Dapat Sumbangan Baju Aneh, Pengungsi Letusan Gunung Taal Filipina Bikin Pesta Kostum Viral
Humor memberdayakan macam ini tumbuh di lokasi bencana, bikin pengungsi sedikit merasakan hidup normal. Mereka menggelar menyamar jadi satpam, pengusaha sampai narapidana.
Foto-foto yang viral di Filipina sepanjang pekan lalu sekilas seperti diambil dalam sebuah pesta kostum. Ada lelaki dewasa yang mengenakan seragam sekolah perempuan, remaja lelaki mengenakan kemeja dan jas necis, dan sekelompok laki-laki cosplay jadi satpam.Tapi, tahukah kalian kalau foto-foto tersebut diambil di tempat pengungsian di provinsi Batangas? ‘Kostum’ yang mereka kenakan sesungguhnya hasil sumbangan usai terjadinya erupsi Gunung Berapi Taal pada Minggu (12/1/2020).
Para penyumbang tampaknya mengirim baju bekas mereka tanpa dipilih terlebih dulu, sedangkan pengungsi memutuskan untuk bersenang-senang dengan berbagai pakaian aneh yang mereka terima. Beberapa fotonya begitu mengocok perut sampai dibagikan berulang kali di media sosial.Pengguna Facebook Malick James Hilado mengunggah kompilasi foto yang sudah disukai ribuan orang, disebarkan 6.000 kali, dan memiliki 800 komentar saat artikel ini ditulis.
Anak muda satu ini tampak necis dalam balutan jas formal, sedangkan dua temannya mengenakan kemeja. Mereka seolah-olah mau kondangan.
Di sini, lelaki dewasa mengenakan seragam sekolah perempuan.
Kalau yang ini kayak habis mandi.
Sekelompok pengungsi memakai seragam satpam, siap melindungi pengungsi lain dari serangan Gunung Berapi Taal.
Fotonya makin lama makin menggila. Kepada VICE, Hilado mengungkapkan para pengungsi masih ‘pesta kostum’ ketika dia mengunjungi tempat pengungsian di Lipa, Batangas pada 17 Januari.Gerombolan pengungsi ini berpose dalam balutan jumpsuit dan seragam Polantas.
Para lelaki ini tampak seksi dengan pakaian mewah yang sebenarnya buat mama-mama sosialita.
Dan yang ini… Dia pakai baju penjara beneran. Siapa coba nyumbangin baju bekas dari penjara ke pengungsi?
Keisengan ini sukses menghibur perasaan para korban letusan Gunung Berapi Taal. Ribuan warga di sekitar gunung berapi berlindung di tempat aman selama statusnya masih di Level 4, yang berarti dapat meletus kapan saja.
Iklan
"Kesedihan mereka terpampang jelas karena kejadiannya sangat mendadak. Para pengungsi mengkhawatirkan properti mereka. Beberapa menangisi rumahnya yang tertutup abu, sementara lainnya sedih harus meninggalkan hewan peliharaan mereka," ujar Hilado saat menceritakan kunjungan pertamanya di tempat pengungsian Lipa pada 16 Januari.Dua hari setelah erupsi, para pengungsi mulai membutuhkan makanan, pakaian dan susu bayi. Mereka terpaksa tidur beralaskan kardus. Mereka baru bisa beradaptasi keesokan harinya.
Mereka diizinkan pulang ke rumah seminggu kemudian. Itupun cuma untuk mengambil barang-barang yang diperlukan. Waktunya juga dibatasi, dari pukul 6-10 pagi saja.Foto-foto di atas memang menghibur, tapi saran saya buat para penyumbang: lain kali mending kasih kaus layak pakai. Mereka lebih membutuhkan itu.Follow Lia di Twitter dan Instagram.Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.
Keisengan ini sukses menghibur perasaan para korban letusan Gunung Berapi Taal. Ribuan warga di sekitar gunung berapi berlindung di tempat aman selama statusnya masih di Level 4, yang berarti dapat meletus kapan saja."Kesedihan mereka terpampang jelas karena kejadiannya sangat mendadak. Para pengungsi mengkhawatirkan properti mereka. Beberapa menangisi rumahnya yang tertutup abu, sementara lainnya sedih harus meninggalkan hewan peliharaan mereka," ujar Hilado saat menceritakan kunjungan pertamanya di tempat pengungsian Lipa pada 16 Januari.Dua hari setelah erupsi, para pengungsi mulai membutuhkan makanan, pakaian dan susu bayi. Mereka terpaksa tidur beralaskan kardus. Mereka baru bisa beradaptasi keesokan harinya.
