FYI.

This story is over 5 years old.

seni dan fotografi

Dua Seniman Foto Merekayasa Foto dengan Membuat Miniatur yang Tampak Seperti Asli

Photoshop mah ke laut aja lah.
Semua foto milik seniman Jojakim Cortis dan Adrian Sonderegger

Duo fotografer asal Swiss merekayasa foto bukan dengan program komputer ataupun apps di ponsel. Itu mah enggak level buat seniman Jojakim Cortis dan Adrian Sonderegger. Enggak mau tanggung, mereka membuat foto rekayasa dengan membuat diorama mini yang detail banget sampai-sampai yang mereka buat enggak ada bedanya jepretan kamera.

Jojakim dan Adrian mereka ulang kejadian bersejarah yang terekam oleh kamera, lalu menyusun kembali adegan itu bermodalkan barang-barang yang mudah kita temukan sehari-hari seperti kapas, kertas, dan lem epoksi. Lihat saja bagaimana mereka membuat kembali foto Loch Ness; atau saat mereka menghidupkan kembali asap yang membumbung ke udara ketika terjadi ledakan balon udara Hindenburg; Atau eksperimen mereka saat membuat salju-saljuan yang menutupi puncak Everest.

Iklan

Mereka berdua terobsesi akan hal apa yang membuat sebuah foto menjadi ikonik. Bekerja sama sejak 2005, Jojakim dan Adrian bisa mengerjakan satu diorama sampai tiga bulan lamanya. Sayangnya, setiap kali selesai memotret, mereka menghancurkan diorama yang sudah susah payah dibikin. Untungnya karya-karya mereka telah diabadikan dan dikompilasi dalam buku berjudul DOUBLE TAKE: The World’s Most Iconic Photographs Meticulously Re-created in Miniature.

Mereka ulang “The Seven Year Itch” (foto asli oleh Sam Shaw, 1954), 2016

Terlepas dari keseriusan mereka membuat segala sesuatu tampak asli, Jojakim dan Adrian tetap tak kehilangan selera humor. Dengan sengaja mereka ikut menyertakan perkakas yang porak-poranda di luar bingkai foto, membuat karya mereka jadi bodor. Semua itu bukan tanpa maksud. Mereka berdua hendak mengajak kita menyelami wacana tentang bagaimana kita memahami realitas. Bagaimana kita sangat mengandalkan foto untuk memahami sejarah. Yang ingin mereka tunjukkan lewat diorama, sesungguhnya realita itu amat mudah direkonstruksi atau bahkan direkayasa. Caranya? kurang lebih serupa seperti ketika mereka membuat diorama?

Membuat “Tsunami” (foto oleh seorang turis yang tak diketahui namanya, 2004), 2015

Proses pembuatan “Exxon Valdez” (foto asli oleh Natalie B. Fobes, 1989), 2016

“Paul Simonon di New York Palladium, 21 September, 1979” (foto asli oleh Pennie Smith, 1979), 2016

“Mao Swimming in the Yangtze” (oleh Qian Sije, 1966), 2016

“Tenzing Norgay on the Summit of Mount Everest” (oleh Edmund Hillary, 1953), 2015

reka ulang “Nosferatu” (foto asli oleh Fritz Arno Wagner, 1922), 2016

pembuatan “Milk Drop Coronet” (foto asli oleh Harold Edgerton, 1957), 2016

“Binary Scan” (foto asli oleh Russell A. Kirsch, 1957), 2016

“Flatiron - Evening” (Edward J. Steichen, 1904), 2016

Pembuatan “Part of the Bedroom of Floyd Burroughs’ Cabin” (oleh Walker Evans, 1936), 2016

“The Shirt of the Emperor, Worn During his Execution” (foto asli oleh François Aubert, 1867), 2017

Pembuata “Attack of Pearl Harbor” (anonimus, 1941), 2016

Artikel ini pertama kali tayang di VICE AS