Lingkungan

Bahan Pakaian dari Rumput Laut Digadang-gadang Bisa Selamatkan Bumi

Materi bioplastik dari rumput laut menurut desainer tak akan lagi menambah polusi karbon yang selama ini rutin dihasilkan industri fashion.

Charlotte McCurdy ingin semakin banyak orang mengenakan pakaian yang menggunakan bahan dasar rumput laut. Gagasannya itu berasal dari pengalaman selama bertahun-tahun mengolah materi bioplastik rumput laut menjadi materi fashion.

McCurdy, seorang desainer yang tinggal di New York, berhasil menciptakan karya-karya menarik menggunakan bioplastik tersebut. Dari jas hujan sampai kemeja transparan.

Industri fashion, di balik kesannya yang glamor, sebetulnya memiliki sisi gelap. Lebih dari separuh pakaian yang diproduksi di bumi melibatkan unsur plastik yang melibatkan bahan bakar fosil. Itu sebabnya, berdasarkan penelitian terbaru, industri fashion ditaksir menyumbang minimal lima persen emisi gas yang memicu pemanasan global.

Iklan

Itu sebabnya, McCurdy yang menekuni pengolahan rumput laut sejak masih berstatus mahasiswa desain, menilai bahan alami ini bisa menjadi pengganti plastik standar. Sebab, proses produksinya tidak menghasilkan emisi, serta bahannya sangat bisa terurai secara alami seiring waktu, berbeda dari plastik biasa.

Tentu saja, ongkos produksi kain dan material busana dari rumput laut masih mahal. McCurdy juga belum memiliki rencana mengkomersialisasi material rumput lautnya untuk produksi fashion massal. Kendati begitu, sang desainer kini bekerja sama dengan tim ilmuwan dan startup di Amerika Serikat untuk mengembangkan materi bioplastik ini agar bisa dipakai lebih banyak produk.

Simak dokumenter VICE menyorot upaya McCurdy mencari alternatif bahan baku fashion yang tak lagi menyumbang pemanasan global di tautan awal artikel ini.