Opini

Salah Ketik Nama Salatiga di Piagam Lomba New Normal Bikin Kontes Ini Makin Absurd

Wali Kota Salatiga membawa pulang piagam bertuliskan 'Salahtiga'. Kemendagri mungkin terobsesi sama tebak-tebakan jadul "Kota apa yang nilainya 7 terus? Yak, jawabannya Salatiga."
Salah Ketik Nama Salatiga Jadi Salahtiga di Piagam Lomba Video New Normal Kemendagri
Pemandangan batas kota Salatiga oleh Muhammad Balta/Pexels

Sebagai bangsa penyuka tebak-tebakan, kita pasti udah hafal pertanyaan template “Kota apa yang nilainya 7 terus? Yak, jawabannya Salatiga.” Tapi siapa ngira coba, tebak-tebakan buat becandaan bisa kejadian beneran.

Itu terjadi ketika acara pemberian hadiah lomba video new normal Kementerian Dalam Negeri digelar di Gedung C Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (22/6).

Jika sebelumnya VICE melaporkan ada 84 pemenang dari 7 sektor dan 4 klaster, ternyata ada tambahan 3 juara untuk kategori daerah terfavorit, yakni Batam, Salatiga, dan Bekasi. Salatiga menjadi salah satu juara favorit karena penerapan new normal di pasar tradisional yang April lalu mendapat pujian dari netizen.

Iklan

kemenangan ini disambut gembira. Dari Salatiga, Jawa Tengah, berangkatlah sang Wali Kota Yuliyanto ke Jakarta untuk menerima hadiah uang dan piagam. Piagam tersebut yang kemudian menimbulkan kehebohan karena salah menuliskan nama “Salatiga” menjadi “Salahtiga”. Yasalam.

Tanpa bisa dikendalikan, kolom reply postingan saltik di piagam tersebut langsung jadi bulan-bulanan, tempat kreativitas melucu dibakar. Misalnya, ada yang nunjukin nama daerah “Bener” (Purworejo) dan “Tuju” (Jawa Tengah) di peta. Ada yang ngelanjutin yang ya udahlah tolong terlalu basi nggak usah diulang lagi, bahwa kalau Salatiga aja menang, lainnya pasti salah empat.

Lucunya lagi, Pak Wali Kota baru sadar bahwa piagam itu salah tik pas udah OTW balik Salatiga. Yuliyanto buru-buru menanyakan kepada panitia kenapa piagam salah tik bisa sampai diserahkan.

"Ternyata panitia mengatakan jika piagam yang tidak salah ketik sudah ada, namun yang diserahkan justru yang typo," katanya kepada Kompas. Besoknya piagam dengan tulisan nama yang benar diantarkan dari Jakarta ke Salatiga dengan cara sangat kekeluargaan: dibawakan langsung oleh salah satu panitia lomba tersebut yang disebut Yuliyanto, "kebetulan warga Salatiga."

Dalam penilaian saya sebagai polisi bahasa partikelir, kemungkinan salah tulis Salatiga menjadi Salahtiga bukan saltik, tapi yang nulis emang asing sama daerah yang terkenal dengan kuliner sambal tumpang ini.

Atau kemungkinan kedua, dia percaya bahwa yang bener emang namanya Salahtiga (karena keseringan main tebak-tebakan?). Ini persis sama orang yang suka ngeyel nulis atau mengucap Indomart karena percaya yang bener gitu, meskipun plangnya udah gede banget menuliskan Indomaret.

Ada dua pelajaran yang bisa kita tarik. Satu, dalam menulis, teliti memang keterampilan utama. Dua, dalam menulis nama, pastikan untuk mengecek, minimal di mesin pencari. Saltik emang sering dianggap perkara sepele, tapi itu karena kamu belum tahu aja, pada 2012 pernah ada ratusan e-KTP dibalikin ke Kemendagri karena salah tulis nama provinsi yang harusnya Provinsi Aceh, eh malah ditulis pakai nama lama, yakni Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Lho, kok Kemendagri lagi?