Foto dari cuplikan Hyperdrive dari arsip Netflix.
Aku bukan tipe orang yang gila mobil. Mengemudi mobil aja sudah malas, apalagi balapan. Aku juga enggak pernah mengikuti film Fast and the Furious. Tapi, entah kenapa aku ketagihan nonton Hyperdrive.Ibaratnya American Ninja Warrior dan The Fast and the Furious: Tokyo Drift punya anak, maka Hyperdrive lah anaknya. Daripada bingung mau nonton apa sambil nungguin Queer Eye, mending kalian tonton ajang kompetisi balapan ini karena acaranya memang keren abis.Premisnya sederhana, Hyperdrive menyajikan tantangan ala American Ninja Warrior tapi pesertanya mengendarai mobil balap warna-warni yang super cepat dan berisik. Tantangan yang harus dilalui pun sama konyolnya. Pembalap mesti nge-drift untuk menabrak target di sisinya, ngebut demi menghindari serangan meriam air, memutar mobil buat menabrak lebih banyak target, dan melakukan narrow turn melalui truk kontainer. Lombanya berlangsung di lapangan berlampu neon dekat pabrik Rochester, yang bikin suasananya terasa antara NASCAR dan vaporwave.Berhubung ini acara reality TV, beberapa karakternya orang sungguhan seperti pembalap Jepang bernama Fielding Shredder yang biasa memanggil dirinya “drift sensei” dan bocah bertalenta dari Brasil.Memang sih dramanya banyak yang lebay, seperti kehidupan ekonomi pembalapnya (Ayah pembalap muda dari Afrika Selatan menjual truknya supaya dia bisa ikut lomba ini, atau lelaki kaya raya yang biasa mengendarai Lamborghini yang telah dimodifikasi sedemikian rupa) sampai penghancuran mobil massal.Harus diakui, enggak ada pesan-pesan positif atau inspiratif yang bisa kita dapatkan habis nonton Hyperdrive. Tapi siapa peduli coba? Kalian pasti terhibur menyaksikannya!Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.
Iklan
