FYI.

This story is over 5 years old.

Politik Internasional

Ikuti Perjalanan Seorang Dokter Perempuan Atasi Gizi Buruk di Yaman yang Dilanda Perang

Satu dari enam anak Yaman menderita gizi buruk karena logistik ke daerah terputus akibat perang. Dr Makiya al-Aslami berjibaku dengan hal itu setiap hari, dan ia memperkirakan kasusnya akan bertambah kian buruk
One doctor’s desperate attempt to save Yemen's starving children

Dr. Makiya al-Aslami menjalankan satu-satunya klinik di Aslam, daerah termiskin di Yaman, di mana satu dari setiap enam anak menderita kekurangan gizi. Dia berpindah dari tempat tidur ke tempat tidur, memeriksa pasiennya satu-satu, yang semuanya terdiri dari anak-anak. Dia mengukur tangan mereka yang kulit setipis kertas dan menimbang tubuh mereka yang lemah terkulai sambil mencatat setiap perkembangan, sekecil apapun perkembangan itu. Apakah berat badannya naik? Apakah perutnya yang membuncit itu sudah kempes?

Iklan

Pada hari-hari biasa, dia bisa menangani sebanyak 250 kasus.

“Kami mengalami krisis malnutrisi,” ujar Dr. al-Aslami kepada VICE News. “Dan krisis ini akan menjadi semakin parah.”

Keadaan keseluruhan Yaman tampaknya lebih suram. Sekitar 20 juta orang Yaman kelaparan, atau 70 persen penduduk negara tersebut, menurut estimasi terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan 250.000 orang menghadapi “kelaparan, kematian, dan kemiskinan.” Save the Children memperkirakan setidaknya 85.000 anak-anak sudah meninggal akibat kelaparan sejak perang ini dimulai pada 2015.

Hampir empat tahun setelah pemberontak Houthi dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah membinasakan negara termiskin di Teluk Arab, membunuh puluhan ribu orang dan mendorong Yaman menuju krisis kelaparan. Kedua sisi telah dituduh telah melakukan kejahatan, namun koalisi Saudi, yang telah melaksanakan kampanye serangan udara dan blokade kejam, patut disalahkan. Arab Saudi bertanggung jawab memotong rute-rute logistik, termasuk di antaranya pelabuhan Hodeidah, yang menyalurkan 80 persen makanan dan bantuan bagi Yaman.

Minggu ini di Swedia, koalisi Saudi dan pemberontak Houthi menyetujui gencatan senjata dan menarik diri dari kota pelabuhan tersebut. Ini merupakan langkah terbesar dalam proses kedamaian yang sampai sekarang gagal terwujud di Yaman, kota yang sejak tiga tahun belakangan luluh lantak dilanda perang. Tapi bagi orang Yaman seperti Dr. al-Aslami, yang terpaksa menangani korban-korban krisis kemanusiaan terbesar di dunia, persetujuan ini hanyalah bagian kecil dari solusi perdamaian jangka panjang.

“Perang mengajarkan kami kesabaran. Perang mengajarkan kami ketahanan.” kata Dr. al-Aslami. “Meskipun seluruh dunia bersedia untuk membantu kami dan mengirim kami makanan yang diperlukan untuk bertahan hidup, kematian Yaman takkan bisa dihindarkan jika perang ini tidak dihentikan.”

Segmen video ini pertama kali tayang pada 13 Des 2018, pada VICE News Tonight di HBO.

Foto sampul: Dalam foto ini dari 1 Okt 2018, seorang laki-laki kekurangan gizi beristirahat di sebuah tempat tidur rumah sakit di Pusat Kesehatan Aslam, Hajjah, Yaman (AP Photo/Hani Mohammed).