Iran

Ukraina Mengaku Punya Bukti Iran Sengaja Menembak Jatuh Pesawat Mereka

Presiden Zelensky mengatakan rekaman suara yang bocor "membuktikan Iran tahu dari awal pesawat kami ditembak rudal." Insiden ini menewaskan 176 penumpang dan kru, dampak dari konflik Iran-AS.
Ukraina Mengaku Punya Bukti Iran Sengaja Menembak Jatuh Pesawat Mereka PS752
Pramugari maskapai Ukraina menangis berpelukan dekat peti mati anggota awak pesawat 737-800 yang jatuh di pinggiran Teheran, dalam memorial di bandara internasional Borispil di Kyiv, Ukraina, pada 19 Januari 2020. Foto oleh Efrem Lukatsky/AP

Iran mengakhiri penyelidikan pesawat jatuh bersama Ukraina sehari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan rekaman suara bocor membuktikan Iran sudah tahu militer mereka menghantam Penerbangan Ukraina PS752 dengan rudal, yang menewaskan 176 penumpang.

Disiarkan Minggu di saluran televisi Ukraina 1+1, rekamannya berisi percakapan pilot pesawat lain dan pemandu lalu lintas udara Teheran pada 8 Januari. Associated Press melansir sang pilot tampaknya mengatakan dia melihat “kilatan rudal” dan “ada ledakan”.

Iklan

Dalam wawancara 1+1 yang dikutip Reuters, Presiden Zelensky menyatakan rekaman tersebut "membuktikan pihak Iran sudah tahu dari awal pesawat kami dihantam rudal."

Sebagaimana dilaporkan kantor berita Iran Mehr, pejabat Iran sebelumnya mengatakan kedua negara sedang melakukan penyelidikan bersama, termasuk meninjau kotak hitam. Tidak terima dengan rekaman bocor itu, mereka mengakhiri kerjasamanya dengan otoritas Ukraina.

"Sikap yang diambil Ukraina membuat kami enggan memberikan lebih banyak bukti," kata penyelidik Iran Hassan Rezaifar kepada Mehr, menurut AP.

Pesawatnya jatuh ketika Iran melancarkan serangan terhadap pangkalan militer AS di Irak sebagai balasan atas tewasnya jenderal top Qassem Soleimani dalam serangan drone pada 3 Januari. Militer Iran awalnya menyangkal telah menembak pesawat dan menyebut ledakan itu mungkin disebabkan kerusakan mekanis. Tragisnya, tiga hari kemudian, mereka mengaku tidak sengaja menembak pesawat yang menuju Kiev.

Mayoritas penumpang berkebangsaan Iran dan Kanada, sedangkan sisanya—menurut laporan pihak berwenang Ukraina—merupakan warga Ukraina, Swedia, Afghanistan, Jerman, dan Britania Raya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News