FYI.

This story is over 5 years old.

Bertanya Buat Teman

Keseringan Makan Sushi Hampir Tiap Hari Bakal Berbahaya Enggak Sih?

Sushi memang enak, tapi jangan lupa ikan mentahnya kata dokter besar kemungkinan mengandung merkuri, parasit, dan bakteri jahat. Waduh...

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic

Bertanya Buat Teman adalah rubrik khusus dari Tonic menjawab semua pertanyaan kalian seputar kesehatan, yang paling tolol sekalipun. Jadi, kalau ada teman yang punya masalah kesehatan tapi enggak berani tanya ke dokter, bisa kalian wakili lewat rubrik ini.


Begini Skenarionya:
Temenmu demen banget makan sushi. Mungkin, cintanya pada Ssuhi setara dengan cintanya pada pacarnya, anjingnya atau koleksi action figure di kamarnya. Tiap kali, kamu lihat dia makan sushi, kamu bisa membayangkan dirinya seperti seekor singa yang memakan mentah-mentah mangsanya. Parahnya, temanmu yang satu ini sepertinya cuma menyantap daging tiap kali makan.

Iklan

Kamu enggak pernah lihat orang lain makan daging ikan, rumput laut dan nasi selahap dia. Di satu sisi, pemandangan ini bikin kamu ternganga. Di sisi lain, kamu bergidik ngeri. Jauh dalam lubuk hatimu kamu diam-diam ngedumel “set dah, bukannya ikan banyak mercurynya ya?” Belum lagi kamu khawatir kamu khawatir kalau tubuh temanmu itu jadi tempat bersarangnya macam-macam parasit jahat.

Faktanya:
Sushi pada dasarnya baik untuk kesehatan, karena kaya akan lemak dan protein. Sayangnya, kita kudu berhati-hati kalau keseringan makan sushi. Seorang pria asal Fresno beberapa waktu lalu harus menarik cacing pita sepanjang lima kaki dari anusnya. Darimana asalnya cacing pita ini? Ternyata dari sushi yang dia makan nyaris saban hari. Lalu, kamu pun mulai khawatir temanmu diam-diam memelihara cacing pita dalam perutnya.

Tentu saja, makan ikan mentah—apalagi tiap hari—punya efek samping yang kurang aduhai, seperti terpapar polutan, parasit macam Anisakiasis atau Diphyllobothrium nihonkaiense, serta bakteri penyebab penyakit seperti Vibrio parahaemolyticus, Vibrio vulnificus, dan Mesophilic Aeromonas, yang bisa bikin kamu boker-boker tanpa henti. Listeriosis juga disebabkan karena makan sushi.

Dampak Riil:
Infeksi akibat parasit sebenarnya jarang terjadi karena parasit umumnya keburu mati ketika ikan dimasukkan freezer sebelum disajikan. Tentu saja, kemungkinan adalah faktor penting dalam ini. Makin sering kamu makan sushi, makin besar potensi kamu terkena infeksi yang langka makin besar, seperti lelaki dari Fresno tadi itu (yang mengaku makan sushi tiap hari). Cuma harus digarisbawahi sekali lagi, kalau peluangnya kecil sekali. Penyakit lantaran makan sushi mkan sushi bukannya tak pernah terekam, namun menurut salah satu riset yang melibatkan 250 sample sushi, bakteri salmonella ditemukan di sekitar 1,6 persen dari semua sample. Sekali lagi jangan panik, penyakit-penyakit akibat salmonela umumnya bisa diatasi dengan obat-obatan atau hilang dengan sendirinya.

