FYI.

This story is over 5 years old.

Perkotaan

Car Free Day Tak Menyelesaikan Masalah Macet dan Polusi Perkotaan

Setelah Jakarta menjalankan car free day, kota-kota lain di Indonesia berbondong-bondong menirunya. Padahal, kebijakan ini minim sekali manfaat riilnya.

Car-free day yang kerap digelar di akhir minggu di Jakarta sering buah bibir. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan malah menilai car-free day punya andil meningkatkan kondisi udara di Jakarta. Gelaran car-free day—yang membuat jalan-jalan protokol di Jakarta seperti Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin dipenuhi manusia setiap minggu pagi—disambut positif penduduk Jakarta sebagai salah satu acara berfaedah bagi kota yang miskin taman publik seperti Jakarta. Program serupa kemudian diadopsi banyak kota di Indonesia. Mulai dari Kediri sampai Makassar. Sayangnya, sesering apapun car-free day dilakukan, kegiatan ini sebenarnya cuma bisa berfungsi layaknya "plester P3K untuk mengobati bagian tubuh yang sudah terlanjur parah terpapar polusi," seperti yang tertulis dalam op-ed terbaru yang dilansir sebuah jurnal ilmiah. Ini terjadi karena meski car-free day sukses dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Paris, kegiatan outdoor ini hanya menyasar sebagian kecil dari masalah polusi udara. Patut diakui bahwa car-free day ikut mempromosikan mode tranportasi yang sehat serta ramah lingkungan seperti bersepeda dan jalan kaki, kota-kota besar tempat car-free day digelar sepertinya harus mengambil kebijakan yang menyeluruh untuk memerangi polusi sampai akar-akarnya, demikian seperti yang tertulis dalam op-ed tersebut.

Iklan

Foto oleh killerturnip via Flickr

Lantas kebijakan macam apa yang bisa diterapkan di Jakarta yang terlanjur parah polusi dan macetnya? Melarangan penggunaan kendaraan berbahan bakar solar adalah langkah pertama yang bisa ambil. Bahan bakar solar sangat "jahat" bagi lingkungan. Solar melepaskan polutan 15 kali lebih banyak dari bahan bakar lainnya, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti dari the University of California Berkley. Kota-kota seperti Madrid dan Mexico City sudah jauh-jauh hari bertekad melarang sebuah kendaraan motor diesel dari jalanan guna memperbaiki kondisi udara. Tokyo malah sudah melarang kendaraan berbahan bakar diesel sejak 2010, meski belakangan kendaraan bermotor diesel yang lebih ramah lingkungan kembali ramai di jalan-jalan Jepang. Sementara di Jakarta, angkutan umum Kopaja dan bus MetroMini masih menggunakan bahan bakar solar. Bahan bakar yang sama digunakan juga di bus Transjakarta model lama (meski mereka menggunakan biodiesel yang lebih ramah lingkungan). Namun, angkutan kota bukan satu-satunya sumber polusi diesel. Pembangkit listrik portabel, alat yang dijadikan andalan di kota yang kerap dilanda pemadaman listrik, juga menggunakan solar. Begitu juga dengan truk-truk yang membawa petikemas ke pelabuhan. Celakanya, truk-truk ini dibiarkan tak bergerak—terjebak kemacetan masuk Tanjung Priok—dengan mesin yang tetap menyala. Maka, jangan kaget kalau akhirnya kita mendapati udara di kawasan Jakarta Utara adalah salah satu yang terburuk di Jakarta. Nyatanya, kendaraan komersil memang masih salah satu pemasok utama polutan di seluruh kota di dunia.

Kendaraan bermotor bertanggung jawab atas 70 persen polusi udara di Jakarta, menurut beberapa penelitian. Jakarta sampai saat ini adalah kota terbesar di dunia yang belum memiliki jaringan tranportasi massal. Meski demikian, setidaknya masih ada titik cerah. Proyek MRT yang sudah lama dinanti-nanti kini mulai dibangun. Fase pertama pembanguna jaringan MRT jakarta memakan dana sebanyak $1.7 milliar. Jaringan ini akan merentang dari Lebak Bulus di Jakarta Selatan hingga Bundaran HI di Jakarta Pusatr.

Pembangunan MRT adalah kemenangan bagi mereka yang mendambakan sarana transportasi efisien. Tapi, masih butuh waktu lama sampai proyek ini benar-benar mengubah wajah Jakarta. Tahap pertama pembangunan Jaringan malah tidak menjangkau kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Barat—dua kawasan paling padat di Jakarta. Ini alasan mengapa solusi polusi udara yang kurang seksi seperti melarang kendaraan diesel, memasyarakatkan mobil listrik, membuat jakarta lebih ramah dengan pejalan kaki (dalam kasus Jakarta berarti membangun trotoar yang lebih luas) masih tetap penting, walaupun lebih sering terabaikan.

Jadi, lain kali kalau anda ikut car-free day di satu hari minggu, ingatlah bahwa yang anda lakukan itu sehat dan lebih baik daripada (berolahraga) sama sekali. Tapi, satu hari bebas mobil dalam satu minggu tak akan serta merta membereskan masalah polusi udara di Jakarta dan kota-kota lain yang mengadopsi kebijakan serupa.