FYI.

This story is over 5 years old.

Sepakbola

Menyelidiki Alasan Lagu Video Highlight Sepakbola di Youtube Ancur dan Norak Semua

Sering banget soundtrack-nya techno kacrut jedag-jedug ga karuan. Udahlah bos, ganti musik kalau enggak video bolamu bakal kami mute.
Ronaldinho di masa jayanya membela timnas Brasil
Ronaldinho di masa jayanya enak dilihat lewat video Youtube. Sayang soundtrack-nya kacrut. Foto oleh Ron Scheffler-USA TODAY Sports

Siapapun yang menggemari sepakbola, kalian pasti pernah jadi korban soundtrack video ulasan singkat pemain atau pertandingan (biasa disebut highlight) sepakbola via YouTube. Umumnya sih, begini kejadiannya: kamu nyari video highlight skill Ronaldinho—ngaku aja kalian sering melakukannya di jam-jam kerja kan?—dari YouTube. Setelah mengetik kata kunci di kolom pencarian, kalian akan menemukan, salah satunya, video berjudul " Ronaldinho Ultimate Legendary Skills."

Iklan

Cocok tuh. Kalian bersiap menikmati cupilkan skill dewa dari dribble yang enggak manusiawi hingga golazo dari Ronaldo yang bikin kita berdecak kagum.

Mendadak kamu sadar, speaker laptopmu masih menyala. Lalu track techno cupu dan bangsat itu langsung menghajar telinga kalian (trus satu ruangan tahu deh, kamu nyolong browsing video bola pas jam kerja. Ngehek).

Nah ini dia, salah satu misteri paling nyebelin di internet. Coba deh cari video YouTube bintang sepakbola manapun, dari zaman kapanpun. Urutkan hasil pencarian kamu berdasarkan view count. Dijamin, kamu akan mendapati soundtrack-soundtrack busuk di tiap video yang sudah jutaan kali ditonton itu, masalah utamanya satu sih: soundtracknya enggak nyambung sama sekali dengan keagungan skill mengolah bola dalam videonya.

Kalau boleh jujur nih, kita mending nonton video-video tadi dalam kesunyian, alias enggak diiringi soundtrack apapun. Malah, sebagian besar orang pasti selalu mematikan speaker saat menonton video-video bola di Internet.

Lagian, kenapa sih kudu banget ada soundtracknya? Apa coba hubungan skill Messi sama bass line yang menghentak? Kita kan nonton cuplikan aksi bintang sepakbola, bukan mau dugem di Mangga Besar. Masalah lain, maraknya soundtrack yang enggak nyambung dan berkualitas busuk seperti ini seakan dianggap keharusan video sepakbola sama para uploader video dan penggemar bola. Sampai-sampai dua tahun lalu satu pejabat FIFA menambahkan musik latar dramatis buat membalas komedian John Oliver saat menyangkal dirinya terlibat dalam skandal suap FIFA. Udah kayak penyakit menular. Seakan-akan video bola wajib diiringi soundtrack jedag-jedug busuk.

Iklan

Jujur saja, sampai selesai nulis artikel ini saya belum dapat gambaran utuh kenapa musik kacrut sering banget dipakai pembuat video cuplikan sepakbola. Satu yang pasti, kita semua harus memerangi maraknya tren goblok tersebut. Karena ide ini sudah masuk kategori perang melawan kejumudan, saya buru-buru membaca kitab rujukan perang sepanjang masa, The Art of War, karya Sun Tzu. Sang maestro berpesan: "Jika kalian mengenal musuh dan diri kalian sendiri, kalian tak akan sekalipun celaka dalam ratusan perang yang kalian lakoni."

Baiklah. Mari kita kenali siapa saja musuh-musuh kita dalam dunia soundtrack kacrut video sepakbola. Penyelidikan kecil-kecilan ini semoga membantu memerangi kebodohan yang terlanjur mewabah.

