FYI.

This story is over 5 years old.

Fashion

Vans 'Old Skool' Sukses Menjadi Sepatu Paling Demokratis Sedunia

Dulunya cuma dipakai skater, seri Vans satu ini belakangan malah dikoleksi selebritas macam Julia Roberts dan wara-wiri di peragaan busana. Bagaimana bisa?

Artikel ini pertama kali tayang di i-D.

Vans seri Old Skool yang polosan mungkin cuma dibandrol $60 (setara Rp800 ribu). Siapa sangka, sneaker ikonik ini punya pesona melewati batas-batas kelas. Sepatu ini bisa dijumpai di lemari seorang anak skate kismin hingga para elit dunia fesyen yang akrab sama paparazzi. Ketika kriteria stylish—termasuk di lingkaran fanatik streetwear—diukur dari kepemilikan barang yang tak bisa dibeli orang lain, daya tarik massal Old Skool terasa seperti udara segar yang menerabas batas-batas suci dunia fesyen. Old Skool tetap keren dimiliki, walaupun dia bisa dibeli siapapun. Salah satu hal yang membuat Van Old Skool digemari semua orang dipicu satu faktor berikut: sepatu ini mudah didapatkan. Dari mahasiswa sadar fesyen berumur 19 tahun hingga rapper paling kondang di kolong jagat. Produk Vans adalah barang yang bisa kamu beli dari toko sepatu tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Uniknya, pada momen-momen tertentu, popularitas sneakers ini tak hanya mampir di toko-toko retail tapi juga sampai ke atas catwalk. Terakhir kali, Vans Old Skool nongol dalam presentasi koleksi musim semi/panas peragaan busana Off-White dan sampai sekarang sneaker ini masih kerap dijumpai membungkus kaki para elit streetwear di belahan bumi manapun. Lantas, pertanyaannya: Gimana ceritanya sih Vans Old Skool bisa begitu kondang? Sepatu ini lahir dari coret-coretan yang dibuat co-founder Vans, Paul Van Doren. Old Skool adalah sneaker pertama yang memasang siluet lambang ikonik Vans di panel luar sepatu. Karakteristik itu kelak jadi penanda sneaker-sneaker Vans lainnya. Ketika pertama kali dipasarkan pada 1977, lekukan kulitnya diberi nama "jazz stripe" sebelum kemudian lebih kondang dengan nama "sidestripe" di kalangan penggila Vans. Dipadu dengan desain low cut, tumit sepatu dari kulit yang empuk, serta panel suede klimis, gaya sneakers satu ini nyaris tak bergeser selama 40 tahun. Namun, kalau kamu sempat menelusuri iklan-iklan vintage Vans dari arsip perusahaan, kamu hampir mustahil menemukan nama Old Skool di dalamnya. Wajar sih, sebab saat itu sneaker legendaris ini dikenal dengan nama 'Syle 36', merek sepatu yang masih terus diingat para skater bengal Amerika Serikat sepanjang dekade 1970'an.

Iklan

"Seri Old Skool sebetulnya sepatu yang sejak awal dirancang buat skate, tapi siapapun boleh mengenakannya tanpa ragu."

Belakangan, walau fungsi awalnya sebagai sepatu skate—seperti kultur olahraga lainnya—Vans Old Skool berhasil menembus pasar mainstream. Dengan makin seringnya band-band penting seperti Thrasher dan Supreme dikenakan oleh klan Kardhasian, kancah streetwear kini semakin menjadi lahan basah pemburu fashion setengah dekade ke belakang. Perkembangan pasar ini bikin para pemuja Vans ketar-ketir. Mereka khawatir kultur yang selama mereka jaga dikooptasi orang kaya dari pasar arus utama yang pengin kelihatan keren. Bagi mereka, Vans adalah brand fesyen yang sangat demokratis. Terutama karena produk Old Skool yang sebenarnya berangkat dari kultur skateboard tapi boleh dipakai oleh siapapun tanpa harus khawatir di-bully para penggemar fesyen.

Berbeda dari seri Vans Authentic yang masih terlihat seperti sepatu senam anak SMA, Old Skool punya aura lebih cool. Old Skool cukup sederhana ketika dipadu dengan busana apapun. Kombinasi kulit, suede, dan warna apapun yang diimpikan penggunanya pas dipakai dalam segala suasana. Tak ayal, Old Skool jadi sneaker kepercayaan setiap trendsetter di muka Bumi. Contohnya Frank Ocean. Setelah keluar dari persembunyian pasca merilis album Blonde, musisi favorit banyak orang yang licin bagai belut ini beberapa kali mengenakan Vans Old Skool hitam putih. Frank juga pernah kedapatan mengenakan Sk8-Hi, sepatu yang masih bersaudara sama seri high-top dari Old Skool. Mantan kawannya di kelompok Odd Future, Tyler the Creator, sebelumnya pernah mengaku bahwa Old Skool adalah sepatu "andalannya."

