Terdampar di Laut

Nelayan Apes dari Australia Hilang Lagi di Laut, 12 Hari Setelah Ditemukan Tim SAR

Tony Higgins terombang-ambing di samudra dan akhirnya ditemukan tim SAR pada 10 September 2020. Setelah sehat dan kembali melaut, kapalnya hilang kontak lagi saat cuaca buruk.
Gavin Butler
Melbourne, AU
tony higgins Nelayan Apes Australia Hilang Lagi di Laut, 12 Hari Setelah Ditemukan Tim SAR
Foto Tony Higgins dari Arsip SOUTH AUSTRALIA POLICE / Ilustrasi helikopter tim SAR dari Getty Images

Awal September 2020, salah satu upaya terbesar pencarian orang hilang di laut dijalankan aparat Negara Bagian Australia Selatan. Tim SAR dan kepolisian setempat mengerahkan beragam sumber daya, dan dana yang tidak sedikit, untuk menemukan dua nelayan lokal yang dilaporkan nyaris seminggu tak kembali ke pesisir.

Pencarian tersebut berhasil. Dua nelayan tersebut ditemukan terombang-ambing di laut karena kapal mereka rusak, tapi kondisi kesehatan keduanya masih terjaga.

Iklan

Tak sampai dua pekan setelah kejadian mengharukan tersebut, kapal yang sama kembali hilang kontak bersama nelayan di dalamnya. Nama ini akhirnya sekali lagi menghiasi pemberitaan media-media Australia: Tony Higgins, 57 tahun, kembali hilang di laut hanya dalam 12 hari sejak terakhir ditemukan tim SAR.

Higgins terakhir kali mengabarkan lokasinya ke otoritas keamanan laut pada Selasa (22/9) subuh waktu setempat, mengabarkan kalau dia berada di perairan dekat Pulau Granite, selatan Kota Adelaide, dan mengalami cuaca buruk. Adanya laporan itu membuat tim SAR kembali diterjunkan untuk memastikan Higgins baik-baik saja. Sejauh ini upaya tim SAR dari udara maupun kapal cepat di laut belum membuahkan hasil.

Higgins sehari-hari tinggal di kapal miliknya tersebut. Saksi mata menyatakan dia kembali melaut pada Sabtu (19/9) pekan lalu, ketika laut sedang surut. Kapalnya baru bisa meninggalkan Pelabuhan Victor setelah laut mulai pasang di malam harinya.

Kapal penangkap ikan yang dia gunakan berbahan kayu dan ukurannya mungil. Akibat cuaca buruk, Higgins mengaku pada otoritas menambatkan kapalnya dekat bongkahan koral besar dekat Pulau Granite. Namun saat didatangi petugas, tak terlihat sama sekali jejak kapal tersebut.

Pada 21 September 2020, cuaca buruk memang melanda kawasan Granite. Angin berembus hingga kecepatan 100 kilometer per jam.

"Ponselnya tidak aktif dan tidak nampak sama sekali jejak kalau kapalnya sempat singgah di Pulau Granite,” kata Gary Juleff, wartawan lokal yang terlibat menjadi sukarelawan pencarian Higgins yang hilang untuk kedua kalinya. "Sejujurnya, kami semua bingung mencari petunjuk kira-kira dia berada di mana.”

Iklan

Juru Bicara Kepolisian Australia Selatan Grant Stevens berjanji akan mengusahakan pencarian semaksimal mungkin, agar Higgins bisa ditemukan secepatnya.

Saat hilang pertama 12 hari sebelumnya, Higgins terombang-ambing di laut bersama Derek Robinson, sesama nelayan berusia 48 tahun. Mereka terdampar 100 kilometer dari lokasi awal memancing ikan. Kapal itu mengalami kerusakan baling-baling penggerak motor dan hanya bisa hanyut mengikuti arus laut dan angin berembus.

Keduanya kaget ketika sadar aparat begitu serius menyisir perairan samudra Pasifik seluas 103 ribu kilometer persegi, untuk bisa menemukan Robinson dan Higgins.

Setelah ditemukan, selain tentunya dilarikan ke RS, Higgins kena denda AU$1.000 karena terbukti lalai memasang alat pelacak lokasi terbaru di kapal kecilnya. Dia bahkan tidak punya suar yang masih bisa dipakai andai terjadi kondisi darurat.

Kali ini kelalaian yang sama kemungkinan besar masih dia lakukan, selain memang Higgins tampaknya salah satu nelayan paling apes sedunia.

Follow Gavin di Twitter

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia