FYI.

This story is over 5 years old.

Astrologi

Hidup Jadi Nyebelin Setelah Kalian 27 tahun? Ini Alasannya Versi Astrologi

Kalian yang sekarang menjelang kepala tiga dan merasa hidup kok gini-gini amat, tenang, salahkanlah orbit Saturnus.

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly.

Ada dua cara memikirkan perbintangan: Antara mereka hanya ada di atas sana, terkadang menawarkan pemandangan indah tapi sebenarnya tidak bermakna, atau mereka adalah peta takdir kehidupan kita, sesuatu yang menawarkan panduan dan dukungan. Semakin banyak perempuan muda yang memilih cara pikir kedua, memandang astrologi untuk memaknai hidup di tengah-tengah segala sengkarutnya. Momen kita dilahirkan, takdir astrologi kita ditentukan oleh lokasi planet-planet ini. Hal ini sesungguhnya lebih kompleks dari sekadar pertanyaan "bintang elo apaan?" Setiap planet memiliki polanya masing-masing, dan astrologi menentika dampak pergerakan ini karena berhubungan dengan lokasi planet saat kita dilahirkan. Salah satu hubungan perplanetan paling intens adalah antara Saturnus bergerak dan Saturnus kelahiran—yang artinya, lokasi Saturnus di langit pada waktu tertentu, dibandingkan dengan posisi Saturnus saat kamu dilahirkan. Membutuhkan sekitar 29 tahun untuk Saturnus kembali ke tempat asalnya saat lahir, dan momen itu disebut "Saturn return" atau kembalinya sang Saturnus. Bagi banyak orang, kepulangan ini adalah momen perhitungan, soal menerima diri sendiri dan apa yang akan kita lakukan dalam hidup. Ini adalah krisis seperempat abad yang dibuat planet-planet, dan meskipun semua orang berbeda, bagan kita bisa memberikan pertanda apa yang akan kita hadapi. Astrologer Chani Nicholas mengatakan: "Saturnus adalah planet yang, mau tidak mau, mengajarkan kita soal batasan, tanggung jawab, kedewasaan, dan pendewasaan."
Bagi sebagian orang, proses pendewasaan ini berwujud kesadaran bahwa pilihan-pilihan yang kita ambil saat awal usia 20an bisa jadi bukan yang terbaik. Bagi sebagian orang lainnya, hal ini bisa berwujud kesulitan eksternal—kematian, dipecat—yang memaksa kita mengalami momen penyadaran. Durasi dan intensitas Saturn Return ditentukan oleh bagan keseluruhan kita, dan setiap orang terntunya berbeda-beda. Di usia 27 tahun—awalan tradisional Saturn Return sesorang—Rebecca, 31, kini manajer proyek di perusahaan teknologi di Southern California, pindah melintasi AS dengan pacarnya. Empat tahun kemudian, dia memandang proses ini dengan cara Saturnus tipikal. "Itu adalah waktu-waktu terberat," ujarnya, soal mantan pacarnya saat itu, yang ternyata gila kontrol. "Namun setelah dua tahun, saya akhirnya putus, dan kehidupan mulai membaik." Tapi bukan itu saja dampak Saturn Return pada hidupnya: "Saya jadi nambah teman setelah itu, mereka membantu saya melakukan langkah-langkah pertama, namun ternyata pertemanan itu toxic. Saya memutuskan pertemanan dengan yang paling toxic sebelum ultah ke-30." Mungkin hal ini terdengar seperti keresahan tipikal seperempat abad, atau hasil dari serangkaian keptusan buruk soal asmara atau perkawanan, namun hal-hal yang terjadi tidak sepenting pelajaran yang dapat dipetik. Ini soal belajar dari kesalahan-kesalahan kita; Saturn Return adalah momen untuk melihat keputusan kita sebagai representasi identitas kita, watak kita, dan emmutuskan apakah individu yang mengalami ini semua benar-benar diri kita. Usia tiga puluh secara tradisional dipandang sebagai akhiran Saturn Return, dan sepertinya hal tersebut tepat bagi Rebecca.

Leah, 29, memiliki pandangan serupa. Saat berusia 27 tahun, dia bisa merasakan ada sesuatu yang tak beres, dan memutuskan berpindah karir. Dia telah bekerja lama di industri makanan, dan ada yang tak tepat dengan kesehariannya. "Periode Saturn Return saya menjadi semacam latihan untuk menyadari bahwa superego membebani si ego," ujar Leah, merujuk pada konsep-konsep Freud soal kedirian. "Tiba-tiba saja keputusan dan reaksi saya dibuat dengan (mungkin kebanyakan) perhitungan dan empati, dan memproses konsekuensi segalanya berujung pada perasaan bersalah. Alih-alih bertindak secara impulsif, dia mulai memperhitungkan keputusannya dengan lebih serius. Ketika usianya mendekati 30, dia berkata pada saya, pelajaran yang dia petik dari Saturn Return amat kentara. "Periode ini mengajarkan saya untuk melihat perbedaan kapan harus menahan diri dan kapan harus mengambil risiko," ujarnya.