Iklan

Yang justru berbahaya dari keseringan makan sushi adalah menumpuknya zat berbahaya dalam tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang yang kelewat rajin makan ikan yang mengandung kadar merkuri tinggi bisa mengalami gangguan syaraf pusat. Merkuri berakumulasi mengikitu rantai makanan, menurut Roxanne Karimi, seorang periset di School of Marine and Atmospheric Sciences, Stony Brook University. “Merkuri, dalam bentuk methylmercury, sangat lengket. Sekali kamu mengonsumsi makanan lewat makanan yang kamu santap, merkuri akan tinggal di dalam tubuh untuk waktu yang lama,” katanya. “jumlahnya makin bertambah di sepanjang rantai makanan. Makanya, makin tinggi tempatmu dalam rantai makanan, makin kadar tinggi kadar merkuri yang kamu makan,” katanya. Yang dimaksud Karimi sebagai ikan yang kandungan merkurinya—mungkin tinggi—adalah ikan tuna mata besar, ikan todak, ikan marlin, ikan bass dan king mackerel.

Karimi juga menambahkan bahwa kadar kandungan merkuri bergantung bagaimana ikan dibiakkan. “Kami melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa ikan yang hidup di alam liar punya kandungan merkuri yang lebih tinggi dibanding ikan serupa yang diternakan.” Penelitian tersebut menyebut olahan seafood liar memiliki kandungan merkuro dua sampai 12 kali lebih tinggi. Jadi, semua tergantung jenis ikan yang kamu makan, bagaimana ikan itu dibiakkan dan sebanyak apa kamu memakannya. Yang juga patut diingat adalah anak dan ibu hamil lebih rentan jadi korban keracunan merkuri.

Iklan

Selain merkuri, ikan juga mengumpulkan senyawa kimia lain seperti polychlorinated biphenyls (PCBs), yang telah diklasifikaikan sebagai karsinogen. Menurut sebuah laporan pada 2004, level kandungan PCB pada salmon hasil ternak lima kali lebih tinggi dari standar yang ditentukan oleh EPA. Oh ya, jangan lupa salmon yang kamu santap itu biasanya bisa dipastikan salmon hasil ternakan.

Skenario paling parah:
Berdasarkan data Environmental Protection Agency, kandungan methylmercury berbahaya bagi otak, ginjal, hati, jantung dan sistem syaraf. Paparan terhadap methylmercuri saja sudah tidak enak. Kamu bakal susah tidur, pusing, merasa pegal-pegal, susah berkonsentrasi dan mengingat, koordinasi buruk dan neuropathy. Pada level tinggi, methylmercury bisa mengakibatkan kebutaan, tuli dan “gangguan kesadaran.” Belum lagi PCBs juga kerap ditengarai sebagai penyebab kanker.

Jadi enaknya kasih saran apa ke temenmu:
EPA memperkirakan dosis mematikan minimum dari methymercury untuk seseorang yang berbobot 70 kg adalah antara 20 sampai 60 mg/kg. Jadi seorang perempuan yang memiliki berat 60 kg, tidak sedang hamil dan tak mengidap penyakit jantung boleh makan 4 ons salon dalam satu minggu selama dia tak makan jenis seafood lainnya. Perempuan yang sama cuma boleh makan satu porsi tuna sirip kuning dalam satu minggu (semua kalkulasi ini didapatkan dari kalkulator keren ini. Coba deh buat ngukur asupan gizimu). Itu setara dengan 12 ons salmon, yang kalau dirata-ratakan sama dengan 12 sampai 24 sushi salmon, tergantung besarnya.

Layaknya sebuah konsensus global: baik Food and Drug Administration dan EPA both merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi tak lebih dari tiga porsi sushi—lagi-lagi sekitar 12 ons. Dengan demikian ini jadi ukuran banyaknya sushi yang bisa kita santap dalam seminggu. Kendati demikian, anjuran ini hanya untuk ikan-ikan yang rendah kandungan merkurinya. Kedua badan tersebut malah menganjurkan kita menjauhi ikan berkandungan merkuri tinggi seperti hiu, ikan todak, king mackerel, tilefish dan tuna mata besar agar kita bisa menghindari konsumsi merkuri berlebih.

Oh ya, kalau kamu memang kepengin banget bikin temen kamu berhenti makan sushi barang sejenak, ini ada fakta menyeramkan yang mungkin bikin dia jiper: sebuah penelitian di Norwegia menemukan bahwa 71 persen dari sushi yang dijual di supermarket mengandung Mesophilic Aeromonas spp., yang dikenal bisa menyebabkan “diare parah.”