FYI.

This story is over 5 years old.

The VICE Guide to Right Now

Penelitian: Anjing Lebih Menyukai Orang-Orang Baik

Anjing kelihatannya tidak pilih-pilih teman. Rupanya mereka rutin menilai tindak tanduk manusia. Semakin kamu ramah, mereka juga akan bersikap manis padamu.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia.

Anjing peliharaan kalian mungkin selalu terlihat manis, penurut dan tak bersalah, seakan punya cinta tak bersyarat padamu—nyatanya, anjing peliharaanmu menilai tindak tanduk manusia dari waktu ke waktu. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan di Kyoto University, anjing dan monyet selalu memperhatikan bagaimana manusia memperlakukan sesama. Kedua jenis hewan ini akan makin menyanyangi manusia, jika mereka memperlakukan orang lain dengan baik. Intinya, anjing dan monyet benci orang brengsek. Eksperimen dipimpin oleh psikolog komparatif  James Anderson ini mencatat bila monyet capuchin terus memperhatikan perilaku seorang aktor manusia saat mengeluarkan sebuah mainan dari sebuah kontainer. Monyet itu melihat sang aktor menghampiri aktor lain. Bisa saja orang yang didatangi menolong atau menolak permintaan aktor pertama. Setelah itu, kedua aktor menawari sang monyet makanan. Ketika aktor kedua menolong sang aktor pertama, monyet tak rewel memilih makanan mana yang dia makan. Namun, ketika aktor kedua membantu aktor pertama, monyet dalam eksperimen ini hanya memakan apa yang ditawarkan aktor pertama.

Anjing juga menunjukkan tendensi yang sama. Anjing akan menyalak pada mereka yang tindak-tanduknya tak begitu baik. Para peneliti meminta pemilik anjing berusaha mengeluarkan bola mainan dari kontainer, sementara dua aktor lainnya menonton saja. Dalam satu skenario, salah satu aktor menolong sang pemilik, sementara aktor lainnya cuma menonton tanpa harus turun tangan. Di skenarip lainnya, aktor pertama menolak menolong sang pemilik dan aktor lainnya cuma diam menonton. Hasilnya, ketika kedua aktor menawarkan makanan, sang anjing tak pilih-pilih, dia bisa mengambil makanan dari mana pun. Namun, jika skenario kedua yang dijalani. Sang anjing akan memilih makanan yang disuguhkan oleh aktor yang diam menonton semata. Rupanya, bagi anjing, menjadi seorang yang brengsek adalah dosa yang tak termaafkan.

Anderson  percaya bahwa binatang-binatang ini menunjukkan respon mereka terhadap tindakan antisosial, miriplah dengan respon manusia. "Pada manusia, ada semacam sensitivitas purba terhadap perilaku antisosial. Lalu setelah manusia tumbuh dewasa, lewat pendidikan dan budaya, sensitivitas ini berkembang menjadi nilai-nilai moral," ujar Anderson, seperti dikutip Scientific American. Reaksi anjing dan monyet bisa jadi adalah praktek koreksi terhadap perilaku-perilaku yang tak mengenakkan. Prinsipnya, jika monyet di alam liar memiliki respon serupa, bisa jadi ini dilakukan untuk "mengusir" perilaku anti sosial salah satu anggota kawanannya. Ini menujukkan, jangankan manusia, monyet saja selalu ingin berteman dan untuk bisa bertema, monyet harus berperilaku baik.

Lalu bagaimana menjelaskan perilaku anjing dalam eksperimen di atas? Anjing, seperti yang kita tahu, telah berevolusi menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Alhasil, mereka jadi makin sensitif dengan tingkah laku tuannya, bukan saja pada anjing tapi pada sesama manusia. Jadi, sebaiknya sebisa mungkin hindari pertengkaran sengit dengan pemilik anjing lainnya ketika sedang playdate di taman misalnya. Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya yang mengungkap bahwa anjing mengerti kata-kata manusia dan  tone ketika kata-kata itu dilontarkan.

Tapi, ini bukan berarti anjing selalu ingin diuwel-uwel manusia. Asal anda tahu, kata para peneliti sih anjing sebenarnya engga suka dipeluk. Duh.