hendak naik pesawat menuju Makau, tempatnya mengasingkan diri beberapa tahun terakhir setelah rutin mengkritik keluarganya yang menguasai Pyongyang.

Iklan

"Sebelum menyasar target utama [Kim Jong Nam], dua tersangka sudah melakukan aksi serupa tiga-empat kali kepada pengunjung bandara lain. Pada target terakhir itulah, semprotan itu berisi bahan berbahaya," kata Tito saat ditemui wartawan di Aceh. "[Siti] tidak sadar jika yang dilakukannya adalah upaya pembunuhan didalangi agen intelijen asing."

Informasi ini diperoleh pejabat penghubung khusus Polri yang bertugas di Kuala Lumpur, setelah berkoordinasi dengan Polis Diraja Malaysia. Namun sejauh ini, otoritas keamanan Negeri Jiran belum bersedia mengungkap hasil interogasi. Siti dan satu tersangka lain, bernama Doan Thi Huong, saat ini ditahan di Selangor sampai pekan depan. Karenanya, keterangan Polri juga belum terverifikasi dari pihak Malaysia.

Foto paspor Siti yang disita Polisi Malaysia. Sumber: Istimewa

Wakil Duta Besar Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Andreano Erwin, mengaku belum bisa memastikan detail peran Siti dalam peristiwa pembunuhan politik yang menggemparkan ini. Polisi Malaysia baru menghubungi KBRI untuk memastikan apakah dia WNI atau bukan. "Jadi spekulasi yang mengatakan dia adalah agen [Korut] adalah informasi yang perlu dipertanyakan lagi," kata Erwin.

KBRI saat ini baru mengirim surat pembukaan akses konsuler ke Kementerian Luar Negeri Malaysia agar bisa bertemu langsung dengan Siti. Sejauh ini belum ada izin bertemu, agar pemerintah RI bisa memberi pendampingan hukum untuk WNI asal Serang, Banten itu. "Mungkin [Kemenlu Malaysia] memerlukan waktu untuk berkoordinasi," katanya.

Iklan

Siti Aisyah pernah tinggal Jalan Angke Indah, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.  Mantan ayah mertuanya, Tjia Liang Kiong, mengaku bertemu Siti saat Hari Raya Imlek Januari lalu. Dia menyebut Siti adalah perempuan yang sopan dan baik walaupun hanya menempuh pendidikan sekolah dasar. "Saya tidak percaya dia bisa melakukan kejahatan itu, atau seperti yang dikatakan media, menjadi agen intelijen."

Sejak 2011, Siti dan mantan suaminya pindah ke Malaysia mencari pekerjaan. Mereka bercerai setahun kemudian. Selanjutnya, Siti diketahui banyak bermukim di Batam, sambil sesekali kembali ke Malaysia. Anaknya tinggal bersama Tjia Liang Kiong di Tambora.

Rekaman CCTV salah satu pelaku. Sumber gambar Star TV via Reuters TV

Siti ditangkap Kamis (17/2) lalu, setelah Polis Diraja Malaysia memeriksa CCTV kawasan pertokoan Terminal 2 Bandara Kuala Lumpur. Dia ditangkap di hotel dekat bandara tanpa perlawanan. Dari rekaman kamera pengintai, sehari sebelum beraksi Siti dan Doan sempat datang ke lokasi kejadian dengan gerak-gerik memantau situasi. Saat itu mereka berdua ditemani empat lelaki dengan wajah dan identitas yang diduga asal Korea. Polisi kemudian mengamankan kekasih Aisyah, yang mengetahui kegiatan pacarnya. Aparat Negeri Jiran kini terus memburu empat tersangka lain yang terekam di CCTV.

Adapun pada saat kejadian, CCTV merekam proses Kim Jong Nam diracun. Doang dan Siti terlihat mendekati putra petinggi Korut itu, menyekap mulutnya dari belakang, lalu salah satu dari mereka menyemprotkan cairan ke wajah korban. Kim Jong Nam sempat meminta tolong pada beberapa orang di kios bandara karena merasa pusing setelah disemprot cairan. Dia sempat dibawa ke klinik bandara, lalu mengembuskan nafas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Korea Utara menuntut Malaysia segera menyerahkan jasad Kim Jong Nam. Duta Besar Korut untuk Malaysia, Kang Chol, menolak keras upaya otopsi oleh Polis Diraja Malaysia. Dia mendesak jenazah harus diserahkan kepada pihaknya sesegera mungkin, untuk dibawa pulang ke Pyongyang. "Pihak Malaysia memaksakan otopsi tanpa adanya pengawasan dari pihak kami," kata Chol lewat keterangan tertulis.

Berdasarkan keterangan pejabat Korea Selatan, Kim Jong Un sejak lama memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi kakak tirinya itu. Pada 2011, Kim Jong Nam nyaris terbunuh lewat skenario tabrak lari.

Kim Jong Nam selama bertahun-tahun bentrok dengan adik tirinya, Kim Jong Un. Kim Jong Nam sempat digadang-gadang menjadi calon pemimpin Korut berikutnya. Namun karir politiknya habis lantaran kepergok polisi Jepang berusaha masuk Disneyland menggunakan paspor palsu. Sejak itu, Kim Jong Nam diabaikan oleh Kim Jong Il.

Sejak mengasingkan diri dari lingkaran elit Pyongyang, Kim Jong Nam rajin mengkritik pemerintahan negaranya yang tertutup dari dunia luar. Dia menuntut Korut menerima investasi asing dan menerapkan kebebasan informasi. Pria 45 tahun ini juga sempat berkomentar bila Kim Jong Un akan gagal meneruskan pekerjaan mendiang ayah mereka.