Techno KW 3/EDM Dicomot Asal-Asalan

Dari sekian jenis soundtrack highlight sepakbola, track EDM/Techno jadi yang paling gampang ditemukan. Menurut hasil penelitian saya, yang jelas enggak ilmiah-ilmiah banget, sembilan dari sepuluh video highlight Ronaldinho sudah pasti diiringi soundtrack techno atau EDM.

Pengetahuan saya seputar dua genre musik elektronik itu dangkal banget. Untung saya kenal kontributor situs THUMP yang sering membahas kancah techno dunia, David Garber. Tanpa buang-buang waktu, saya langsung minta pandangan profesionalnya tentang fenomena kacrut sering mewarnai video bola di Internet.

Begini katanya: "Kok bisa-bisanya ada orang yang males banget kayak gini ya? Si uploader bukan cuma ngasal masang track progessive country house dari Avicii dan Aloe Blacc, "Wake Me Up" untuk jadi soundtrack highlight skill-nya Ronaldo. Si uploader gila itu bahkan enggak ragu memotong bagian hook doang dari track EDM itu, memainkannya berulang-ulang. Lagu yang aslinya lebih mirip gocekan Ronaldo. Dinamis banget, ada vokalnya pula! Namanya musik elektronik tuh pendengar harus dikasih buildup. Karena dipotong asal-asalan lagu-lagu techno tadi jadi kerasa jelek banget deh."

Iklan

Percayalah, saya cuma ngerti separuh penjelasan Garber di atas.

Pakar EDM andalan saya ternyata lebih suka pemakaian lagu techno dalam highlight sepakbola seperti video di atas. "Hanya ada satu Ronaldo sejati, dan dia berasal dari Brasil. Untungnya, ada segudang track buatan mantan anggota Swedish House Mafia yang bisa dicomot sebagai soundtrack kegemilangan Ronaldo versi KW asal Portugal.

Menurut saya track berjudul "Don't You Worry" lumayan pas mengiringi rekaman video kepiawaian Ronaldo, lantaran gaya bermainnya yang isinya enggak perlu kita pedulikan, ga perlu worry coy. Ronaldo Portugal mah pasti selama 90 menit nyoba melakukan tembakan ke arah gawang. Gol. Balik lagi nyerang. Gol lagi. Cocok. Jadi, yang buat video satu ini, pemilihan lagunya kami kasih nilai C+ deh."

Eh, ternyata soundtrack EDM dalam video highlight sepakbola enggak semuanya secupu yang saya duga. Garber dibikin kagum sama video di atas. "Ya ampun, si uploader video Messi ini kayaknya bikin DJ set betulan mengiringi cuplikan aksi sang dewa di Piala Dunia 2014. Ada p track house yang menggedor, sedikit drumm and bass, serta beberapa bagian buildup vokal emosional. Mereka bahkan mencampurkan teriakan perayaan para komentator di bagian drop tracknya. Pinter. Ini siapa sih yang bikin videonya. DJ Tiësto bukan?"

Sekali lagi, saya cuma paham separuh penjelasannya barusan.

Instrumental/Musik Klasik

Sejumlah uploader video sepakbola punya selera nyeleneh. Mereka pilih memasang musik klasik daripada track-track ala pesta rave tengah malam. Mungkin, mereka ingin memunculkan kesan agung, dengan mencomot lagu dari zaman ketika nyaris semua melodi tujuannya memuji kebesaran Tuhan. Biasanya sih buat momen-momen dramatis, ketika para suporter frustrasi dan kembali memohon pada Tuhan, setelah pada syirik karena menyembah Messi.

Iklan

Tapi, ada juga uploader video yang pilihannya agak nyeleneh. Misalnya video di atas. Kalian masih ingat enggak film yang—sorry nih spoiler buat yang belum nonton—bercerita tentang sepasang remaja pecandu obat-obatan terlarang yang dirilis lima belas tahun lalu. Di akhir cerita, salah satu remaja itu harus merelakan tangannya diamputasi sementara yang satu erpaksa mencari uang lewat cara yang enggak umum: ngewein dildo sambil ditonton sekelompok pria yang teriak-teriak “ass to ass?”.

