Musik

Sudah Waktunya Musisi Berhenti Bikin Album yang Durasinya Kepanjangan

Berkaca pada perilaku pendengar era streaming, 10-12 lagu saja sudah cukup. Kita gak butuh lebih dari 20 lagu dalam satu album, seperti dilakukan Drake atau Kanye.
Album terbaru Drake dan Kanye West dikritik karena durasinya terlalu panjang
Kolase: VICE / Foto: Alamy

Seandainya kita mendengarkan sekaligus album terbaru Kanye West Donda dan Certified Lover Boy-nya Drake, maka butuh lebih dari tiga jam untuk selesai sampai lagu terakhir. Tiga jam kurang lebih seperti pergi naik mobil ke Bandung saat jalanan macet, atau menonton film Titanic.

Iklan

Akan tetapi, menyaksikan Leonardo DiCaprio muda menggoda Kate Winslet jauh lebih mending daripada mendengarkan dua rapper papan atas tiada hentinya memamerkan kehebatan mereka dalam album yang seolah tak berujung.

Beberapa pendengar mengeluh Donda kepanjangan, sedangkan jurnalis menyebut Certified Lover Boy membosankan dan mengecewakan. Namun, terlepas dari semua itu, Kanye dan Drake (saat ini menduduki nomor satu di tangga album AS selama tiga minggu berturut-turut) masih meraup angka penjualan yang fantastis. Hal ini menunjukkan reaksi negatif dan kritik takkan mampu menghentikan industri musik dari merilis album berdurasi panjang dalam waktu dekat.

Kenapa bisa begitu? Billboard memasukkan streaming ke dalam perhitungan tangga musik sejak 2014. Asosiasi Industri Rekaman Amerika mengikuti jejaknya dua tahun kemudian, dan menjadikannya pertimbangan sertifikasi album. Dengan ditetapkannya 30 detik pertama lagu sebagai penentu royalti, perubahan aturan streaming memberikan peluang bagi musisi untuk menggarap album sepanjang mungkin. Melewati lagu setelah 30 detik sudah termasuk streaming, menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

Iklan

Album Chris Brown yang dirilis pada 2017, Heartbreak On A Full Moon, memang tidak mendapatkan satu pun Top 40 di AS, tapi setidaknya album yang berisi 45 lagu ini mendapat sertifikat emas dalam waktu kurang dari dua minggu. Namun, terlepas dari penjualannya yang tinggi, kita harus mengakui sebagian besar album berdurasi panjang yang dirilis sejak 2016 cukup mengecewakan.

Dari dua album Migos yang membosankan (Culture II dan Culture III yang totalnya ada 43 lagu), Lana Del Rey yang memaksa kita mendengarkan ballad elevator jazz selama satu jam 15 menit dalam Lust For Life, jangan lupakan juga album Scorpion milik Drake yang mengecewakan (berdurasi 90 menit), bisa dibilang album-album panjang seringkali malah tak mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi pendengar.

Musisi di masa lalu biasanya menyukai tantangan merilis double album, tapi beberapa tahun belakangan musisi papan atas seolah-olah cuma bikin playlist daripada menyusun proyek yang kohesif. Kumpulan lagunya mungkin menyesuaikan genre dan suasana hati, tapi gagal memberikan garis yang menghubungkan semuanya. Sebagai pendengar, sulit sekali merasa puas dengan suatu album, mengingat belakangan ini bintang pop mengeluarkan seluruh konten hard drive mereka.

Iklan

Walaupun merilis album panjang dapat meningkatkan penjualan melalui intrik awal, kesan yang dirasakan pendengar kemungkinan akan cepat mereda. Cara kita menikmati musik sudah berubah. 54 persen konsumen global mendengarkan lebih sedikit album, tak seperti 5-10 tahun lalu. Platform streaming musik Deezer menunjukkan 15 persen pengguna di bawah 25 tahun tak pernah mendengarkan album secara keseluruhan. Sebanyak 42 persen dari kalangan usia ini lebih suka mendengarkan lagu favorit secara shuffle atau satu per satu.

Di zaman serba online yang penuh distraksi, tak ada yang membutuhkan album pop sepanjang dua jam. Dari Nevermind sampai Illmatic, beberapa album terbaik sepanjang masa hampir tidak meraup keuntungan hingga dua digit. Namun, pendengar tak pernah bosan mendengarkan album-album itu. Mereka memutar lagunya berulang kali, menjadikannya soundtrack kehidupan.

Kesan abadi ini mungkin sulit didapatkan oleh Donda atau Certified Lover Boy. Pada akhirnya, menciptakan karya seni yang panjang dan lama adalah kesenangan “auteur” yang jadi hak mutlak musisinya. Akan tetapi, di dunia yang sibuk dan kurangnya waktu untuk menikmati apa pun, proyek album semacam ini terasa kurang relevan dengan cara kita menjalani hidup. Kalau kalian belum mendengarkan Donda dan Certified Lover Boy, saya sarankan mending tidak usah sekalian. Lebih baik nonton film Titanic lagi.

@thobbsjourno