Kumpulan Foto Menakjubkan Dari Pesta Barbekyu di Seluruh Dunia
Braai in KwaMashu, South Africa

FYI.

This story is over 5 years old.

Kuliner

Kumpulan Foto Menakjubkan Dari Pesta Barbekyu di Seluruh Dunia

Dunia tidak sedang baik-baik saja. Tapi ada benang merah yang menyatukan kemanusiaan, yakni asap daging panggang saat dibakar di atas arang. Simak foto-foto dari dokumenter keren tentang tradisi barbekyu global.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia

Orang Australia mungkin mengklaim pesta bakar-bakar daging alias barbekyu sebagai budayanya. Apalagi ritual acara ini sangat pas dengan stereotipe penduduk Australia. Benua terkecil di dunia itu selama ini dikenal sebagai tempat terpencil, yang kaum lelakinya hobi memegang penjepit logam sambil membalikkan sosis secara perlahan, sedangkan para perempuan sibuk membuat salad. Anak-anak bermain kriket/jangkrik di halaman rumah. Awalnya kami menganggap Paul Hogan adalah pencipta udang panggang, tetapi pembuat film Barbecue ini tahu faktanya. Pesta barbekyu bukan budaya asli Australia. Tradisi memanggang daging adalah fenomena global.

Iklan

Sepanjang kurun 2015 dan 2016, pasangan suami istri asal Australia, Rose Tucker dan Matthew Salleh, mengunjungi 12 negara selama 200 hari. Mereka mendokumentasikan perbedaan budaya yang ada dalam pesta barbekyu di setiap negara. Mereka menyantap daging panggang asal Swedia, Afrika Selatan, hingga langgam Texas. Mereka bahkan mencicipi daging panggang di kedai dekat kamp pengungsi yang ada di perbatasan Suriah dan Yordania. “Kami memastikan istilah barbekyu bisa diterapkan seluas mungkin, yaitu dua unsur penting dalam pesta barbekyu: daging dan api,” kata Tucker. “Selain itu, acara berkumpul juga penting. Jadi, tidak melulu dilihat dari cara memasaknya, tapi juga budayanya,” imbuh Salleh.

Hāngī di New Zealand

Yakitori di Japan

Saat menyambangi Filipina, pasutri ini memerhatikan bagaimana para penduduk asli memanggang daging babi. Mereka mengamati mulai dari proses pembunuhan babi, mencuci dan mencukur bulunya, pengisian dan penyiraman bumbu, sampai proses membalikkan daging pagi secara manual selama berjam-jam di panggangan. Di Mongolia, mereka memerhatikan bagaimana para petani nomaden membunuh marmut, mengeruk jeroannya, dan mengisinya dengan batu-batu panas. Para koki yang difilmkan menunjukkan betapa berdedikasinya mereka dalam melakukannya.

“Setiap tempat yang kami kunjungi, pesta barbecue sangat penting bagi mereka karena ada ritual kebudayaan dan tradisi yang sudah diwariskan dari generasi ke generasi, bukan hanya cara memanggangnya,” kata Tucker.

Iklan

Pesta berbakyu Khorovat di Armenia

Arang membara di Meksiko

Seperti yang kalian harapkan dalam film dokumenter tentang berbagai budaya, film Barbecue menekankan pengalaman manusia yang universal. Daging yang dipanggang bisa saja berbeda, tapi bahan obrolan yang diangkat selalu serupa.

“Di mana ada pesta barbecue, pasti di situ terjadi perbincangan yang hebat,” kata Salleh. “Di sana, orang-orang mengobrol tentang politik dan agama, atau bercengkerama dengan kawan lama. Mereka akan menceritakan momen-momen di masa lalu, tetapi juga membahas masalah penting.”

Tradisi panggang Lechon di Filipina

Kedai BBQ di Beaumont, Texas

Hal yang paling umum ditemukan dalam pesta barbecue mungkin bapak-bapak yang merasa sudah ahlinya dalam memanggang daging. “Di setiap budaya, pasti ada saja pria yang mengatakan, ‘Cara manggang yang benar tidak seperti itu, tapi yang benar itu begini lho,’” ujar Tucker.

Setiap orang yang makan bersama dengan Tucker dan Salleh sangat bersemangat dalam menceritakan dan menunjukkan makanan khas dan budayanya. Tidak peduli di mana mereka berada, para penduduk asli akan menceritakannya dengan bangga.

Menurut Tucker dan Salleh, negara apa yang memiliki daging panggang paling enak?

“Daging sandung lamur ala Texas paling enak,” kata Tucker. “Tapi, ada yang lebih lezat dari itu. Saya sangat menyukai khorovat Armenia, daging babi yang ditusuk dengan pedang dan dipanggang di atas bara api. Di pesta ini juga ada musik yang menggelegar dan disediakan vodka.”

Shisa Nyama di Afrika Selatan

Kayu untuk barbekyu di Lockhart, Texas

Meskip begitu, mereka berdua paling menyukai daging yang rasanya mengingatkan akan Australia. Meskipun dagingnya dianggap biasa-biasa saja tidak seperti marmut yang diisi batu bara. “Kami berdua sangat menyukai sosis Australia yang disajikan dengan roti. Ini mengingatkan kami akan masa kecil dulu.” Kerinduan akan masa lalu yang membuat para pengungsi Suriah membuka restoran barbecue di kamp pengungsi Zaatari di Yordania. “Mereka sudah lama tidak merasakan tempat kelahirannya,” kata Salleh. “Karena itulah mereka membangung restoran tersebut, karena ingin tetap mengingat kenangan akan masa lalu dan bisa berkumpul dengan orang lain.

Iklan

Orang-orang yang menjalankan restoran ini pernah memiliki restoran sendiri di Damaskus. Mereka hanya ingin melanjutkan hidup seperti sedia kala.”

“Barbecue” merupakan kata yang menggugah ingatan. Bagi saya pribadi, barbecue mengingatkan atas masa kecil saya di pinggiran kota yang kalau dipikir-pikir tampak seperti versi rendahan The Slap. Kami sering mengadakan pesta barbekyu di halaman belakang rumah kami dan mengundang orang-orang dari berbagai negara. Mereka akan membawa daging yang berbeda-beda untuk dipanggang. Saya sudah lama menjadi vegetarian dan pindah ke kota, tapi aroma daging asap sudah tertancap di benakku. Rasanya saya bisa merasakannya langsung saat sedang menulis artikel ini. Saat saya beranjak dewasa, saya baru sadar kalau barbecue adalah sebuah kisah yang sering diceritakan oleh orang Australia, terutama kami yang berkulit putih.

Bakar daging di pinggir jalan Uruguay

Tradisi barbekyu Australia di Cornwall Hotel

Tucker dan Salleh menganggap barbecue lebih dari itu, dan mereka memang sangat meyakinkan.

“Kami membuat film ini karena ingin menunjukkan bahwa budaya yang berbeda ternyata memiliki banyak kesamaan juga. Lalu, selama setahun terakhir, mereka yang berusaha berusaha menunjukkan kalau kita berbeda. Tapi yang mengagumkan bagi kami, orang-orang biasa seperti kita malah tidak peduli hal itu. Kami menemukan bahwa orang-orang bisa bersikap toleran meskipun banyak perbedaan yang mereka miliki. Tidak peduli di restoran barbecue yang ada di Texas atau di perbatasan Suriah, semua orang hanya ingin bisa akrab satu sama lain.”

Iklan

Shawarma di Kamp Pengungsi Zaatari, Yordania

Tradisi bakar daging disebut Boodog di Mongolia

Barbkeyu di Lexington, Kentucky

Texas

Shisa Nyama di Sbu's Lounge Durban, Afrika Selatan

Khorovats kesukaan orang Armenia di pinggir sungai

Orang Afsel bakar daging di KwaMashu

Restoran barbekyu di Wichita Falls, Texas

Engangsgrill di Sweden

cara orang Mongoli melakukan boodog

Inilah hewan yak, saudara jauh kerbau yang menjadi bahan baku daging bakar Mongolia. Peternak setempat sedang memerah susu Yak

Kalian bisa menonton film dokumenter ini di Netflix.

Follow Kat di Twitter