Seri Foto Angga Pratama Merekam Warna-Warni Estetika Jalanan Kaos Kampanye Parpol
Semua foto oleh Angga Pratama.

FYI.

This story is over 5 years old.

Foto Esai

Merekam Warna-Warni Estetika Jalanan Kaos Kampanye Parpol

Siapa bilang pakai kaos kampanye bekas pemilu lalu otomatis terlihat norak? Kaos macam ini justru punya 'street look' yang unik, sekaligus mengingatkan kita betapa rentan ambisi politik di negara ini.

Dalam hidup, bukan cuma memori pahit jejak digital yang nyaris mustahil kita hapus keberadaannya. Ingat, ada pula kaos kampanye pemilu yang bergambar wajahmu, kalau kamu termasuk calon anggota legislatif, calon kepala daerah, atau malah calon presiden yang sempat berniat merebut simpati rakyat. Kaos tersebut abadi sekalipun kamu mencalonkan diri dan gagal menang pemilu. Lebih sedih lagi kalau ternyata kamu berhasrat jadi calon presiden atau gubernur, tapi ternyata enggak ada satupun partai tertarik mengusungmu.

Iklan

Kaos-kaos kampanye itu abadi di tengah-tengah masyarakat yang pernah kamu gombali.

Di Indonesia, kaos menjadi salah satu alat kampanye paling lazim diproduksi partai atau calon politikus. Kaos bergambar calon atau logo partai senantiasa dianggap fungsional, bisa dipakai siapapun dalam kondisi apapun. Selama pakaian tersebut belum rusak, maka fungsinya sebagai materi kampanye masih tersampaikan—tak perlu arak-arakan motor atau bikin kampanye berbalut pesta dangdutan.

Sebaliknya, buat perajin kaos, momen pilkada atau pemilu presiden mendatangkan untung besar. Rerata untung yang diraup pedagang kaos menjelang pemilihan umum bisa mencapai Rp5-7 miliar (kalau partai dan calonnya enggak kabur sebelum bayar sisa pelunasan DP ya).

Masalahnya, ada citra pengguna kaos partai hanya mereka dari kalangan menengah ke bawah. Perspektif klasis kayak gini muncul gara-gara kaos kampanye punya bahan kain yang kurang bagus dan biasanya disebar gratis. Satu kaos kampanye ongkos dasarnya cuma Rp10 ribu. Lantas, karena desainnya berdasar motto partai atau pasangan tertentu, kaos macam ini lekang oleh waktu (coba, kalian ada yang masih ingat enggak sama kaos pasangan WIN-HT atau Mega-Pro?)

Namun benarkah kaos kampanye selalu terkesan norak dan kurang cocok dipakai di luar musim pemilu? Betulkah kaos buatan partai atau paslon tertentu secara estetika tidak bisa dianggap sebagai bagian dari streetstyle kebanyakan? Menurut kami sih enggak. Kaos pemilu justru punya pesona yang amat unik dari aspek desain. Ngejreng memang, tapi kadang komposisi warna, gambar, dan sablon wajah paslonnya punya keindahan tersendiri.

Iklan

Aspek menarik lainnya, kaos macam ini mengabadikan janji-janji politik yang tidak akan terpenuhi—plus, sangat mungkin membangkitkan luka lama para bohir yang mengongkosi pembuatannya. Contohnya, kami memperoleh stok kaos-kaos pencalonan AHY-Silvi yang gagal menjadi DKI 1, kaos dengan gambar aspirasi pencalonan Jokowi-Muhaimin Iskandar di Pemilu 2019 yang hmm, sudah jelas gagal total. Kami pun menemukan kaos bertuliskan "Aburizal Bakrie Presidenku" yang entah kapan bakal terwujud.

Selama dua pekan belakangan, tim VICE, ditemani fotografer Angga Pratama, bergerilya mencari kaos-kaos kampanye yang menurut kami menarik dari aspek desain, dan cocok dipadupadankan dengan gaya busana streetstyle. Supaya lebih nampol, kami sekalian memasang berbagai bendera parpol di negara ini sebagai latar belakang fotonya. Hasilnya, kami merasa siapapun tidak akan terlihat norak saat mengenakan kaos kampanye, asal padu-padannya tepat. Pencarian kami sekaligus membuka mata—selain kaos kampanye tetap bisa membuat siapapun stylish—betapa fana harapan dan janji politik di negeri ini. Dari kaos kampanye, kita bisa memperoleh banyak cerita. Kaos macam ini bukan sekadar jalinan benang. Ada humor gelap, harapan yang kandas, ambisi, hingga ribuan janji yang entah kapan bisa ditepati.


Fotografer: Angga Pratama
Pengarah Gaya: Arzia Wargadiredja Bahan Kaos:
Sujay 5 Workshop
Jl. Tosiga VII No.9, RT.14/RW.4, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11530 0852-8307-6789
Pabrik Kaos:
Jl. Arsip 2, RT.9/RW.7, Srengseng Sawah, Jagakarsa, DKI Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12640 | 0812-8769-7778

Model: Adi Renaldi, Yvvete Tanamal, Firman Dicho Rivan, Farraz Tandjoeng
Make up: Dini Lestari
Wardrobe: Ilyas Rivani