TikTok

Seorang Kurir Populer Banget di TikTok, Kontennya Konsisten Soal Antar Makanan

Video-video Bryan Tan mengingatkan kita betapa besar jasa para pengantar makanan yang kerap disepelekan.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
Pengantar Makanan di Singapura yang Populer di TikTok
Kolase: VICE / Foto: Bryan Tan

Setiap hari, lelaki satu ini keliling Singapura untuk mengantar makanan. Namun, tak pernah sekali pun dia merasa bosan atau jenuh dengan pekerjaan ini. Kesibukannya sehari-hari terekam dalam video yang diunggah ke TikTok.

“Selalu ada yang terjadi setiap mengantarkan makanan,” Bryan Tan, yang bekerja paruh waktu sebagai pengantar makanan, mengungkapkan kepada VICE.

Iklan

Lelaki 26 tahun, yang lebih dikenal sebagai @thatfooddeliveryrider, mendokumentasikan petualangannya mengantar makanan dengan sepeda listrik. Bermodalkan kamera yang diikat di dada, dia sukses menggaet puluhan ribu pengikut ke akun TikTok-nya. Tak ada tema khusus yang diangkat — biasanya seputar interaksi dengan pelanggan, dari yang menyebalkan hingga mengharukan — tapi video-video Tan tidak pernah sepi penonton.

Jasa pesan-antar makanan mengalami ledakan selama pandemi. Dengan pembatasan ketat selama pandemi, industri ini menawarkan kemudahan membeli makanan bagi mereka yang tidak bisa keluar rumah. Bahkan setelah Singapura melonggarkan lockdown, antrean pengantar makanan tetap menjadi pemandangan sehari-hari di pusat perbelanjaan dan restoran, beberapa tampak bergegas mengantarkan makanan ke tempat tujuan. Pasalnya, semakin banyak orderan masuk, semakin banyak pula penghasilan yang mereka terima setiap harinya.

Konten Tan di TikTok hanyalah cuplikan singkat dari video panjang yang diunggah ke kanal YouTube miliknya. Dia mulai menjalani profesi ini pada Februari 2019 dan membuat video dua bulan kemudian. Video Tan awalnya dimaksudkan untuk memberi tips dan trik bagi para pemula, seperti menggunakan aplikasi, mencari lokasi, menjaga makanan tetap utuh dan lain-lain.

Iklan

“Dari awal, tujuan utama kanal ini yaitu membantu para pengantar makanan,” ujar Tan. “Dulu saya tidak mendapat bimbingan dari siapa pun.”

Alih-alih sesama pengantar makanan, Tan memperhatikan kebanyakan penontonnya merupakan orang biasa yang penasaran dengan cara mereka bekerja.

Menikmati konten di balik layar seputar pekerjaan “biasa” seakan telah menjadi tren global. Di antara mereka yang populer di TikTok adalah staf dapur restoran Five Guys yang memamerkan proses pembuatan kentang goreng dan barista yang memperkenalkan minuman rahasia Starbucks.

Salah satu konten TikTok pertama Tan menampilkan kompilasi video mengantarkan makanan ke berbagai rumah, lengkap dengan saat-saat dia mengucapkan “halo” dan “terima kasih”. Dari lensa Tan, interaksi kecil repetitif ini mengungkap pemandangan yang mungkin tak pernah terlintas dalam benak si penerima salam.

Walaupun video Tan yang paling populer telah ditonton jutaan kali, mayoritas pengikutnya belum pernah melihat sosok asli kreator. Dia tak pernah sekali pun menunjukkan wajahnya di depan kamera. Akan tetapi, menurutnya, beberapa pelanggan mengenali suaranya—menandakan dia cukup terkenal di dunia maya.

Iklan

Berada di jalanan setiap harinya berarti Tan dapat menjelajahi sudut-sudut tersembunyi Singapura yang tak banyak diketahui. Penonton juga bisa mengintip sedikit ke bagian depan rumah orang-orang yang memesan makanan melalui jasa Tan.

Pada Mei, Tan menemukan kondominium yang, menurut para penonton, “memancarkan energi Alice in Borderland”.

“Wah guys,” kata Tan ketika memasuki kompleks abu-abu suram yang dipenuhi unit perumahan. “Jangan tersinggung ya, tapi rasanya kondominium ini kayak asrama.”

Sama seperti Tan, warga Singapura lainnya di kolom komentar tercengang oleh perbedaan mencolok antara bangunan tidak menarik dan fasilitas hunian mewah yang sering mereka kaitkan dengan kondominium.

Tanpa dia sadari kontennya memiliki arti yang cukup penting bagi para penonton. Dalam situasi gig economy (sistem kerja kontrak) seperti saat ini, pekerja dikuras habis-habisan tenaganya dengan upah rendah. Pekerjaan semacam ini bersifat eksploitatif, tapi masih ada saja pelanggan yang meremehkan kerja keras mereka.

Kolom komentar Tan dipenuhi penonton yang aktif menyemangatinya, sesama pengantar yang menunjukkan solidaritas mereka, dan pengguna jasa pesan-antar yang penasaran: Bete, gak, kalau dapat orderan yang sangat kecil?

Video-video Tan mengingatkan kita pembeli betapa besar jasa para pengantar makanan. Tanpa kehadiran mereka, kita tidak mungkin bisa memuaskan mulut yang ngidam makan burger saat tengah malam.

Follow Koh Ewe di Instagram.