Seks

Survei Menyatakan Aktivitas Masturbasi Meningkat Selama Momen Kerja di Rumah

Kelamaan lockdown bikin lelaki maupun perempuan di berbagai negara gampang horni.
Gavin Butler
Melbourne, AU
perempuan di kasur menyentuh macbook
Foto ilustrasi via WallpaperFlare

Kalian mungkin pernah pura-pura mengerjakan tugas di kamar, padahal sebenarnya sedang nonton bokep. Kalian membuka laman Google dan beberapa tab situs berita sebagai alasan. Laman incognito berisi film porno akan langsung kalian sembunyikan jika ada orang yang datang.

Kebiasaan tersebut tampaknya semakin marak terjadi belakangan ini. Bagaimana tidak? Jutaan orang di seluruh dunia sudah dua bulan lebih terjebak di dalam rumah. Pejabat kesehatan bahkan melarang pasangan berhubungan seks untuk sementara ini. Jadi, tidak heran jika banyak yang gampang sange dan melampiaskannya dengan masturbasi.

Iklan

Pengecer daring Australia, Yellow Octopus, belum lama mengonfirmasi banyak orang WFH yang bermasturbasi, sexting, atau berhubungan seks pada jam kerja. Perusahaan menyurvei lebih dari 1.000 orang Amerika, Australia, Inggris dan Kanada tentang perilaku mereka selama bekerja dari rumah. Survei ini bertujuan memahami perilaku seseorang saat WFH, dan mencari tahu “apa yang sebenarnya terjadi di balik pintu”.

Para peneliti juga mempelajari seberapa sering responden mabuk atau teler ketika bekerja, seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk kegiatan selain pekerjaan, dan seberapa banyak orang yang melakukan video call dari kamar mandi. Hasilnya mengungkapkan temuan mengejutkan terkait kecenderungan seksual responden.

35 persen responden laki-laki dan 17 persen perempuan mengaku bermasturbasi ketika sedang bekerja, tapi hanya seperempat yang merasa bersalah. Responden lebih muda memiliki kecenderungan lebih tinggi. Sebagian besar dari mereka (31,3 persen) berusia antara 18-24. Sekitar seperempat dari responden yang bermasturbasi berada di rentang usia 35-44. Kelompok usia 45-54 dan 55-64 masing-masing menyumbang 21 persen. Sementara itu, hanya ada 8,3 persen pekerja berusia 65-74 yang beronani pada jam kerja.

Survei juga menunjukkan laki-laki (33,9 persen) tiga kali lebih mungkin menonton film porno sambil kerja daripada perempuan (11,3 persen).

“Bisa dibilang saya digaji untuk masturbasi,” ujar seorang responden. “Saya bangga, tapi agak merasa bersalah juga.”

Iklan

Yellow Octopus mengusulkan perilaku ini bisa saja meningkatkan produktivitas karyawan, dengan mengutip penelitian yang mengaitkan masturbasi dengan pelepasan ketegangan, dan peningkatan suasana hati dan konsentrasi. Begitu juga dengan seks, yang membanjiri otak dengan dopamin, endorfin dan oksitosin. Berhubungan intim bahkan bisa mengurangi hormon stres kortisol.

Ketika ditanya “Pernah berhubungan seks saat bekerja?”, 24 persen lelaki dan 19 persen perempuan menjawab ya. Kemungkinan seseorang ngeseks saat bekerja lagi-lagi memiliki korelasi terbalik dengan usia mereka. 28 persen berusia 18-24, sedangkan 14 persennya lagi berusia 65-74. Salah satu peserta survei bahkan bilang, “Saya seks oral sambil melakukan panggilan konferensi.”

Selain masturbasi dan seks, 5,4 persen responden melakukan chat seks dengan rekan kerja lewat video call seperti Zoom. Hampir 11 persen dari mereka berusia 18-24, sedangkan 7 persennya berusia 45-54. Hanya 28 persen responden dalam kelompok usia 65-74 yang menjajal video sex.

Yellow Octopus tidak menawarkan kesimpulan yang jelas, karena mungkin saja mereka melakukan survei ini untuk menciptakan produk baru. Namun, kita bisa menyimpulkan sendiri bahwa orang-orang sangat horni selama lockdown dan seks adalah hal yang wajar. Kalian bebas bermasturbasi atau apalah itu, asalkan tidak merugikan orang lain dan mengganggu pekerjaan.

Follow Gavin di Twitter atau Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia