Air Minum

Air Minum Punya Rasa Beda-Beda Lho, Ini Buktinya

Ternyata ini alasannya mengapa air mineral merek A terasa lebih sepat daripada air minum merek B.
Air Minum Punya Rasa Beda-Beda, Menurut Spesialis Air Minum
Kolase: VICE / Foto dari Timo Bausch and Doran Binder

Keluarga saya cukup pilih-pilih sebelum membeli air minum. Baik itu saat makan di luar maupun menstok air galon di rumah, kami tidak pernah mau membeli suatu merek karena rasanya kurang enak. Ya, serius. Saya tidak mengada-ada. Pembaca sekalian mungkin menganggap semua air minum sama saja, tapi kami punya pendapat lain.

Setelah sempat berpikir kami terlalu lebay, saya menemukan fakta bahwa memang benar air minum memiliki rasa hingga kualitas yang berbeda-beda, tergantung kandungan mineralnya. Bahkan di dunia ini, ada profesi khusus yang tugasnya menentukan rasa air minum.

Iklan

“Air murni H2O merupakan hasil penyulingan yang sama sekali tidak mengandung mineral, sehingga kurang bagus untuk tubuh manusia. Air ini cocoknya buat aki mobil atau alat elektronik,” terang Doran Binder, sommelier air minum di Britania Raya. Sehari-hari, Binder mencicipi air minum layaknya menyesap anggur merah. Baginya, setiap jenis air punya rasa yang unik.

Kalau kamu berpikir tidak ada bedanya, hal itu sebenarnya karena air minum telah kehilangan rasa alaminya.

Air suling, air murni atau air ledeng biasanya disaring dan diolah secara ketat hingga aman untuk dikonsumsi. Proses penyaringannya bermacam-macam, tapi umumnya akan membuang kontaminan berbahaya seperti bakteri, bahan kimia dan racun yang terkandung dalam sumber air. Karena proses inilah kandungan mineral alaminya ikut tersaring, meski terkadang akan ditambah lagi ke dalam air olahan supaya lebih enak rasanya.

“Kebanyakan orang lebih suka air yang rasanya netral, seperti air minum rendah mineral, air murni, atau air ledeng,” ujar Timo Bausch, sommelier yang mendirikan perusahaan khusus menentukan kualitas rasa air minum di Jerman.

Iklan

Sebaliknya, air minum kemasan (biasa disebut “air mineral”) diuji dan disertifikasi tanpa melalui proses pengolahan, sehingga mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, potasium, zat besi dan seng. Semua kandungan mineral ini bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti menurunkan tekanan darah, memperlancar peredaran darah, memelihara kesehatan tulang dan melancarkan saluran pencernaan.

Binder mengumpamakan kadar mineral air seperti sidik jari manusia—tidak ada yang sama persis. Hal ini disebabkan oleh “perjalanan air melalui unsur geologi”. Dengan kata lain, airnya mengandung mineral apa pun yang berada di tempatnya mengalir.

“Air mineral murni berasal dari endapan yang tidak terkontaminasi. Dalam siklusnya, air akan menyerap mineral dari setiap lapisan batuan yang dilalui. Semakin lambat alirannya, semakin banyak mineral yang terserap air. Kandungan mineral inilah yang nantinya menciptakan rasa air minum,” Bausch menjelaskan.

Air akan terasa asin jika mengandung banyak natrium klorida atau garam, sedangkan tingginya kadar magnesium akan menciptakan rasa manis atau pahit, tergantung orang yang meminum airnya.

Bausch mengutarakan mulut kita biasanya akan terasa kering setelah mengonsumsi air yang tinggi kalsium atau kapur. Begitu pula halnya dengan air yang kandungan mineralnya rendah. Menurut Binder, air minum ini menyerap mineral dalam mulut, sehingga meninggalkan rasa logam disertai dengan mulut kering. Sementara itu, gas vulkanik yang terlarut dalam sumber mata air akan menghasilkan sparkling water, atau air minum jernih yang memiliki gelembung udara mirip soda.

Iklan

Rasa air yang kaya mineral umumnya lebih kuat dan berkarakter, tapi bukan berarti enak dikonsumsi sehari-hari. Sebagian orang malah merasa aneh meminum air yang berkarakter, sehingga mereka lebih memilih air yang tidak ada rasanya. 

Air yang hambar atau membuat mulut kering bisa jadi kekurangan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, tapi air yang kaya mineral umumnya mahal dan sulit diperoleh. Setiap orang juga punya selera mereka masing-masing, sehingga tidak ada air yang bisa disebut memiliki kualitas dan rasa terbaik. Rasa air minum barangkali bukan yang terpenting bagi kebanyakan orang. Namun, menurut Binder, begitu kamu menyadari rasa air berbeda-beda, kebiasaan minum kamu takkan lagi sama seperti dulu.

Binder dan Bausch sama-sama mengatakan, kamu sendirilah yang berhak menentukan rasa air yang kamu sukai. Selama kamu mampu menjaga tubuh tetap terhidrasi, asal-usul maupun proses pengolahan air menjadi nomor sekian.

“Menurut prinsip saya, carilah air yang rasanya kamu sukai,” ujar Binder. “Tak peduli air minumnya berjenis apa dan memiliki kandungan mineral apa, yang penting kamu tidak kurang minum.”

Follow Romano Santos di Instagram.