FYI.

This story is over 5 years old.

Bertanya Buat Teman

Berapa Lama Sih Jus Jeruk Bisa Bertahan Di Luar Kulkas?

Kita selalu merasa jus jeruk menyehatkan. Tapi kalau udah seminggu gimana ya? Nih, kami tanya pakar gizi supaya kalian enggak bertanya-tanya lagi.
Foto ilustrasi jus jeruk dari Giada Canu/Stocksy

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Bertanya Buat Teman adalah rubrik khusus dari Tonic menjawab semua pertanyaan kalian seputar kesehatan, yang paling tolol sekalipun. Jadi, kalau ada teman yang punya masalah kesehatan tapi enggak berani tanya ke dokter, bisa kalian wakili lewat rubrik ini.


Begini Skenarionya:
Dalam sebuah upaya putus asa untuk menghindari flu yang sudah menjangkit 80 persen koleganya, temanmu jadi dikit-dikit minum jus jeruk—meski kamu udah bilangin bahwa kebanyakan jus enggak baik juga. Kemarin, dia terbangun dari tidur siang dan mendapati sebotol jus jeruk di meja dapur. Dia bertanya-tanya apakah dia bisa menghemat tiga puluh lima ribu dengan menaruh kembali botol itu ke dalam kulkas—atau apakah jusnya udah basi dan bisa-bisa dia malah kena penyakit yang lebih parah dari flu.

Iklan

Faktanya:
Lembaga Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyatakan kebiasaan meninggalkan bahan makanan atau minuman yang mudah rusak di luar kulkas selama dua jam atau lebih, berpeluang mengakibatkan bakteri berlipat ganda. Akibatnya kita berisiko terjangkit penyakit-penyakit bawaan makanan seperti salmonella dan E.coli. Di situs mereka, Tropicana berkata “kami tidak menyarankan untuk mengonsumsi jus dingin yang sudah dibiarkan di luar kulkas selama lebih dari tiga jam.” Sayangnya keterangan itu tidak menjelaskan alasan lebih detail. Kita tahu, minuman atau makanan ada yang gampang basi dan ada yang tahan lama—susu, misalnya, basi dengan cepat. Sebaliknya mentega bisa bertahan di luar kulkas selama berhari-hari. Tapi, meski mencegah lebih baik daripada mengobati, kalau kamu enggak sengaja meminumnya, itu bukan akhir dari dunia.

Yang Mungkin Terjadi:
“Karena sangat asam, jus jeruk yang dibeli di supermarket adalah satu dari segelintir produk yang tidak akan bikin kamu sakit kalau dibiarkan di luar kulkas,” kata Keith R. Shneider, guru besar makanan dan ahli gizi dari University of Florida. Alasannya, antara lain, adalah jus jeruk memiliki kadar keasaman (Ph) yang mirip saus tomat. Sementara lingkungan-lingkungan dengan tingkat asam yang tinggi membuat bakteri sulit berlipat ganda. (Itulah mengapa sebagain besar pengawet makanan adalah asam.) Karena jus jeruk yang dibeli di swalayan juga dipastir (dipanaskan) untuk membunuh bakteri berbahaya apapun seperti Salmonella atau E. Cili yang bisa saja terselip selama proses produksi, jadi kemungkinannya amat kecil kamu akan sakit, ujar Schneider. Meski begitu, jus jeruk yang tidak dimasukkan ke dalam kulkas akan rusak setelah beberapa jam dan rasanya pasti aneh. Saat jus jeruk berada di atas meja dapur, fermentasi mulai terjadi, dan memproduksi organisme asam laktat yang membuat rasanya jadi aneh.

Skenario Terburuk:
Ada satu pengecualian untuk semua skenario di atas: Kalau kamu meminum jus segar yang tidak dipasteurisasi, Schneider bilang mendingan langsung dibuang aja kalau sudah berada di luar kulkas. Jus segar cenderung kurang asam—terutama kalau jus jeruk cold-pressed tersebut dicampurkan dengan wortel atau buah-buahan atau sayur-mayur yang kurang asam. Tanpa proses pasteurisasi, jus jeruk yang berada di luar kulkas bisa meningkatkan risiko terjangkita penyakit bawaan makanan. Pathogen dari tangan yang memilih buahnya, atau mesin yang memeras buahnya, bisa mengkontaminasi jusnya lebih cepat lagi. Intinya: kamu bakal kena diare—atau malah bisa masuk rumah sakit.

Saran Terbaik Buat Temanmu:
Kalau dia beli jusnya dari toko, coba hirup baunya atau cicipi sedikit supaya tahu apa kualitasnya masih bagus. Kalau masih oke, taruh kembali ke dalam kulkas. Kalau ini jus segar? Udah deh, gak usah ambil risiko. Buang aja langsung dan selamat menangisi uang yang terbuang.