FYI.

This story is over 5 years old.

golf

Kakek 93 Tahun Cetak Hole-In-One di Permainan Golf Terakhir dalam Hidupnya

"Tuhan sepertinya tahu ini permainan golf terakhir dan Dia menghadiahiku sebuah hole-in-one."​ Ini cerita inspiratif aneh tapi nyata dari dunia olahraga golf.
Dicuplik via YouTube/picturethisohio 

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports

Saya enggak nangis, cuma sedikit, hmm, kelilipan, mungkin? Ben Bender, seorang pria baya berumur 93 tahun dari Zanesville, Ohio, Amerika Serikat berhasil mencetak pukulan hole-in-one di lapangan golf dekat kampung halamannya bulan lalu. Ini adalah hole-in-one pertama sekaligus terakhirnya sepanjang karir, seperti yang diungkapkannya pada Zanesville Times Recorder.

Iklan

Tenang, Pak Bender belum wafat kok. Cuma memang, dia memutuskan gantung stik golfnya setelah mencetak prestasi luar biasa itu—beliau sadar tubuhnya tak sepenuhnya bugar lagi karena mengidap bursitis di pinggulnya. Sekali lagi, jangan lupa, umurnya sudah 93 tahun.

Kejadian luar biasa itu terjadi saat Pak Bender sedang main golf bareng sohibnya di Green Valley. Begitu sampai di lubang ke tiga, Pak Bender mengambil stik 5-wood dan memukul bola golf. Tak dinyana, bola tersebut jatuh dekat lubang, berputar sebentar dan akhirnya masuk. Ini adalah hole-in-one pertamanya setelah main golf selama 65 tahun.

Pak Bender, hari itu, main barang beberapa lubang lagi sebelum memutuskan berhenti main golf—selamanya—dengan catatan yang luar biasa.

Sayangnya, tak ada rekaman yang mengabadikan kejadian mengharukan tersebut. Meski begitu tetap saja lubang itu sangat berarti bagi Opa Bender, seperti terungkap di video berikut:

“Aku beberapa kali pernah hampir mencetak hole-in-one. Yang ini bolanya berjalan lurus, memutari lubangnya dan akhirnya masuk,” ujar Pak Bender. “Aku cuma termangu saat menyaksikannya. Aku bermain barang beberapa lubang lagi. Cuma pinggulku sudah sakit dan akhirnya terpaksa harus berhenti. Tuhan sepertinya tahu ini permainan golf terakhir dan Dia menghadiahiku sebuah hole-in-one.”

“Aku suka bermain golf. Aku benci harus berhenti, tapi aku toh tak bisa bermain golf selamanya.”

Udah sampai di sini saja ceritanya. Kami tak berani tanggung jawab kalau kalian menangis sesenggukan di angkot, kantor atau mungkin ojek online yang kamu tumpangi.