Saturnus adalah planet yang selalu siap mengajari manusia tentang batasan dan tanggung jawab dalam hidup, terlepas dari apakah manusia mau patuh atau tidak.

Ada apa, ya, dengan zaman ini yang membuat kita memiliki momen-momen seperti ini? Dan mengapa kesulitan yang kita hadapi di usia 27 tahun, 28 tahun, dan 29 tahun berbeda dari kesulitan yang kita alami saat lebih muda? Chani Nicholas berkata hal ini berhubungan dengan respon alamiah pada penuaan, namun ini juga berhubungan dengan salah satu pergerakan Saturnus lainnya: ketika planet ini bergerak di langit, progresnya diukur dengan persegi. Setiap tujuh tahun, Saturnus akan menjadi pesergi dengan posisi kelahiran di bagan kita, dan ini disebut quarter square atau persegi seperempat. Siklus tujuh tahunan ini tidak seintens Saturn Return, tapi sama-sama mewakili momen perkembangan dan introspeksi. Di usia 21, kita mengalami quarter square yang ketika, yang merupakan momen untuk membayangkan masa depan. "Pada awalan usia 20an," ujar Nicholas pada saya, "kita punya bayangan apa yang akan kita lakukan. Semacam 'nanti pas saya berusia 30, saya akan melakukan x, y, dan menjadi z,' lalu kita beranjak 30 tahun, dan kita berpikir, 'Tai lah, bukan ini yang gue bayangin dulu.'" Menyadari perbedaan antara kehidupan yang kita bayangkan dan kehidupan yang kita jalani, membantu kita mengevaluasi pilihan-pilihan kita, hubungan-hubungan kita, dan keputusan-keputusan kita. Hal ini juga berhubungan dengan berdamai dengan fakta bahwa kita bertambah tua. "Untuk pertama kalinya, kita menghadapi fakta bahwa kita tak lagi muda dan imut," ujar Nicholas. "Kita bisa mulai memahami—dan sebagian dari kita lebih mahir dibandingkan yang lainnya, tergantung kematangan psikologis kita—apapun artinya tumbuh dewasa."

Bagi seorang astrologer seperti Nicholas, ada tanda-tanda di bagan seseorang yang bisa diartikan sebagai petunjuk apakah Saturn Return mereka akan sangat sulit. "Dari sisi astrologi, ada faktor-faktor berbeda yang akan menunjukkan jika Saturn Return akan lebih mulus atau sulit bagi seseorang," ujar Nicholas, dan meski terkadang "periode ini bisa jadi amat sulit, brutal, dan tidak adil, dan benar-benar membuat stres," penting untuk memandangnya lebih dari itu. Astrologer Amy Herring menulis bahwa salah satu faktor terpenting yang berdampak pada Saturn Return adalah bulan, yang mengatur evolusi emosional. Saat Saturnus bersiklus pada bagan kita dan memaksa kita berdamai dengan batasan dan keterhubungan, sang bulan juga berprogres dalam bagan kita, mengubah cara kita mengatasi perasaan dan emosi kita. Kedua siklus ini—soal batasan dan emosi—amat penting bagi perkembangan kita sebagai orang dewasa. Kita bisa saja bilang " the heart wants what it wants" yang mana diatur oleh bulan, tapi ketika Saturnus ikut campur, hati perlu menjadi lebih realistis dan dewasa. Hal ini menciptakan ketegangan di mana kita perlu mempertimbangkan keinginan emosional kita dengan identitas kita dan kebutuhan menjadi mandiri. Kemampuan melihat potensi pertumbuhan pada momen-momen sulit seperti itu adalah kunci bertahan pada periode Saturn Return. "Hal terpenting yang bisa saya sampaikan," ujar Nicholas, "adalah hidup itu panjang, meski ketia usia kita pendek. Dan kalau kamu berusia 28 tahun, dan semuanya berantakan, kamu mungkin tidak akan langsung ngerti makna itu semua. Jadi percayakan saja pada prosesnya dan hadapi saja segala rintangan pada periode Saturn Return." Meski hal tersebut mungkin kurang menenangkan hati orang-orang yang akan memulai periode Saturn Return mereka, itulah satu-satunya cara menghadapinya, karena bahkan astrologer tidak bisa memprediksi masa depan dengan akurasi 100 persen. "Di samping panduan yang sudah sampaikan, yang mana cukup umum," ujar Nicholas, "tidak ada yang bisa bilang ke kamu apa yang akan terjadi." Bagi Rebecca, rasa sakit pada periode Saturn Returnnya berujung baik. Setelah dia berusia 30 tahun, dia bisa melihat perubahan. Tahun-tahun setelah itu, menurutnya, "waktu terbaik dalam hidup saya," karena "sikap cuek yang membantu saya mencapai kedamaian terlepas dari kekacauan apapun yang terjadi di sekeliling saya."