FYI.

This story is over 5 years old.

Panduan Akhir Pekan

Panduan Bersenang-Senang Akhir Pekan: Rilis Future Collective, DWP, dan Death Metal di Rossi

Kalau mau, bisa juga nonton Star Wars atau baca buku Iksaka Banu di rumah atau kosanmu
kolase oleh Dini Lestari

Buat kamu-kamu yang belum tahu ada acara apa saja di mana saja wiken ini, kami sediakan panduan bersenang-senang akhir pekan.

Jadilah yang Pertama Mendengarkan Rilisan Baru Future Collective dan Voyagers of Icarie

Mampirlah ke UP, Pelaspas untuk menyaksikan unit elektronik menjanjikan Jakarta, Future Collective merilis album penuh debut mereka, ‘Mundo Animal.’ Turut bermain menemani mereka adalah Voyagers of Icarie, band dreamy pop gelap yang cult—karena manggung setahun sekali—yang juga merilis (akhirnya) ‘To The Hollow.’ Selain ada listening session dan mini talk show tentang kedua rilisan tersebut, anggota dari kedua grup itu akan memutar tembang-tembang favoritnya di belakang deck DJ guna menghibur Jumat malammu. - Yudhistira Agato

Iklan

Tonton The Last Jedi, Film Terbaru dari Seri Epik Star Wars

Saga terbaru dari galaksi nun jauh di sana sudah tiba, dan penulis-sutradara Rian Johnson berhasil menawarkan salah satu film paling emosional dan penuh empati dari seri Star Wars. Johnson berhasil menyeimbangkan petualangan baru dengan mitos lama; keseruan pertemuan Rey dengan Luke Skywalker; pertarungan mematikan antara the Resistance dan The First Order; namun yang lebih penting, sisi terang melawan sisi gelap. Sama seperti karya J.J. Abrams lewat The Force Awakens, Johnson meneruskan warisan Star Wars dengan membawa semua elemen lama yang dinanti-nantikan, sambil menambahkan konflik yang kompleks dan dilema internal bagi para karakter favorit kita. Buruan ke bioskop. —Aditya Putra

Party Sampe Mampus di Djakarta Warehouse Project dan Block Party

Biarpun dikerubungi kontroversi dan protes, nampaknya Djakarta Warehouse Project atau DWP, selaku festival musik EDM terbesar di Asia Tenggara kembali akan dikunjungi ribuan orang di JIEXPO Kemayoran. Untuk pertama kalinya, DWP menawarkan musisi hip-hop tahun ini, di antaranya Desiigner, roster label 88 Rising, dan tentu saja rapper penuh sensasi Indonesia, Rich Chigga. Ingin juga menyaksikan aksi keren Flume atau Marshmello? Langsung aja mampir ke Kemayoran

Masih belum puas pesta? Abis basian lewat, langsung aja ke Jalan Taman Kemang di hari Minggu karena jalan menuju Parc19 akan ditutup demi dibangunnya dua area party. Akan menghiburmu adalah Soulection dari Los Angeles, The Flexican dan Rouche Musique sementara UBC, Cul de Sac dan Pon Your Tone akan mewakili talenta dalam negeri. Bilang gih sama bos Senen elo gak bisa masuk kerja.
Regan Reuben

Iklan

Headbang di Bawah Iringan Death Metal di Rossi Musik

Hari Minggu ini, label indie spesialis musik garang Jakarta, Grieve Records akan mengadakan versi ke-11 gig bulanan/dua-bulanan/seenaknya mereka, Grieving The Earth di Rossi Musik. Selalu menawarkan band-band Indonesia menjanjikan, dan kadang band luar negeri yang sedang tur, GTE akan menghapus rasa hausmu untuk musik yang kasar, heavy dan brutal. Tampil di acara adalah Incinerated, band death metal dari Cirebon. Band post-punk Bandung, Succubus, unit screamo Jakarta, Rekah akan membuka acara bersama Manumanasa, Orestes dan Masakre.

Yudhistira Agato

Baca Novel Terbaru Iksaka Banu, Sang Raja

Gak doyan keramaian atau males keluar rumah? Tenang, kamu bisa menghabiskan waktu membaca buku fiksi biografi

Sang Raja

(diterbitkan KPG) berkisah tentang tokoh luar biasa: Nitisemito, pengusaha asal Kudus, Jawa Tengah, konglomerat pribumi jawa berkat bisnis rokok kretek. Kisah hidupnya dituliskan begitu menawan oleh Iksaka Banu—sastrawan spesialis tema-tema sejarah era kolonial Indonesia yang sebelumnya sudah menggondol penghargaan prosa terbaik Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 untuk kumpulan cerpennya

Semua Untuk Hindia

.

Sang Raja narasinya unik. Iksaka gemar memanfaatkan karakter lelaki Belanda totok untuk menjadi mata bagi pembaca. Si tokoh utama adalah akuntan yang bekerja untuk Nitisemito. Ada banyak nuansa soal tema penjajahan, rasisme, bisnis rokok, serta tokoh sebesar Nitisemito dari buku ini yang membuat kalian lebih optimis memandang hidup. Kalian mungkin tak akan tercatat di lembaran sejarah sampai dibikin novel seperti Nitisemito, tapi setidaknya kalian sudah membaca novel yang keren .— Ardyan Erlangga.