Tyler pernah berkolaborasi bareng Vans melahirkan seri GOLF WANG, yang terkenal dan diincar para pemuja Sneaker beberapa tahun lalu. Sayangnya, dalam waktu dekat, Vans bakal absen dari kaki Tyler lantarannya si rapper terlanjur teken kontrak jadi brand ambassador Converse musim panas ini.

"Dari Marc Jacobs ke Star Wars, Supreme ke Toy Story, keberadaan seri Old Skool menggambarkan semua kemungkinan pemakaian sneaker dalam hidup kita."

Bahkan rapper Yeezy, yang masyhur berkat kesetiannya pada semua sepatu Adidas, harus mengakui daya tarik dari Vans yang luar biasa. Dia pernah bilang "satu hari gue bisa pakai Yeezy, di hari lainnya gue bakal pakai Vans." Kanye beberapa kali terlihat menggunakan sepasang Vans Old Skool yang sudah diutak-atik. Sneaker-sneaker yang dikenakan Kanye mungkin buluk (tapi jangan lupa, Vans paling keren selalu Vans yang buluk). Meski demikian Kanye terlihat sangat lekat dengan sepatu Vans-nya itu. Bahkan, di salah satu sol Vansnya, Kanye menambahkan kalimat "I wish I could talk to my dad".

Rapper memakai skatewear bukan tren baru. Hip hop dan streetwear sejak dulu saling mendukung. Cuma, yang tak kerap kita sadari adalah popularitas Old Skool mencapai puncaknya justru ketika dipakai pesohor arus utama. Misalnya saat Julia Robert kembali memakai Vans seperti dalam adegan klimaks film Notting Hill. Julia kemungkinan suka sama Vans, tak cuma karena tuntutan peran. Buktinya dia terlihat mengenakan Vans kalsik hitam putih lagi (sol platformnya keren banget) awal tahun ini. Selama beberapa dekade, penampakan siluet Old Skool memang bikin siapapun yang memakainya gatal ingin mengoprek. Kamu bakal sering melihat rumah fesyen terkenal mengeluarkan sneaker Vans versi mereka sendiri, sesering kamu menjumpai Vans butut yang sudah ditambal di sana-sini di skate arena. Dari Marc Jacobs hingga Star Wars, Supreme hingga Toy Story, seri Vans Old Skool sudah berkali-kali dikulik untuk memenuhi bermacam imajinasi penggemar sneaker. Rumah desain Opening Ceremony belum lama mengeluarkan Vans standar yang sudah dibubuhi glitter. Sepatu ini langsung habis diserbu penggemar. Kehebohan serupa terlihat ketika Vans camo keluaran Supreme dipasarkan. Setelah dua brand terkenal ini berkolaborasi, Vans mengincar kerjasama bareng Off-White. Brand milik Virgil Abloh yang sedang naik daun ini memutuskan rehat dari segala macam kolaborasi dengan Nike. Off-White lantas menyuguhkan Vans cantik yang branded abis. Rencananya sneaker ini mulai dipasarkan 2018 mendatang. Warnanya boleh berubah, tapi siluet garis Vans yang penuh ciri khas itu akan tetap ada. Salah satu hasil kolaborasi yang sukses menghidupkan gaya lama Vans, adalah Vans ALYX karya Matthew Williams. Kecuali lubang tali metal dan jahitan tumit yang timbul, praktis yang dilakukan Williams adalah menghidupkan lagi versi shorter toed Vans lawas—jenis yang terakhir muncul ketika Style 36 sedang panas-panasnya. Di ajang peragaan busana, perusahaan sekelas Dior Homme memberikan penghormatan khusus pada sepatu skate legendaris ini, dengan mengeluarkan beberapa produk Vans. salah satunya adalah Old Skool bernuansa Rave yang masuk dalam koleksi musim gugur/dingin 2017. Sepatu tersebut sudah lebih dahulu dipamerkan oleh brand Ambassador mereka—sekaligus pemuja Old Skool— A$AP Rocky. Perhormatan terhadap Vans di kalangan elit fesyen membuktikan sneaker skate ini punya pengaruh luas. Seri Old Skool mungkin tak banyak berubah selama 40 tahun terakhir. Namun kegigihan Vans menempatkan produk sepatu canvasnya sebagai sarana kolaborasi dengan berbagai pihak, membuat Old Skool jadi produk fesyen paling demokratis. Ini kebijakan yang harusnya ditiru brand fesyen lain.