Begitulah faktanya. Ada lho uploader yang memasang soundtrack Requiem for a Dream sebagai lagu latar untuk menggambarkan skill main bolanya Ronaldo asli!

Padahal menurut saya sih, lebih masuk akal kalau si uploader mencomot bagian instumental dari lagu Dark Horse milik Katy Perry, apalagi kalau dipadankan dengan video Cristiano Ronado. Alasannya jelas bukan karena Ronaldo dianggap kuda hitam dalam kancah sepakbola, tapi karena Ronaldo dan Katy Perry punya banyak kesamaan.

Dua-duanya individu bertampang memukau dengan talenta yang membuncah. Sayangnya, dua-duanya juga sering bikin orang risih gara-gara kelewat narsis. Eh tapi, ini berlaku juga buat 60 persen pesepakbola profesional dan 99 persen bintang pop, jadi kayaknya enggak nyambung juga sih kalau lagu Katy Perry dipasang mendampingi video Ronaldo pamer kelihaian mengolah si kulit bundar.

Satu yang pasti: lagunya bagus. Tapi, ya gitu deh.

Instrumental Dramatis Kayak Mau Perang

Sama-sama instrumental, tapi sisi EPIK-nya disetel mentok. Bayangkan track dengan vokalisasi yang panjang khas penyanyi opera dan beat drum yang ngebut. Atau gampangnya, mirip soundtrack film besutan Zack Snyder ketika kamera menyorot satu persatu aktor yang memerankan prajurit berbadan tegap sebelum turun ke medan perang.

Iklan

Pada praktiknya, musik dramatis seperti ini digunakan editor video amatir untuk membandingkan skill dua pesepakola ternama, misalnya Ronaldinho vs Messi, atau Ronaldinho vs Ronaldo, atau Ronaldo asli vs Ronaldo KW.

Enggak bisa dipungkiri, pemilihan soundtrack-soundtrack ini adalah contoh cara mengedit video yang malas dan kurang inspiratif. Hanya dari semunaa, yang paling manipulatif adalah video dengan soundtrack orang mau perang macam ini. Video-video ini menciptakan sensasi yang sebenarnya enggak ada dalam pertandingan sepakbola di mana pun.

Maksud saya gini sob. Tiap kali nonton pertandingan sepakbola yang ciamik, saya biasanya merasa tergugah, kagum dan terpesona. Nah, video-video dengan soundtrack jelang perang ini malah bikin saya pengin punya musuh biar bisa saya habisi demi memuaskan hasrat berkuasa Raja yang saya sanjung. Inikah lebay bin mubazir. Buat apa pengin punya musuh, wong saya lagi nonton skill-skill dewa Ronaldinho, pria yang dikenal cinta damai.

Di luar tiga kategori di atas, kadang kalian bisa menemukan video yang disertai track rap/hip-hop. Sayangnya, kualitasnya sama buruknya dengan single Fort Minor manapun.

Pendeknya, segala macam track penyerta video ini enggak ada yang beres. Mendingan dimute saja seperti komentar Bung Valentino Simanjuntak yang suka lebay.

Kemegahan sepakbola itu enggak tercipta dari beat-beat drum, apalagi beatnya Avicii. Kemegahan sepakbola datang dari riuh penonton dan suara komentator yang makin lama makin naik intensiya (tapi enggak lantas asal ngobral kata-kata enggak jelas kayak Bung Valens ya). “Score” seperti ini mengiringi detak jantung kita yang ikutan dag dig dug lebih, kayak score musik menjelang klimaks film.

Inilah alasan kenapa soundtrack video-video highlight sepakbola enggak ada yang beres: sepakbola sudah punya soundtrack alaminya sendiri!

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports