FYI.

This story is over 5 years old.

Musik Baru

'Slaptika' dari Taring Adalah Kandidat Track Hardcore Indonesia Terbaik Tahun Ini

Lagi-lagi Grimloc Records memberi kita rilisan berkualitas. Enggak bosen apa?!
Foto oleh @satria_nb via akun Instagram Taring.

Kalau ada predikat label paling brengsek tahun ini, saya yakin banget kalau sebutan ini cuma layak disematkan pada Grimloc Records—label asal Bandung asuhan MC hiphop panutan, Morgue Vanguard.

Kurang brengsek apa lagi coba? Gara-gara Grimloc, semua jurnalis musik—yang nangkring di media betulan atau yang partikelir—harus rela menahan diri memajang list album/single terbaiknya benar-benar sampai 31 Desember. Pasalnya, label brengsek ini woles betul mencicil rilisan terbaiknya mepet akhir tahun.

Iklan

Misalnya, setelah membuka pre-order kompilasi hiphop underground Pretext for Bumrush (calon album terbaik tahun ini yang sayang belum sampai ke tangan siapapun), membeberkan single pertama Kidsway yang penuh nostalgia hardcore bandung 90an, awal minggu ini Grimloc kembali memacak single baru Taring—band metallic hardcore asal bandung— Slaptika di akun soundcloud-nya.

Single baru Taring dilepas khusus memeringati hari HAM sedunia ini punya durasi sepanjang 5.05 menit. Selama durasi yang bisa masuk kategori “prog-rock” untuk genre pemuja kecepatan dan efektivitas macam hardcore, Taring memamerkan pengaruh bermacam genre tanpa malu. Mudah mendengar elemen metallic hardcore beberapa detik setelah mendengarnya. Kamu, misalnya, masih bakal merasakan gebukan Gebeg yang rapat serta teriakan galak Hardy yang provokatif (“yang uyah yang kalah, yang menyan yang setan!”).

Di sisi lain, Slaptika menampar kita dengan eksperimen hardcore paling menarik tahun ini—setidaknya dalam kancah hardcore lokal. Angga, gitaris Taring, bersenang-senang sambil menyuguhkan riff-riff yang menyambat band-band yang sebenarnya enggak hardcore-hardcore amat macam Mastodon (riff pembuka lagu ini adalah versi lebih ngebut dari riff The Wolf is Loose) dan Tool (menit 0:54 sampai 1:04 seperti dinukil langsung dari riff-riff Adam Jones di album Ænima).

Lagu ini proses produksinya dibantu oleh scenester kugiran Bandung. Seperti Eben (Burgerkill), Zoteng (Forgotten), bahkan Dodi Hamson, vokalis Komunal sekaligus panglima pasukan perang dari rawa ikut urun suara. Menjelang akhir lagu, di atas riff-riff pelan ala Corrosion of Conformity, Dodi menyemburkan nasehat-nasehat berikut yang membuat pantas menyandang titel “Mario Teguhnya Skena Independen Indonesia!”

“Selamat datang menikmati syairku/musik bergema berkumandang menyerang/ dalam hitam, pasti ada jalannya/selalu yakin mengibarkan semangat/tak ada ragu yang bisa menghalangi/mainkan saja!”

Alhasil dengan semua detail-detail menyenangkan seperti dijabarkan sebelumnya, Slaptika mestinya dinobatkan sebagai single hardcore paling eksploratif—kalau bukan yang terbaik—tahun ini.

Enggak percaya? Silakan dengarkan sendiri singlenya di bawah ini: